Sering saya dapati kejadian dimana ada anak balita (bawah lima tahun) yang menangis setelah gadget Ayah Bundanya diminta kembali. Bahkan, saya pun mendapati anak tersebut sering minta dibukakan aplikasi Youtube di gawai Ayah Bundanya. Ketika gadget itu kehabisan baterai, anak itu marah-marah dan membentak Ayahnya. Saking tidak teganya, akhirnya dialihkan ke tontonan lain di laptop, diajak keluar rumah juga tidak mau. Anda punya pengalaman serupa?
Jika iya, berarti anak Anda telah mengalami kecanduan gadget. Faktanya, kecanduan gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Di antara tanda-tanda anak kecanduan gadget antara lain:
- Anak merasa gelisah atau tidak tenang tanpa gadget
- Nyaman bermain gadget lebih dari satu jam
- Sering membantah atau marah ketika jauh dari gadget
- Anti sosial, susah untuk diajak ngobrol
- Terlambat bicara
- Waktu tidur jadi sedikit dan tidak teratur
Mengapa terjadi demikian? Tidak lain adalah karena pola asuh yang salah. Parents, idealnya anak-anak di golden period yaitu usia di bawah lima tahun memiliki perkembangan otak dengan cepat. Di periode ini, sangat tepat untuk memaksimalkan berbagai kemampuan dan kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosio emosional, dan spiritual. Stimulasi yang tepat dari Ayah Bunda akan menentukan kesuksesan golden period ini. Sebaliknya, jika pola asuh sudah tidak sesuai, maka efeknya akan terjadi pada anak, seperti yang dicirikan dengan enam tanda di atas. Jangan sampai golden period anak macet hanya karena gadget.
Dalam penelitiannya, Setianingsih (2018) menyampaikan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi didapatkan data 1346 kasus anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada tahun 2016. Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor masalah gangguan yang sering terjadi pada siswa-siswi saat disekolah adalah sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan sulit bersosialisasi. Hasil wawancara yang di lakukan pada beberapa orang tua di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor mengatakan bahwa anak-anak mereka sudah mengenal gadget sejak usia tiga tahun. Beberapa orang tua mengaku khawatir dengan perkembangan anaknya saat ini yang ketergantungan gadget. Para orang tua mengatakan bahwa anak mereka biasa menggunakan gadget satu sampai dua jam bahkan lebih untuk bermain dan menonton video.
Usia balita adalah usia yang tepat untuk menciptakan bonding yang kuat antara anak dan orangtuanya. Jauhkan gadget, rangkul anak dan ajak bermain bersama di luar rumah. Kenalkan literasi sejak dini. Sesekali kenalkanlah permainan tradisional. Nanti anak jadi jadul banget dong? Tidak demikian Ayah Bunda, justru anak akan menjadi trend setter dan berbeda dari anak-anak lainnya yang sudah terlanjur dekat dengan gadget. Menjadi trend setter di sini misalnya anak- anak yang lain sedang bermain gawai sendiri- sendiri, anak kita dengan lantangnya,”yuk, kita main petak umpet?”. Anak kita akan terlihat berbeda dan paling menarik perhatian, tentu saja terutama ketika anak lain sudah sangat jenuh.
Tenang Bun, akan ada masa yang tepat untuk mengenalkan gawai dan internet di era digital ini kepada anak. Ayah Bunda tidak perlu khawatir kalau nanti anak jadi gaptek, yakinlah nanti pasti mudah mengenal teknologi. Selain interaksi yang dibangun dari keluarga, lalu dari mana lagi?
Tentu tidak lain adalah memberikan tempat baru untuk anak melalui PAUD. Ya, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi persiapan awal anak di bawah enam tahun untuk membantu perkembangan kognitif dan sosial anak-anak prasekolah sebelum sekolah dasar. Di Indonesia, PAUD dapat berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK) dan Play Group (Kelompok Bermain). Keduanya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan. Secara jenis pendidikan, umur 0-2 tahun adalah masa pembimbingan, umur 3-4 tahun adalah masa bermain, umur 5-6 tahun adalah masa prasekolah, umur 7-12 tahun adalah masa pendidikan dasar, umur 13-15 tahun adalah masa pendidikan menengah pertama, umur 16-18 tahun adalah masa pendidikan menengah atas. Jadi di usia 0-6 tahun adalah masa-masa emas untuk memaksimalkan kemampuan anak sebelum ia memasuki pendidikan dasar.
