Pandemi Covid-19 bisa membuat ribuan nyawa mati, namun semangat untuk bangkit tidak boleh berhenti. Pandemi membuat gerak kita terbatas, tetapi tidak menghalangi lahirnya ide dan kreativitas.
Di tengah keterpurukan ekonomi, ternyata ada banyak cerita inspiratif dari mereka yang sedang menjalankan usaha. Saya mendengar kisah para pegiat UMKM lewat Festival UMKM Sembada 3. Melihat semangat mereka, optimis bahwa ada banyak cara untuk bertahan di tengah pandemi. Seperti apa kisah mereka? Simak selengkapnya pada artikel ini ya.
Akhir pekan kali ini saya isi dengan kegiatan produktif. Sabtu kemarin, saya gunakan untuk hadir dalam dua webinar. Keesokan harinya, saya gunakan untuk presentasi lomba dan datang ke Festival UMKM Sembada 3. Bertempat di Jogja City Mall, acara besutan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Kabupaten Sleman ini digelar dari tanggal 3 hingga 6 Desember 2020. Kegiatan ini juga dapat diikuti secara virtual melalui aplikasi Kendi Sembada yang dapat diunduh di Google Playstore. Dalam pembukaan pameran, Bupati Sleman menyampaikan tujuan pameran sebagai bentuk gotong royong membangkitkan kembali roda perekonomian bagi pelaku usaha.
Ketika saya sampai di lokasi, telah berjejer 143 UKM unggulan Sleman yang menyajikan produk-produk berkualitas. Dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, setiap pengunjung wajib mengenakan masker, memastikan dalam kondisi bersih, serta menjaga jarak.
Mina Sorghum
Dari sekian banyak stand yang ada, langkah kaki saya terhenti di stand Mina Sorghum. Dengan ramahnya, Bu Poppy, pemilik usaha ini mempersilakan saya untuk mencicipi brownies sorghum. Brownies yang biasanya kita nikmati dari olahan tepung terigu, ternyata bisa dibuat dari tepung sorghum. Uniknya, masih jarang sekali ada produk sejenis di pasaran.
Ketika saya ulik lebih jauh, ternyata usaha ini baru dirintis tahun 2020, tepatnya pada bulan Agustus. “Karena saya banyak diam di rumah, saya harus lebih kreatif”, tandasnya.
Brownies Sorghum memiliki kandungan serat yang tinggi dan rendah gula, sangat cocok bagi mereka yang sedang diet atau memiliki diabetes. “Kenapa brownies? Karena anak-anak zaman sekarang suka yang srba coklat dan manis”, tutur Bu Poppy. Proses pengolahannya hampir sama seperti pembuatan brownies pada umumnya. Setelah butiran sorghum dilembutkan menjadi tepung, lalu dikombinasikan dengan bubuk coklat dengan kualitas bagus. Saya pun mencoba browniesnya dan ternyata rasanya enak, elegan dan layak mejeng di outlet besar.
Selama ini, rumah produksi Mina Sorghum mendatangkan bahan baku dari Bantul dan Jawa Tengah, tidak perlu impor. Satu kotak untuk rasa original dibandrol dengan harga Rp 40.000,- dan tersedia arasa lainnya seperti almond, chocochip, kacang, keju, mete dan cadbury. Dari usaha ini, mimpi Bu Poppy adalah dapat meningkatkan ketahanan pangan lokal, lewat bumbu kreativitas dan inovasi. Kiprah Bu Poppy sebagai perintis usaha telah memberdayakan para tetangganya di Minomartani, Ngaglik, Sleman dan atas semangatnya, memang patut diapresiasi. Kini, buah karyanya ini telah menembus pasar luar DIY, sampai ke Karawang dan Cimahi. Semoga segera ekspansi ke luar negeri ya Bu Poppy.
Bagi Anda yang ingin memesan brownies Mina Sorghum dapat menghubungi di WhatsApp 085743198659 atau mengirim pesan langsung ke instagram @minasorghum
Aneka Olahan Salak “Berlian”
Selanjutnya, saya mendatangi sebuah stand yang menjajakan salah satu buah khas Kabupaten Sleman. Apalagi kalau bukan buah salak. Ya, buah yang satu ini sangat mungkin diolah menjadi aneka camilan. Bu Erna, sang pemilik “Berlian” memulai usaha geplak salak dan aneka macamnya sejak tahun 2014. Berawal ketika anaknya suka sekali makan coklat, sedangkan di daerah tempat tinggalnya, Turi, tersedia salak yang melimpah. Berkai ide briliannya, salak kini dapat dinikmati menjadi dodol salak, geplak salak, keripik salak dan sejenisnya. Saking penasarannya, saya coba satu per satu, dari dodol salak sampai geplak salak. ternyata enak banget, tidak terlalu manis atau lengket. rasanya pas!
JB Jogja Batik
Belum ke Sleman dan Jogja kalau belum beli batik. Nah, salah satu stand fashion yang saya kunjungi adalah JB Jogja Batik. Dibandingkan yang lain, stand ini memang unik. Pasalnya, ada batik jumputan dengan pembuatan yang ramah lingkungan. Sebut saja eco print. Saya berbincang dengan Pak Ikhsan selaku pemilik usaha. Meski sehari-hari sebagai seorang guru, ternyata jiwa wirausahanya kian tumbuh hingga lahirlah ide batik eco print. Salut! Pola dedaunan menjadi ciri khas batiknya.
Setelah mengenal lebih dekat tiga stand, saya menyimpulkan bahwa ketiga pelaku usaha memiliki cerita inspiratif yang menjadi awal mula usaha mereka. Hebatnya, di tengah pandemi ini mereka bisa tetap bertahan. Masing-masing memberdayakan orang-orang sekitar, memanfaatkan potensi lokal, dan memiliki mimpi go international.
Tidak lain adalah karena peran Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman serta PLUT Sleman yang terus berkomitmen memberikan pembinaan. Dalam sambutan penutupan pameran, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman, Pustopo, menyampaikan adanya perputaran uang sekitar 200 juta rupiah. Ini mengindikasikan bahwa kegiatan sejenis ini mendapat respon positif masyarakat sehingga perlu dilanjutkan.
Saya pun belajar tentang digital marketing, dari salah satu sesi talkshow di acara tersebut. Semakin kita bisa menganalisis segmen pasar produk kita, maka peluang untuk maju lebih besar. Tentunya, diperlukan semangat kolaborasi antar pihak, menjadikan pelanggan sebagai bagian dari sistem usaha yang kita bangun, dan senantiasa menemukan inovasi produk agar kian berkembang.
Untuk mengabadikan momen baik ini, berikut persembahan video singkat ini. Terima kasih DINKOPUKM Sleman dan PLUT Sleman atas acara kerennya. Semoga UKM di Sleman semakin maju dan berdaya.
#dinkopukmsleman #FestivalUMKMSembada3
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Festival UMKM Sembada 3. Artikel, gambar dan video dalam tulisan ini adalah karya asli penulis dan belum pernah dipublikasikan dalam perlombaan apapun. Semoga bermanfaat.
Referensi:
3 Comments. Leave new
Oarah manteo siiiiih
Maksudnya mungkin mantap ya mbak,m udah berkunjung 🙂
Iyaahhhh