Batang berwarna putih itu selalu
menemanimu,
menemanimu,
Kau apit dengan telunjuk dan jari
manis di tangan kananmu,
manis di tangan kananmu,
Kau nyalakan sebuah api dan kau
letupkan di ujung batang itu,
letupkan di ujung batang itu,
Kepulan asap dan bara api mulai
menyala,
menyala,
Itu tanda kau mulai bercengkrama
dengan teman ‘baik’mu,
dengan teman ‘baik’mu,
Kau mulai menghisapnya, semerbak
bau tembakau berwujud asap mengepul dari mulut dan hidungmu,
bau tembakau berwujud asap mengepul dari mulut dan hidungmu,
Kau merasa nyaman, enak, dan
nikmat bukan ?
nikmat bukan ?
Kau pasti juga merasa ‘laki’
dengan beberapa batang yang kau konsumsi itu,
dengan beberapa batang yang kau konsumsi itu,
Pagi, siang, malam dia menjadi
teman yang kau anggap baik.
teman yang kau anggap baik.
Teman yang menemani di kala kau
sendiri dan menjadi pelampiasan penatnya pikiran,
sendiri dan menjadi pelampiasan penatnya pikiran,
Kawan,andaikan kau dengar suara itu,
Andaikan kau dengar, aku sebagai
sahabatmu bersedih,
sahabatmu bersedih,
Ketika yang kau anggap baik dan
nikmat, aku menjadi orang yang menerima akibat,
nikmat, aku menjadi orang yang menerima akibat,
Ketika kau nyaman dengannya, aku
disini sulit untuk bertahan,
disini sulit untuk bertahan,
Aku merasa iba dengan
kesehatanku, kesehatanmu
kesehatanku, kesehatanmu
Aku masih ingin menjadi
sahabatmu, namun kau masih saja asyik dengan batang putih itu,
sahabatmu, namun kau masih saja asyik dengan batang putih itu,
Aku ingin menghargai kesehatanmu,
aku ingin kau sadar,
aku ingin kau sadar,
Betapa inginnya, kau kembali
seperti dulu…
seperti dulu…
Seperti awal mula ketika kau
belum ‘candu’,
belum ‘candu’,
Seperti awal, ketika aku baru
mengenalmu, mengenalmu yang terpancar kesholehan dan keteladanan,
mengenalmu, mengenalmu yang terpancar kesholehan dan keteladanan,
Ingatkah kau shabatku, kepada
orang tua yang telah menyekolahkanmu ?
orang tua yang telah menyekolahkanmu ?
Kepada mereka yang mencari rezeki
untukmu, untuk masa depanmu ?
untukmu, untuk masa depanmu ?
Sudahkah kau gunakan bekal yang
mereka berikan untukmu sebaik mungkin ?
mereka berikan untukmu sebaik mungkin ?
Ataukah kau belanjakan untuk
sahabatmu itu,
sahabatmu itu,
Barangkali saja kau memilih 12 batang
daripada sebungkus nasi, itu persepsiku saja,
daripada sebungkus nasi, itu persepsiku saja,
Tapi, aku pun hanya bisa
merenung, mendoakanmu selalu,
merenung, mendoakanmu selalu,
Toh, engkau sudah pada
keputusanmu, engkau sudah dewasa,
keputusanmu, engkau sudah dewasa,
Engkau juga sudah tahu mana yang
baik dan buruk, itu juga yang akan merasakan hanya kamu..iya kamu
baik dan buruk, itu juga yang akan merasakan hanya kamu..iya kamu
Tapi, sahabatmu ini mohon satu
pinta, agar kau kembali merenung, sudah banyak orang di sekitarmu yang kau beri
‘asap’, itu aku…
pinta, agar kau kembali merenung, sudah banyak orang di sekitarmu yang kau beri
‘asap’, itu aku…
Semoga Allah senantiasa
meneguhkan hatimu untuk kembali, kembali menjadi pribadi sehat,
meneguhkan hatimu untuk kembali, kembali menjadi pribadi sehat,
Semoga saja aku terjaga, aku ingin
kau memikirkan ulang, dan sepenuhnya berhenti menghisap batang putih itu !
kau memikirkan ulang, dan sepenuhnya berhenti menghisap batang putih itu !