Ayah Bunda, seberapa penting PAUD untuk anak kita? Mari kita bahas satu per satu.
- Meningkatkan kemampuan sosial dan emosional. Ketika anak-anak berada di PAUD, mereka akan memiliki teman-teman baru. Hal ini sangat baik untuk membiasakan anak mengenal lingkungannya, bermain secara aktif dan berinteraksi sosial dengan teman sebayanya. Selain itu, PAUD juga mengajarkan adanya nilai-nilai karakter baik untuk membangun jiwa dan kepribadian anak.
- Piawai dalam berbahasa. Siapa sangka ketika nanti ananda memasuki PAUD langsung fasih berbicara. Dengan pendampingan dari guru-guru kompeten, anak akan mudah menyerap kosakata baru per harinya di PAUD.
- Kemampuan motorik meningkat. Di PAUD, anak akan sering bermain dan bergerak. Tentu ini akan sangat bermanfaat bagi perkembangan motorik anak. Ajarkan anak untuk melakukan sesuatu secara mandiri, misalnya memegang sendok untuk makan, menempelkan sesuatu di kertas, mewarnai, atau stimulasi lainnya.
- Mengembangkan kreativitas anak. Ayah bunda, usia di bawah 6 tahun adalah momen terbaik untuk mengasah kreativitas anak karena akan beroengaruh pada kecerdasan dan kemampuan berpikir. Ajak anak untuk berkegiatan positif misalnya membuat kerajinan sederhana dari kardus atau kertas, atau juga melihat benda-benda bergerak untuk merangsang imajinasinya.
- Memberikan kecakapan hidup. Sesekali bisa diadakan cooking class, Friday cleaning atau semisalnya untuk mengenalkan anak life skills. Nah, harapannya bisa tertanam sejak awal sehingga jadi pembiasaan baik sampai di rumah dan lingkungan masyarakat.
- Meningkatkan kemampuan fisik anak. Biasanya di PAUD juga dilatih untuk berolahraga, seperti lari kecil, senam, ataupun gerak jalan sehingga fisik anak terjaga.
- Meningkatkan daya kognitif. Dengan guru-guru yang kompeten, anak diajarkan kemampuan berhitung, membaca, menghafal doa, ataupun melakukan project sederhana untuk menjawab sesuatu.
Apple Tree Pre-School BSD menyediakan itu semua. Dengan kurikulum Singapura, Bahasa Inggris dan Mandari sebagai bahasa pengantar harian maka sangat sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu, Apple Tree School BSD memiliki berbagai keunggulan, apa itu? Simak infografis berikut.
Pertama adalah laporan perkembangan anak secara berkala beserta pencapaian prestasinya. Yang menarik, disini anak juga diajak mengikuti field trip ke berbagai tempat. Ada juga kegiatan-kegiatan sekolah yang menunjang kemampuan kognitif, motorik anak. Tidak perlu ragu, fasilitas yang lengkap telah menunjang pembelajaran menyenangkan di sini. Yang paling utama, anak akan dibersamai oleh guru-guru terbaik dan friendly.
Contoh kegiatan filed trip-nya adalah sebagai berikut.
Apple Tree Pre-School BSD hadir untuk membawa anak memaksimalkan dunianya. Di era digital, sekolah ini menjawab kebutuhan parents yang ingin memberikan pendidikan berkualitas bagi ananda. Ayah Bunda, tentunya kita berharap agar PAUD dapat memberikan peran maksimal di zaman serba digital ini. Dengan formula yang tepat, baik itu peran orangtua, PAUD, ataupun lingkungan pertemanan anak itu sendiri, kita berharap anak mampu melejitkan potensi terbaiknya di golden period sehingga kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa. Yakin, mengurangi ketergantungan anak ke gadget akan memberikan dampak positif, agar tidak mengalami kemacetan tumbuh kembang di periode emasnya.
Artikel ini ditulis dalam rangka mengikuti Lomba Blog yang diadakan oleh Apple Tree Pre-School BSD dengan tema “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Era Digital”. Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya.
Ajak keluarga untuk hadir di Open House Apple’s Neighbourhood 7 September 2019. More information bisa kunjungi instagram @appletreebsd #appletreebsd
Ajak keluarga untuk hadir di Open House Apple’s Neighbourhood 7 September 2019. More information bisa kunjungi instagram @appletreebsd #appletreebsd