Beberapa hari terakhir ini, saya mendapati email, whatsApp, line, dan akun sosmed lainnya berisi beberapa pertanyaan seputar ‘luar negeri’ dan topik mahasiswa berprestasi. Rata-rata dari mereka adalah mahasiswa sarjana (S1) dan masih duduk di semester muda. Saya jadi teringat, semangat mereka untuk aktif bertanya ini sama seperti yang saya lakukan waktu berstatus mahasiswa. Tidak ada yang salah memang, saya merespon positif inisiatif mereka untuk bertanya.
Di antara common questions yang sering saya terima adalah: bagaimana menjadi mahasiswa berprestasi ? bagaimana agar bisa pergi ke luar negeri ? Dua pertanyaan ini yang sering muncul dan tak terhitung berapa kali (karena saya lupa). Tidak ada yang salah dengan dua pertanyaan ini. Sebelum saya jawab, biasanya saya menanyakan balik ke penanya: apa motivasi/alasan Anda menjadi mahasiswa berprestasi ? mengapa Anda ingin ke luar negeri ?
Adik-adikku yang cerdas dan santun,
Ada sebuah cerita, tentu kita ingat sosok Bapak B.J. Habibie, seorang ilmuwan besar dari negeri ini yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman. Sebelum beliau berangkat, beliau berpamitan kepada Prof. Dr. Muhammad Yamin selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. “Kamu inilah harapan bangsa,” ucap Prof. M. Yamin. Pak Habibie akhirnya pergi merantau dan bertekad untuk sukses bersekolah sebagai bekal merintis industri pesawat terbang nantinya. Selepas studi, akhirnya beliau pulang ke tanah air dan mendirikan IPTN atas permintaat Presiden Soeharto.
Apakah yang dapat kita petik dari perjalanan hidup beliau ? Sebuah niat mulia untuk bersekolah ke luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk berkarya.
Pembaca sekalian yang berbudi luhur,
Terkadang ada sesuatu yang perlu kita luruskan sebelum melakukan sesuatu. Saya cukup sedih ketika ada sebagian mahasiswa yang cerdas, bertalenta, sering juara berbagai lomba, namun mohon maaf…etikanya perlu diperbaiki. Menurut saya pribadi, mahasiswa berprestasi tidak cukup mereka yang mampu menoreha n prestasi banyak namun hanya untuk dirinya sendiri. Sudahkan bermanfaat untuk orang-orang di sekitar Anda ? Sudahkah ada orang lain yang mengikuti jejak Anda ? Sudahkan memberikan perubahan positif untuk lingkungan Anda ?
Jangan pernah berpikir menjadi mahasiswa berprestasi kalau hanya…untuk ekspektasi pribadi. Jangan pernah berpikir meraih mahasiswa berprestasi kalau hanya untuk selfie dengan tropi setelah kompetisi. Mengapa saya katakan demikian ? Tidak sedikit lho yang saya jumpai. Mereka terlalu bangga dengan pencapain pribadi. Barangkali niat perlu dibenahi. Barangkali perlu refleksi diri, untuk apa saya menjadi mahasiswa berprestasi ?
Mari kembali ke hikmah dari kisah B.J.Habibie tadi. Beberapa sering kali saya jumpai mereka para mahasiswa muda terlalu dini ingin ke luar negeri. Saya bertanya secara halus, mengapa harus cepat-cepat begini dik ? Sudahkah Anda berbuat sesuatu untuk tempat terdekat Anda selama ini ?
Sumber :
http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/traveling-abroad-
pelesiran-luar-negeri-destinasi-wisata-tourism-destination_20141117_201647.jpg
Anda tak perlu ke luar negeri kalau hanya…
ingin terlihat ‘wah’ di mata orang lain. Sebuah pujian adalah ujian bagi kita. Sepatutnya kita merasa malu, apabila kita terlihat ‘wah’ di mata orang lain. Belum tentu mereka menangkap maksud yang kita lakukan. Tak perlu cepat-cepat ke luar negeri, mari belajar membangun kompetensi diri sebelum ke luar negeri. Mari asah kemampuan diri melalui kompetisi dengan teman satu daerah atau level nasional dahulu. Dari sana kita dapat menilai, sudahkah saya layak untuk mewakili bangsa ini di mata dunia nanti ?
