Ukhuwah, sebuah kata yang lebih hebat dari sekadar ‘sahabat’.
Ukhuwah, sebuah rasa persaudaraan yang melekat di dalam
sanubari.
sanubari.
Ukhuwah, sebuah ikatan erat yang sulit untuk dilepas.
Malam ini saya terbangun, membuka mata dan menyalakan komputer lipat. Saya tidak lupa untuk mengecek seluler, barangkali ada yang
mengirim sms, whasap, atau bbm. Belum lama sebenarnya saya punya android,
adanya setelah pulang dari Jakarta awal bulan lalu karena sebuah kebutuhan.
Saya cek ada beberapa pesan masuk dan WA. Salah satunya dari seorang saudara
saya. Saya sudah menganggapnya sebagai saudara, bukan sekadar seorang sahabat.
Alhamdulillah, kini kami bisa berinteraksi via whasap, semenjak kemarin siang
saya minta kontaknya.
mengirim sms, whasap, atau bbm. Belum lama sebenarnya saya punya android,
adanya setelah pulang dari Jakarta awal bulan lalu karena sebuah kebutuhan.
Saya cek ada beberapa pesan masuk dan WA. Salah satunya dari seorang saudara
saya. Saya sudah menganggapnya sebagai saudara, bukan sekadar seorang sahabat.
Alhamdulillah, kini kami bisa berinteraksi via whasap, semenjak kemarin siang
saya minta kontaknya.
Kini kami sama-sama mungkin baru merasakan indahnya sebuah
rindu. Ketika sebuah ukhuwah terpisah oleh jarak tempat. Ketika saat ini lisan
belum bisa mengucap secara langsung. Tanganpun belum bisa berjabat erat. Hanya
lewat sebuah doa dan silaturahim kami saling menyapa. Ya, sudah 5 tahun ini
kami belum bisa bertemu. Semenjak pertama kali itu, masa-masa SMA kami pernah
bertemu di sebuah kegiatan Pesantren Kilat Tingkat Nasional (Sanlatnas) 2009 di
MAN 3 Malang. Kegiatan selama beberapa hari itu memang diperuntukkan bagi
siswa-siswi dari SMA bertaraf internasional. Alhamdulillah, kami menjadi
delegasi sekolah masing-masing.
rindu. Ketika sebuah ukhuwah terpisah oleh jarak tempat. Ketika saat ini lisan
belum bisa mengucap secara langsung. Tanganpun belum bisa berjabat erat. Hanya
lewat sebuah doa dan silaturahim kami saling menyapa. Ya, sudah 5 tahun ini
kami belum bisa bertemu. Semenjak pertama kali itu, masa-masa SMA kami pernah
bertemu di sebuah kegiatan Pesantren Kilat Tingkat Nasional (Sanlatnas) 2009 di
MAN 3 Malang. Kegiatan selama beberapa hari itu memang diperuntukkan bagi
siswa-siswi dari SMA bertaraf internasional. Alhamdulillah, kami menjadi
delegasi sekolah masing-masing.
Sanlatnas mempertemukan para siswa yang rata-rata unggul dari
segi intelektual dan kepribadian, kecuali saya mungkin ya yang masih harus
banyak belajar ini. Di sana kami menerima pelatihan dan pengajaran agama,
layaknya pesantren pada umumnya. Saya masih ingat waktu itu berangkat bersama
Alfian, Akbar, dan Alif dari SMA N 2 Yogyakarta. Ada sekolah RSBI lain seperti
SMA N 1 Yogyakarta, SMA N 3 Yogyakarta, dan SMA N 1 Wonosari. Terlalu sedikit
mungkin materi-materi yang saya ingat, namun kenangan bersama para peserta
insyaAllah masih ingat.
segi intelektual dan kepribadian, kecuali saya mungkin ya yang masih harus
banyak belajar ini. Di sana kami menerima pelatihan dan pengajaran agama,
layaknya pesantren pada umumnya. Saya masih ingat waktu itu berangkat bersama
Alfian, Akbar, dan Alif dari SMA N 2 Yogyakarta. Ada sekolah RSBI lain seperti
SMA N 1 Yogyakarta, SMA N 3 Yogyakarta, dan SMA N 1 Wonosari. Terlalu sedikit
mungkin materi-materi yang saya ingat, namun kenangan bersama para peserta
insyaAllah masih ingat.
Waktu pun menjawab, kami telah lulus dari SMA dan kini
melanjutkan kuliah. Setelah beberapa tahun hilang kontak, Alhamdulillah satu
per satu teman Sanlatnas muncul di beranda facebook. Ada Kisar dari IPB, Raja
dari UI (ketua angkatan sanlatnas 2009), Lisna di UGM, NIco, Fina, Anita, Faiz,
Luthfi, dan beberapa lainnya. Saya akhirnya baru sadar bahwa selama ini
menjalin komunikasi dengan saudara yang satu ini belum tahu kalau samasama
alumni sanlatnas. Hingga waktu kami baru sadar dan sempat ‘ngechat’ bersamaan.
