Sebenarnya saya hanya ingin
menuliskan sedikit pengalaman selama belajar TOEFL dan IELTS. Jadi ceritanya,
mimpi untuk studi master di luar negeri mensyaratkan adanya kemampuan Bahasa
Inggris yang bagus. Untuk syarat beasiswa LPDP, skor minimum TOEFL ITP adalah
550 untuk jalur regular dan 400 untuk jalur afirmasi. Sedangkan untuk mendaftar
di Utrecht University, at least saya harus mengantongi IELTS dengan band
minimum 6.5.
menuliskan sedikit pengalaman selama belajar TOEFL dan IELTS. Jadi ceritanya,
mimpi untuk studi master di luar negeri mensyaratkan adanya kemampuan Bahasa
Inggris yang bagus. Untuk syarat beasiswa LPDP, skor minimum TOEFL ITP adalah
550 untuk jalur regular dan 400 untuk jalur afirmasi. Sedangkan untuk mendaftar
di Utrecht University, at least saya harus mengantongi IELTS dengan band
minimum 6.5.
Oh iya, teman-teman pasti sudah
tahu kan apa itu TOEFL dan IELTS ? Silakan dapat gugling ya. Perbedaan keduanya
lebih kepada bentuk tes, termasuk kontennya. TOEFL yang memang berasal dari
Amerika memiliki tiga jenis materi, meliputi Listening, Structure & Written
Expression, dan Reading. Untuk listening, ada 50 soal, untuk structure &
written expression ada 40 soal, dan reading 50 soal. Sesangkan IELTS lebih ke
British, secara general digunakan untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris
seseorang, tidak hanya pada listening dan reading saja, namun juga ada writing and
speaking.
tahu kan apa itu TOEFL dan IELTS ? Silakan dapat gugling ya. Perbedaan keduanya
lebih kepada bentuk tes, termasuk kontennya. TOEFL yang memang berasal dari
Amerika memiliki tiga jenis materi, meliputi Listening, Structure & Written
Expression, dan Reading. Untuk listening, ada 50 soal, untuk structure &
written expression ada 40 soal, dan reading 50 soal. Sesangkan IELTS lebih ke
British, secara general digunakan untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris
seseorang, tidak hanya pada listening dan reading saja, namun juga ada writing and
speaking.
Nah, mulai pertengahan Agustus
2015 saya mengikuti kursus TOEFL di P2EB FEB UGM. Biayanya kalau tidak salah Rp
700.000 untuk sekitar 1,5 bulan, dari Senin-Jumat Pkl 09.30-11.30 WIB. Saya
memilih di P2EB UGM pertimbangannya untuk mencari ‘suasana baru’ biar tidak
hanya pada rutinitas di UNY. Sebenarnya awal-awal saat kursus ini ada pre test,
skor saya masih di bawah 500. Sedih kan ? Masih jauh sekali dari syarat di
atas. Menjelang minggu ketiga Agustus, keluarga kami mendapat musibah. Ibu saya
operasi dan saya harus full menjaga beliau di rumah sakit. Alhasil, saya tidak
masuk beberapa kali pertemuan. Oiya, saat kursus biasanya sudah dibagi ke 3
pembagian hari, ada hari khusus listening dan sebagainya. Pengajarnya kompeten,
namun perlu ada peningkatan metode pengajarannya. Kecenderungannya hanya text
book sehingga saya cukup bosan. Tidak bisa dipungkiri, kalau sudah ‘tidak
bergairah’ saat belajar ya ilmunya belum terserap.
2015 saya mengikuti kursus TOEFL di P2EB FEB UGM. Biayanya kalau tidak salah Rp
700.000 untuk sekitar 1,5 bulan, dari Senin-Jumat Pkl 09.30-11.30 WIB. Saya
memilih di P2EB UGM pertimbangannya untuk mencari ‘suasana baru’ biar tidak
hanya pada rutinitas di UNY. Sebenarnya awal-awal saat kursus ini ada pre test,
skor saya masih di bawah 500. Sedih kan ? Masih jauh sekali dari syarat di
atas. Menjelang minggu ketiga Agustus, keluarga kami mendapat musibah. Ibu saya
operasi dan saya harus full menjaga beliau di rumah sakit. Alhasil, saya tidak
masuk beberapa kali pertemuan. Oiya, saat kursus biasanya sudah dibagi ke 3
pembagian hari, ada hari khusus listening dan sebagainya. Pengajarnya kompeten,
namun perlu ada peningkatan metode pengajarannya. Kecenderungannya hanya text
book sehingga saya cukup bosan. Tidak bisa dipungkiri, kalau sudah ‘tidak
bergairah’ saat belajar ya ilmunya belum terserap.