Anda tak perlu ke luar negeri kalau hanya…
ingin berbangga hati, atau jalan-jalan dengan tongkat selfie. Masih banyak kok tempat-tempat menarik di republik ini. Bukankah negeri kita sangat luas ya ? Mengapa Anda sangat bangga dengan pemandangan di luar sana jika sebenarnya kita pun punya ? Mari kita sama-sama menanyakan dalam hati. Sudah seharusnya kita bersyukur dan merasa cukup, bahwa tak perlu jauh-jauh ke luar negeri apabila hanya ingin berbagga diri. Ini hal esensial, Dik.
Tak perlu cepat-cepat ke luar negeri kalau hanya…
belum yakin persiapannya. Hidup adalah proses, dimana kita mendapat tempaan dari sekian proses di keluarga, kampus, dan masyarakat. Kita hidup dengan beragam bahasa, budaya, dan tentu etika. Dari yang pernah saya alami ketika di luar negeri, perlu sekali menyiapkan kemampuan bahasa, mental, skill, dan tentunya rukhiyah. Semuanya itu perlu PROSES, tidak ujug-ujug (cepat-cepat) tercapai. Sebuah capaian besar berawal dari prestasi sederhana yang berkelanjutan.
Jika Anda adalah muslim, tentu terpikirkan : bagaimana dengan sholat saya nanti ? apakah saya telah siap ilmunya sebagai seorang musafir ? bagaimana dengan ibadah saya nanti ? Serta beberapa pertanyaan lain yang jawabannya perlu proses yang tak singkat untuk menyiapkannya. Kita belajar melihat sejauh mana kapasitas kita mampu survive ketika di luar negeri nanti.
Jangan sampai Anda hilang konsepsi atas niat berprestasi dan pergi ke luar negeri. Jangan sampai misi “jalan-jalan” nya itu menutupi niat baik Anda mahasiswa untuk menuntut ilmu. Luruskan niat, tanyakan pada diri Anda mengapa perlu berprestasi ? Kontribusi apa yang nantinya dapat saya berikan untuk orang-orang di sekitar Anda dan untuk bangsa ini ? Benahi niat, karena ada dua malaikat di samping kita yang mencatat 🙂 Jika memang bekalnya sudah cukup, semoga Allah berikan kemudahan dalam mengharumkan bangsa ini di penjuru dunia. Dengan demikian, semoga hasilnya akan lebih berkah dan memberi inspirasi bagi mahasiswa lainnya.
Tulisan ini adalah nasihat untuk penulis dan bagi Anda yang berkenan membaca. Semoga Allah senantiasa menjaga saudara-saudariku muslim sekalian.
Kota Pelajar, 26/11/2015
Pembelajar,
Janu Muhammad
Dokumentasi Penulis Saat di Belanda
Sumber :
https://www.facebook.com/notes/janu-muhammad/anda-tak-perlu-ke-luar-negeri-kalau-hanya/10204899110828184?comment_id=10204901884657528&reply_comment_id=10204902150504174&ref=notif¬if_t=note_comment
7 Comments. Leave new
Cadas dan cerdas sekali.
Smoga sukses mas Janu!
Terimakasih sudah berkunjung Mbak Fitri, sukses selalu 🙂
Masha Allah ka Janna :') ini touched heart banget
Salam kenal kak anyway^^
semoga bermanfaat mas.salam kenal,terimakasih ya
amazing… inspiratif mas.
amazing… inspiratif mas.
terimakasih…semoga bermanfaat