Pagi di awal tahun baru ini menjadi sebuah renungan tersendiri bagiku. Entah mengapa beberapa tugas aku tunda dulu. Mengapa ‘merah jambu’ itu datang kembali menyapaku, mengingatkanku pada satu moment di mana ‘kami’ pernah bertemu. Kuharap pikiranku tetap bersih, tidak ada bisikan liar yang meracuni akal sehatku. Maaf, sepertinya dua kata ‘merah jambu’ sudah aku katakan sudah mewakili pikiranku pagi ini.
Renungan pagi ini kembali mengingatkanku, pada pertemuan pertama di masa-masa itu. Aku pernah mengalami masa renungan seperti ini, namun semuanya sudah berlalu. Tanpa bekas dan terhapus oleh waktu. Namun, renungan kali ini terasa beda, aku tidak tahu mengapa inginku menuliskannya pagi ini.
Aku tidak tahu, mengapa Allah telah mempertemukan aku dan kamu yang dahulu terlampau jauh jaraknya. Aku tidak menyangka, walau memang benar tidak ada kata ‘kebetulan’ dalam sebuah perjalanan hidup. Ia sudah menakdirkan semuanya, termasuk perjumpaan aku dan kamu.
Aku dan kamu pasti tidak menganggap ini hal yang serius karena memang kita masih pada jalannya masing-masing. Kita masih malu untuk mengungkapkannya. Termasuk aku, aku tidak ingin masa mudaku tercoreng karena ‘pacaran’ dan menjadi perbincangan bagi keluarga besarku. Aku simpan baik-baik rasa ini dan engkau pun juga. Kita percaya bahwa Ia akan mempertemukan dua jemari ini di moment bahagia sesungguhnya. Kita orang beragama, tahu hukumnya. Aku coba menahan agar suatu saat nanti rasa ini tercurahkan untuk mengungkapkannya padamu, memberi tahu bapak dan ibuku.
Aku bersyukur bisa bertemu denganmu, mengenalmu hingga saat ini. Semoga saja jika memang aku untukmu dan kamu untukku, Allah akan meridhoinya. Suatu saat nanti kita akan jujur saling mengungkapkan dalam momen yang istimewa. Namun untuk saat ini, biarlah kita menyelesaikan target mimpi pribadi dulu dan menyusun mimpi bersama.
#RenunganPagi