Setelah sekian waktu ngobrolin ke istri, akhirnya doi excited banget agar kami ikut(usut punya usut sebenarnya dia agak ragu karena memikirkan nasib anak saat lomba dan takut terkenal :p) . Coba ya kita cek syaratnya:
- WNI dengan minimal syarat usia saat melangsungkan pernikahan suami 23 tahun dan istri 21 tahun. Kami memenuhi syarat ini, saat nikah usia saya 24 tahun dan istri 23 tahun.
- Batas usia pendaftar 30 tahun, per November 2019 usia saya 26 tahun dan istri 25 tahun.
- Usia pernikahan minimal 1 tahun. Usia pernikahan kami 2 tahun, menikah sejak 11-11-17.
- Batas registrasi 20 November 2019 dengan mengisi formulir pendaftaran di bit.ly/daftarpasanganmuda
Bismillah, kami pun berniat mengikuti acara ini sebagai ladang untuk belajar dan menimba ilmu. Perkara nanti lolos atau tidak, biar Allah yang menentukan. Saat itu, kami hanya bisa mengupayakan yang terbaik dengan melengkapi semua berkas yang diminta.
Setelah mengecek isian di link pendaftaran, ternyata ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Selain mengisikan identitas diri, diperlukan beberapa lampiran berikut:
- Scan buku nikah, sebagai bukti kalau kami sudah menikah. Untuk syarat ini, cukup scan halaman yang menunjukkan profil saya dan istri yang sudah sah menikah, sampai di bagian tanda tangan akhir. Maaf ya sekali lagi yang bujang belum memenuhi syaratnya, hehe. Penamaan file sesuai instruksi: Janu Muhammad & Sulistiana Febriawati_DIY_BUKUNIKAH dalam format PDF.
- Surat keterangan domisili, untuk syarat ini kami harus berjuang ke rumah Pak Lurah Desa Caturharjo, menunggu beliau sampai malam agar dapat tanda tangan, keesokan harinya ke kelurahan dan akhirnya dapat cap stempel sore harinya. Surat keterangan domisili ini begitu penting sebagai bukti kalau kami memang benar tinggal di alamat saat ini. Scan dan save dalam format PDF. Penamaan file seperti buku nikah, hanya saja diganti DOMISILI.
- Foto 4×6, kami lengkapi dengan foto berwarna dan formal. Kedua foto ditempatkan di Microsoft Word lalu save as PDF. Perhatikan resolusi agar ukuran file tidak melebihi yang disyaratkan.
- Scan Kartu Keluarga dan KTP, terpenuhi dengan baik. Keduanya jadi 1 file PDF dan penamaan sesuai format yang ada di link pendaftaran.
- Surat Rekomendasi, saya melampirkan dua surat. pertama dari Pak Lurah dan kedua dari Dirjend PAUD dan DIKMAS KEMDIKBUD RI. Kedua surat dijadikan 1 file dalam format PDF. Menurut kami, surat rekomendasi ini sangat penting, meski tidak diwajibkan ada.
- Profil pasangan muda, yakni profil saya dan istri. Pada bagian ini, kami menceritakan pengalaman kami dalam menginisiasi beberapa project: Jawara Edu Training & Consulting, platform @anajanu.id dan @ayahpedia.id, selain itu juga kami ceritakan aktivitas kontribusi sosial yang pernah kami lakukan di masyarakat. Di profil ini menurut kami menjadi satu hal yang digali lebih dalam oleh dewan juri, mengingat mereka juga ingin mencari kandidat pasangan yang tepat untuk diundang ke Jakarta.
- Histori pernikahan, pada bagian ini kami menceritakan dalam bentuk power point yang di PDF-kan, awal mula proses ta’aruf hingga menikah, sampai langgeng seperti saat ini. Histori setiap peserta pasti berbeda-beda, ceritakan sisi positif yang sekiranya bisa menginspirasi dengan beberapa tambahan wawasan keluarga tadi. Saat membuat histori pernikahan ini, serasa nostalgia sama masa-masa awal menikah, apalagi pas ikut training pranikah wkwk
- Sertifikat pendukung, lampiran ini yang menurut kami terlalu tebal karena cukup banyak file yang dikompilasi jadi 1 dan dikompres hingga sesuai ukuran di link pendaftaran. Prinsipnya ikuti ketentuan yang ada saja.
Setelah menunggu kurang lebih 4 jam, akhirnya pesawat kami take off menuju Bandara Soekarno Hatta. Sungguh bersyukur ya, ini pengalaman pertama saya untuk naik pesawat bareng istri dan Ahmad (yang baru berusia 10 bulan), padahal Bapak dulu baru naik pesawat saat usia 20 tahun Nak…wkwk. Awal-awal saat meninggalkan landasan, kami agak kaget dan tegang saja sih karena serasa terbang dan melayang, tidak begitu smooth, beberapa kali kami pegangan erat dan terus berdzikir, nggak apa-apa jadi kesempatan biar tambah romantis. Kami tawakal saja agar bisa selamat sampai kembali nanti. Alhamdulillah akhirnya sampai Soetta dan tak lama kemudian sampai di Hotel Aston PLUIT.