Ya Rabb, ketika ukhuwah itu kini kembali engkau munculkan, maka rasa rindu
untuk jumpa menjadi sebuah keniscayaan.
melanjutkan kuliah. Setelah beberapa tahun hilang kontak, Alhamdulillah satu
per satu teman Sanlatnas muncul di beranda facebook. Ada Kisar dari IPB, Raja
dari UI (ketua angkatan sanlatnas 2009), Lisna di UGM, NIco, Fina, Anita, Faiz,
Luthfi, dan beberapa lainnya. Saya akhirnya baru sadar bahwa selama ini
menjalin komunikasi dengan saudara yang satu ini belum tahu kalau samasama
alumni sanlatnas. Hingga waktu kami baru sadar dan sempat ‘ngechat’ bersamaan.
Ya Rabb, ketika ukhuwah itu kini kembali engkau munculkan, maka rasa rindu
untuk jumpa menjadi sebuah keniscayaan.
Dialah mas Firmansyah Shidi Wardhana, pemuda religious,
inspiratif, dan penuh dedikasi memajukan negeri. Mas Firman, demikian saya
menyebutnya. Mas Firman saat ini menjadi mahasiswa di Universitas Malaya dengan
beasiswa CIMB Niaga. Sebenarnya di awal pernah menjadi mahasiswa UGM, namun
akhirnya merantau ke Malaysia. Dialah mas Firman, mahasiswa dengan subhanallah
segudang prestasi, segudang pengalaman di luar negeri, dan segudang dedikasi
membela Indonesia, Ya Rabb, semoga keberkahan selalu Engkau curahkan kepada
beliau.
inspiratif, dan penuh dedikasi memajukan negeri. Mas Firman, demikian saya
menyebutnya. Mas Firman saat ini menjadi mahasiswa di Universitas Malaya dengan
beasiswa CIMB Niaga. Sebenarnya di awal pernah menjadi mahasiswa UGM, namun
akhirnya merantau ke Malaysia. Dialah mas Firman, mahasiswa dengan subhanallah
segudang prestasi, segudang pengalaman di luar negeri, dan segudang dedikasi
membela Indonesia, Ya Rabb, semoga keberkahan selalu Engkau curahkan kepada
beliau.
Rasa untuk jumpa belum juga terobati, kami yakin suatu saat
akan dipertemukan kembali, pada waktu yang Engkau pilihkan. Biarkan ukhuwah ini
tetap bersemayam di hati, menanti sebuah kedatangan saudara yang insyaAllah di
masa depan akan menjadi seorang pemimpin negeri ini. Betapa bersyukurnya kami,
ketika kami tetap bisa saling menasihati, ketika kami tetap bisa
bersilaturahmi, dan ketika kami tetap terjaga di jalanMu ini. Ya Rabb, Tuhan
yang Maha Pengasih, sesungguhnya Engkau sebaik-baik pemberi waktu. Maka izinkan
kami untuk tetap menjaga silaturahmi, hingga esok dewasa kami bisa berbakti
untuk negeri. Ya Rabb, Tuhan yang Maha Lembut. Lembutkanlah hati kami agar
tetap taat kepadaMu, hiasilah hati kami dengan cahaya kasihMu, dan hilangkanlah
prasangka yang tumbuh akibat lisan dan tindakan kami. Ya Rabb, kami semua
berdoa semoga saudara-saudara kami di Palestina sana Engkau lindungi.
Berikanlah khusnul khatimah kepada mereka yang telah syahid di jalanMu. Hanya
Engkaulah sebaik-baik penolong dan pemberi rezeki. Aaamiin Yaa Rbbal’alamiin…
akan dipertemukan kembali, pada waktu yang Engkau pilihkan. Biarkan ukhuwah ini
tetap bersemayam di hati, menanti sebuah kedatangan saudara yang insyaAllah di
masa depan akan menjadi seorang pemimpin negeri ini. Betapa bersyukurnya kami,
ketika kami tetap bisa saling menasihati, ketika kami tetap bisa
bersilaturahmi, dan ketika kami tetap terjaga di jalanMu ini. Ya Rabb, Tuhan
yang Maha Pengasih, sesungguhnya Engkau sebaik-baik pemberi waktu. Maka izinkan
kami untuk tetap menjaga silaturahmi, hingga esok dewasa kami bisa berbakti
untuk negeri. Ya Rabb, Tuhan yang Maha Lembut. Lembutkanlah hati kami agar
tetap taat kepadaMu, hiasilah hati kami dengan cahaya kasihMu, dan hilangkanlah
prasangka yang tumbuh akibat lisan dan tindakan kami. Ya Rabb, kami semua
berdoa semoga saudara-saudara kami di Palestina sana Engkau lindungi.
Berikanlah khusnul khatimah kepada mereka yang telah syahid di jalanMu. Hanya
Engkaulah sebaik-baik penolong dan pemberi rezeki. Aaamiin Yaa Rbbal’alamiin…
*Untuk saudaraku mas Firman, barokallahufiik, Allah akan
mempertemukan kita di waktu yang Dia rencanakan* insha Allah
mempertemukan kita di waktu yang Dia rencanakan* insha Allah