Sertifikat dari P2EB UGM
Di pertengahan kursus, ada
mid-term examination. Lagi, saya tidak well preparation. Yah, harus menerima
skor yang mirip seperti skor sebelumnya, justru turun. Saya pikir, ada yang
tidak beres dengan cara belajar saya ini. Belajar Bahasa Inggris seharian penuh
ternyata tidak efektif jika dibandingkan rutin yang hanya 1-2 jam. Beneran deh,
rasanya mempelajari bahasa itu tergantung kebiasaan kita. Contohnya ya, pernah
suatu ketika saya tes TOEFL tanpa persiapan apapun, Cuma H-2 belajar kebut
semalam. Hasilnya apa ? Skornya lebih rendah jika saya bandingkan ketika ada
persiapan matang jauh-jauh hari. So, the main point is make it as our habit,
isn’t it?
mid-term examination. Lagi, saya tidak well preparation. Yah, harus menerima
skor yang mirip seperti skor sebelumnya, justru turun. Saya pikir, ada yang
tidak beres dengan cara belajar saya ini. Belajar Bahasa Inggris seharian penuh
ternyata tidak efektif jika dibandingkan rutin yang hanya 1-2 jam. Beneran deh,
rasanya mempelajari bahasa itu tergantung kebiasaan kita. Contohnya ya, pernah
suatu ketika saya tes TOEFL tanpa persiapan apapun, Cuma H-2 belajar kebut
semalam. Hasilnya apa ? Skornya lebih rendah jika saya bandingkan ketika ada
persiapan matang jauh-jauh hari. So, the main point is make it as our habit,
isn’t it?
Bulan September 2015 pun datang,
tanggal 11 nya saya akan tes TOEFL ITP. Bagi teman-teman yang belum tahu apa
itu ITP, ITP itu sejenis TOEFL yang diselenggarakan oleh ETS, lembaga resmi
penyelenggara TOEFL institusional. ITP ini diakui secara internasional lho,
beda dengan TOEFL prediction atau TOEFL like atau Pro-TOEFL yang ada di UNY :3
Biayanya tentu tidak murah ya, perlu menyiapkan uang sekitar 32 dollar. Nah. Kalau
tes di P2EB UGM ini 32 dollar (kalikan dengan kurs USD ya), kalau di LPPMP UNY
Rp 400.000, kalau di ELTI juga Rp 400.000, dan ada juga di CILACS UII dnegan Rp
385.000. Sebagai mantan mahasiswa yang sudah dibekali ilmu irit (hemat) ya saya
pilih di CILACS UII dong, hehehe. This is my next step to struggle in TOEFL.
Saya cukup banyak persiapan menjelang tes ITP ini. Mulai dari sering baca
berita berbahasa Inggris, nonton film, baca-baca pengetahuan umum in English,
dengerin tips dan simulasi di youtube, dll. Kelemahan saya ada di listening
sebenarnya. Reading dan Structure juga perlu ditingkatkan.
tanggal 11 nya saya akan tes TOEFL ITP. Bagi teman-teman yang belum tahu apa
itu ITP, ITP itu sejenis TOEFL yang diselenggarakan oleh ETS, lembaga resmi
penyelenggara TOEFL institusional. ITP ini diakui secara internasional lho,
beda dengan TOEFL prediction atau TOEFL like atau Pro-TOEFL yang ada di UNY :3
Biayanya tentu tidak murah ya, perlu menyiapkan uang sekitar 32 dollar. Nah. Kalau
tes di P2EB UGM ini 32 dollar (kalikan dengan kurs USD ya), kalau di LPPMP UNY
Rp 400.000, kalau di ELTI juga Rp 400.000, dan ada juga di CILACS UII dnegan Rp
385.000. Sebagai mantan mahasiswa yang sudah dibekali ilmu irit (hemat) ya saya
pilih di CILACS UII dong, hehehe. This is my next step to struggle in TOEFL.
Saya cukup banyak persiapan menjelang tes ITP ini. Mulai dari sering baca
berita berbahasa Inggris, nonton film, baca-baca pengetahuan umum in English,
dengerin tips dan simulasi di youtube, dll. Kelemahan saya ada di listening
sebenarnya. Reading dan Structure juga perlu ditingkatkan.