Hari pertama adalah sesinya perkenalan dengan 24 finalis lainnya. Haru bahagia menyelimuti hati kami, pada tahap ini Allah takdirkan bertemu dengan 24 pasang sosok inspiratif, pelopor perubahan dari penjuru tanah air, dari Aceh hingga yang paling jauh adalah NTB, juga Sulawesi. Semua terhimpun dalam 1 acara yang keren dan beda dari yang lain. Tujuan acara ini sangat bagus, seperti apa yang disampaikan Pak Ni’am (Deputi 2 Kemenpora) serta Pak Ibnu, bahwa tujuan program ini adalah untuk membentuk kepemimpinan keluarga sehingga tercipta keluarga ideal yang menginspirasi. Pada sesi pembukaan malam itu, Pak Ni’am menyampaikan urgensi kepemimpinan individu sebelum memimpin keluarga dan masyarakat (publik). Bahwa untuk menciptakan masyarakat yang beradab, diperlukan figur pemimpin keluarga yang mampu membawa keluarganya menuju keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Semua itu perlu disiapkan dengan ilmu, serta tindakan nyata yang dapat memberikan dampak positif dalam masyarakat.
Hari pertama kami dibuat takjub oleh keramahtamahan panitia yang standby di meja registrasi, setiap peserta diberi jaket juga. Semua biaya akomodasi dan transportasi juga sudah dibiayai oleh KEMENPORA, terima kasih atas totalitasnya. Ekspresi ketika selesai mengisi form biodata dari panitia dan melihat banyak bayi dan anak kecil adalah, ini keren sekali ada acara ala-ala award yang ada bayi-bayinya. Di sisi lain, nanti bayinya kami taruh mana ya pas presentasi?????
Keesokan harinya, pertanyaan itu terjawab sudah. Ibu-ibu panitia yang sangat baik hati akhirnya membantu kami untuk sementara menggendong bayi, ada juga peserta yang mendatangkan saudara/orangtuanya untuk sementara menjaga bayinya. Bisa dibayangkan, setiap sudut ruangan ada bayi yang merangkak, nangis dan pokoknya berkesan deh semuanya.
Janu dan Ana mendapat urutan maju presentasi nomor 6 dari 25 peserta, itu artinya kami tampil pagi hari. Alhamdulillah dengan pakaian adat Jogja warna merah (yang menurut istri saya, saya ini terlihat gagah), kami tampil percaya diri. Presentasi hanya berlangsung 10 menit, dilanjutkan sesi tanya jawab 5 menit. Ada tiga juri yang saat itu kami belum kenal, ternyata semuanya para expert di bidang keluarga, pengasuhan anak, dengan pertanyaan yang menurut kami wow. Sempat ditanya ingin punya anak berapa, lalu ada juga teknik pengasuhan anak, dan lain-lain. Semua pertanyaan menguji kekompakan kami untuk menjawab. Sesi sidang tertutup akhirnya usai, kami kembali ke ruang tunggu dan memeluk buah hati kami. Alhamdulillah lega, kami sudah mengupayakan yang terbaik. Setelah itu, saya sempatkan video call dengan guru- guru saya yang sedang mengadakan New Student Enrollment di SMP Al Azhar Cairo Yogyakarta. Anyway, peserta ke-25 selesai sekitar menjelang Isya, kemudian malam harinya hanya ada sedikit arahan untuk persiapan hari Minggu yaitu syuting di Metro TV.
Acara inti mulai sekitar Pkl 15.00 dan saat itu ratusan penonton menyaksikan kami. MC kala itu ada Ge Pamungkas (yang filmnya pernah saya tonton, negeri van Oranje dan dia pernah ke Utrecht wkwk) serta Sara Wayne. Turut hadir ketiga dewan juri yang menguji 5 besar pasangan terpilih. Setelah opening oleh MC, penampilan bintang tamu dan speech dari Pak Ni’am, akhirnya tibalah sesi pengumuman 5 besar pasangan terpilih. Kelima pasangan itu memang merupakan yang terbaik, ada Siswandi-Triana Rahmawati, Wahyu Saefudin-Sriwiyanti, Intan Ikasari-LilikSupriyono, Mufarrihul Hazin-Nur Wedia Devi R, Selamat Bahagia Maha-Irawani Bintang.
Setelah melalui sesi tanya jawab dari juri dan dilakukan penilaian, akhirnya terpilihlah sebagai Juara 1 : Mufarrihul-Nur Wedia, Juara 2: Siswandi-Triana, Juara 3: Lilik-Intan Ikasari.
Selengkapnya ada di link :
https://www.metrotvnews.com/play/NA0C2nMO-penghargaan-pasangan-muda-dan-inspiratif-dan-berprestasi-2019-1 dan
https://today.line.me/id/pc/article/Penghargaan+Pasangan+Muda+dan+Inspiratif+dan+Berprestasi+2019+2-qknkZK
Kami ucapkan selamat dan semoga terus menginspirasi.
Melalui kegiatan ini, kita dapat bersama-sama menyaksikan betapa pemerintah melalui KEMENPORA telah mengupayakan literasi rumah tangga melalui para pemuda. KEMENPORA telah mencari duta untuk membentuk harmoni Indonesia melalui harmoni keluarga para pemuda. Ini juga tentang upaya kami para finalis setelah acara ini untuk terus menebar inspirasi pendidikan keluarga kepada generasi selanjutnya. Ketika tatanan rumah tangga berhasil memberikan dampak positifnya, besar harapan kita agar republik ini kian tertata pula, insyaAllah.
Bersama Mas Wahyu dan Mbak Yanti, salah satu favorit kami |
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap panitia pelaksana, KEMENPORA, teman-teman finalis, serta berbagai pihak yang telah mendukung acara ini sehingga terlaksana dengan sukses. Terima kasih rekan-rekan finalis, kami belajar banyak hal dari kisah inspiratif kalian. Sampai jumpa di program inspiratif selanjutnya.
Nah, untuk para milenials yang belum pernah mengikuti ajang ini, bersiaplah untuk tahun depan!
Salam dari kami di Yogyakarta 🙂
@anajanu.id
1 Comment. Leave new
seneng bacanya……..tahun ini masih mencoba ikutan….bismillah semoga bisa sampe jakarta…amin