ITP Report…
Hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba. Sabtu, 11 September 2015 Pkl 07.30 WIB saya sampai di CILACS UII Demangan
(timur kampus Sanata Dharma) dan resmi mengerjakan ITP. Ada sekitar 20 peserta
test, yang memang secara sekilas ada yang muda dan tua. Saya bisa menebak,
pasti banyak yang mau melanjutkan studi. Saya cukup tegang sebenarnya, karena
AC nya dingin banget. Mulai di listening, suaranya sangat jelas. Berbeda dengan
P2EB UGM yang menyediakan headset, di CILACS tidak ada. Jadi kita perlu
konsentrasi penuh dengan suara dari sound system. Sama seperti test TOEFL
sebelum-sebelumnya, waktu mengerjakan kurang lebih 2 jam. Tes selesai sekitar
Pkl 10.00 WIB dan kami langsung dipersilakan makan snack dan minum. Wah ini
yang jadi uniknya, ada makanan setelah tes. Lumayan lah untuk mengobati trauma
tes pertama ini. Iya kenapa trauma ? Ada kesalahan fatal yang saya alami yakni
melewatkan beberapa nomor di structure karena tidak memperhatikan waktu 🙁 Padahal di structure
ini pointnya besar lho. Oiya, hasil tes bisa diambil sekitar 7-10 hari.
tiba. Sabtu, 11 September 2015 Pkl 07.30 WIB saya sampai di CILACS UII Demangan
(timur kampus Sanata Dharma) dan resmi mengerjakan ITP. Ada sekitar 20 peserta
test, yang memang secara sekilas ada yang muda dan tua. Saya bisa menebak,
pasti banyak yang mau melanjutkan studi. Saya cukup tegang sebenarnya, karena
AC nya dingin banget. Mulai di listening, suaranya sangat jelas. Berbeda dengan
P2EB UGM yang menyediakan headset, di CILACS tidak ada. Jadi kita perlu
konsentrasi penuh dengan suara dari sound system. Sama seperti test TOEFL
sebelum-sebelumnya, waktu mengerjakan kurang lebih 2 jam. Tes selesai sekitar
Pkl 10.00 WIB dan kami langsung dipersilakan makan snack dan minum. Wah ini
yang jadi uniknya, ada makanan setelah tes. Lumayan lah untuk mengobati trauma
tes pertama ini. Iya kenapa trauma ? Ada kesalahan fatal yang saya alami yakni
melewatkan beberapa nomor di structure karena tidak memperhatikan waktu 🙁 Padahal di structure
ini pointnya besar lho. Oiya, hasil tes bisa diambil sekitar 7-10 hari.
Saya pun melanjutkan kursus di
UGM yang tinggal menghitung hari. Kami peserta morning class sudah mulai
merasakan manfaat dari kursus ini. Secara pribadi mungkin tidak saya lihat
ketika tes di UGM nya, tetapi saat ITP saya terbantu dengan materi-materi yang
disampaikan. Sekitar tanggal 17-22 September 2015 saya ada acara Future Leader
Summit dan Pre-Event Asia Pacific Urban Youth Assembly di Semarang dan Jakarta.
Mau tidak mau harus izin tidak ikut kursus TOEFL. Saya baru bisa join lagi pas
hari Senin, 28 September 2015 saat post test. Nah, ini pertemuan terakhir kami
peserta morning class. Post test ini menentukan nilai TOEFL yang akan
dicantumkan di sertifikat. Saya tawakal saja kepada Allah, benar-benar cepat ya
ternyata kursusnya.
UGM yang tinggal menghitung hari. Kami peserta morning class sudah mulai
merasakan manfaat dari kursus ini. Secara pribadi mungkin tidak saya lihat
ketika tes di UGM nya, tetapi saat ITP saya terbantu dengan materi-materi yang
disampaikan. Sekitar tanggal 17-22 September 2015 saya ada acara Future Leader
Summit dan Pre-Event Asia Pacific Urban Youth Assembly di Semarang dan Jakarta.
Mau tidak mau harus izin tidak ikut kursus TOEFL. Saya baru bisa join lagi pas
hari Senin, 28 September 2015 saat post test. Nah, ini pertemuan terakhir kami
peserta morning class. Post test ini menentukan nilai TOEFL yang akan
dicantumkan di sertifikat. Saya tawakal saja kepada Allah, benar-benar cepat ya
ternyata kursusnya.
Baiklah, sudah saatnya move on
dari UGM. Oiya, ternyata hasil TOEFL ITP sudah bisa saya ambil pada hari Sabtu,
25 September 2015. Alhamdulillah, ini adalah skor TOEFL tertinggi dari banyak
tes yang pernah saya ikuti. Meskipun masih di bawah 550 sebenarnya 🙂 Semoga dapat saya
gunakan untuk diterima di LPDP Ya Allah.
dari UGM. Oiya, ternyata hasil TOEFL ITP sudah bisa saya ambil pada hari Sabtu,
25 September 2015. Alhamdulillah, ini adalah skor TOEFL tertinggi dari banyak
tes yang pernah saya ikuti. Meskipun masih di bawah 550 sebenarnya 🙂 Semoga dapat saya
gunakan untuk diterima di LPDP Ya Allah.
Awal Oktober, tepatnya tanggal 5
kemarin saya resmi memulai kursus IELTS di LPPMP UNY. Kenapa akhirnya memilih
di sini ? Setelah melakukan survey ke sana-sini, ternyata les IELTS memang
MAHAL ya. Wajarlah, karena memang IELTS katanya lebih ‘menantang’ dibandingkan
TOEFL. Untuk les ini, saya membayar Rp 800.000, untuk biaya kursus dari 5
Oktober – 16 November 2015, hari Senin-Jumat mulai Pkl 16.00-17.30 WIB. Post
testnya tanggal 19 November 2015. Kata beberapa teman, ini kursus paling
terjangkau dengan berbagai fasilitas yang ada. Konon, nanti juga ada pertemuan
dengan native speakers sebanyak 6 kali.
kemarin saya resmi memulai kursus IELTS di LPPMP UNY. Kenapa akhirnya memilih
di sini ? Setelah melakukan survey ke sana-sini, ternyata les IELTS memang
MAHAL ya. Wajarlah, karena memang IELTS katanya lebih ‘menantang’ dibandingkan
TOEFL. Untuk les ini, saya membayar Rp 800.000, untuk biaya kursus dari 5
Oktober – 16 November 2015, hari Senin-Jumat mulai Pkl 16.00-17.30 WIB. Post
testnya tanggal 19 November 2015. Kata beberapa teman, ini kursus paling
terjangkau dengan berbagai fasilitas yang ada. Konon, nanti juga ada pertemuan
dengan native speakers sebanyak 6 kali.
Pengalaman Pertama IELTS
Pada tanggal 1 Oktober 2015 kemarin
kami melaksanakan pre test, terdiri dari listening dan reading. Ini tes prediksi
IELTS pertama saya. Sbelumnya sama sekali masih awam apa itu IELTS. Bermodalkan
semangat, baca-baca buku dan soft file IELTS Cambridge, dan tentunya doa,
akhirnya banyak pelajaran yang saya dapatkan dari pre test itu. Setelah pre
test, saya pulang ke rumah dan membuka-buka file e-book IELTS yang didapat dari
teman. Ternyata yang diujikan di pre test kemarin adalah materi di IELTS
Cambridge bagian 8, sama persis. Saya pun langsung belajar untuk writing and
speakingnya. Di sana juga sudah tersedia contoh jawabannya. Hikmahnya adalah :
perlu konsistensi dalam mempelajari materi yang sudah dimiliki. Iya benera
banget, saya sebenarnya sudah lama mendapatkan e-book ini namun baru bisa
membaca sekarang karena kebutuhan. Ini yang perlu saya perbaiki.
kami melaksanakan pre test, terdiri dari listening dan reading. Ini tes prediksi
IELTS pertama saya. Sbelumnya sama sekali masih awam apa itu IELTS. Bermodalkan
semangat, baca-baca buku dan soft file IELTS Cambridge, dan tentunya doa,
akhirnya banyak pelajaran yang saya dapatkan dari pre test itu. Setelah pre
test, saya pulang ke rumah dan membuka-buka file e-book IELTS yang didapat dari
teman. Ternyata yang diujikan di pre test kemarin adalah materi di IELTS
Cambridge bagian 8, sama persis. Saya pun langsung belajar untuk writing and
speakingnya. Di sana juga sudah tersedia contoh jawabannya. Hikmahnya adalah :
perlu konsistensi dalam mempelajari materi yang sudah dimiliki. Iya benera
banget, saya sebenarnya sudah lama mendapatkan e-book ini namun baru bisa
membaca sekarang karena kebutuhan. Ini yang perlu saya perbaiki.
Jadi ada beberapa hikmah ketika belajar TOEFL/IELTS :
- Tumbuhkan rasa suka pada keduanya, mau tidak mau harus cinta agar nyaman.
- Motivasi tinggi untuk belajar Bahasa Inggris.
- Komitmen untuk meluangkan waktu 1-2 jam per hari.
- Konsistensi untuk terus berlatih dengan mengerjakan soal.
- Paham secara materi dan teknis menjelang tes.
- Evaluasi secara berkala untuk mengetahu progress kita.
- Terus jaga semangatnya ya!
Senin, 5 Oktober 2015 adalah tes
writing dan speaking. Pada sesi writing, ada dua macam soal. Soal pertama
adalah pie chart dan yang kedua adalah esai tentang pendidikan bagi anak. Soalnya
memang sama, Cambridge bagian 8. Pada bagian speaking, ternyata tidak seperti
pada contoh yang saya pelajari. Bagian ini baru berupa interview singkat yang
meliputi: introduction, tentang aktivitas, traveling, potensi Kabupaten Sleman,
dan beberapa pengetahuan lainnya. Hanya berkisar 5-10 menit karena hanya ada
satu examiner.
writing dan speaking. Pada sesi writing, ada dua macam soal. Soal pertama
adalah pie chart dan yang kedua adalah esai tentang pendidikan bagi anak. Soalnya
memang sama, Cambridge bagian 8. Pada bagian speaking, ternyata tidak seperti
pada contoh yang saya pelajari. Bagian ini baru berupa interview singkat yang
meliputi: introduction, tentang aktivitas, traveling, potensi Kabupaten Sleman,
dan beberapa pengetahuan lainnya. Hanya berkisar 5-10 menit karena hanya ada
satu examiner.
Nah, sementara ini dulu yang saya
ceritakan. Perjuangan untuk study abroad masih perlu semangat yang lebih
tinggi. Mohon doanya ya teman-teman agar saya bisa tes ITP lagi dan skornya
sesuai target, termasuk juga sukses meraih band 7 di IELTS, insyaAllah. Aamiin…
ceritakan. Perjuangan untuk study abroad masih perlu semangat yang lebih
tinggi. Mohon doanya ya teman-teman agar saya bisa tes ITP lagi dan skornya
sesuai target, termasuk juga sukses meraih band 7 di IELTS, insyaAllah. Aamiin…
Teruslah berproses dalam meraih
level yang lebih tinggi! Semangat!
level yang lebih tinggi! Semangat!
Yogyakarta, 7 Oktober 2015
18 Comments. Leave new
salam kenal mas, saya memiliki cerita yang sama dengan mas tapi saya masih ALLAH beri waktu untuk belajar lebih, karena skor saya masih jauh yang saya harapkan
Tetap semangat Mas Ilham, jalani prosesnya. InsyaAllah hasil tidak akan menghianati usaha kok nantinya 🙂 sukses
terimakasih info nya mas Janu
Btw boleh share software IELTS Cambridge nya ga mas? 😀
Thanks
maaf jarang buka blog ini, jika masih perlu bisa diunduh ke bloh teman saya http://sukrisno-nino.blogspot.co.uk/2015/12/33-buku-persiapan-ielts-download-gratis.html terimakasih
Assalamualaikum. Mas boleh minta file e-book IELTS mas gak?
Klo berkenan boleh dikirim ke nurlaelamakmur2@gmail.com
Haturnuhun mas
Terima kasih mas Janu:))
terimakasih info nya mas Janu
Btw boleh share software IELTS Cambridge nya ga mas? 😀
Thanks
Tks infonya.
terimakasih banyak mas janu infonya berguna sekali..mas fadel juga terimakasih link nya..
Mas Afirmisi Bidik Misi atau Afirmasi Berprestasi?
minta ulasan kursus di cilacs uii dong ^_^
http://sainsknow.net/
saya disana hanya tes ITP mbak,,,,recommended kok hehe
Ada recomended kursus ielts yg bagus, di jogja yang mudah di pahami
yang mudah dipahami ya? itu relatif sih, kalau yang lengkap dan agak mahal ya di ION dekat mirota..yang harga sedang ada di Cillacs UII, LPPMP UNY/UGM,ada juga ELTI. Good luck
Coba LB USD, 1,5 jutaan.
maaf mau tanya kalo tes toefl itp di p2eb ugm sertifikat jadinya berapa hari setelah tes mass?
Terima kasih atas sharingnya. Sangat membantu.
Tfs..sukses selalu..