Senin,
17 Juni 2013 menjadi saksi bisu kambuhnya sebuah penyakit yang saya miliki. Ya,
sekitar dua tahun yang lalu saya divonis mengidap sebuah penyakit bernama
fertigo. Siang kemarin, saya terbaring lemas di sekretariat UKMF Screen.
Setelah mengurus pengajuan proposal penelitian, tubuh saya langsung lemas tak
berdaya. Gejala yang saya alami saat itu adalah mengantuk dan pusing bukan
kepalang. Saya baringkan badan saya selama kurang lebih dua jam, namun ternyata
tidak membawa pengaruh untuk segera segar kembali. Saya mengira hanya kelelahan
karena sedari pagi agenda begitu padat. Ternyata bukan, justru semakin siang
kepala saya ikut pusing dan terasa berat sekali. Sontak rencana sore harinya
yang akan bertemu dosen, saya terpaksa izin. Siang itu sekitar pukul 14.00 saya
langsung ingin segera pulang, tak kuat rasanya kepala ini. Kepala rasanya berat
dan berputar-putar, badan gemetar terasa panas namun anehnya saya kedinginan.
Di tengah perjalanan pulang, saya menahan sakit dan berharap segera sampai
rumah. Hujan siang itu pun menambah perjuangan untuk sampai ke rumah.
17 Juni 2013 menjadi saksi bisu kambuhnya sebuah penyakit yang saya miliki. Ya,
sekitar dua tahun yang lalu saya divonis mengidap sebuah penyakit bernama
fertigo. Siang kemarin, saya terbaring lemas di sekretariat UKMF Screen.
Setelah mengurus pengajuan proposal penelitian, tubuh saya langsung lemas tak
berdaya. Gejala yang saya alami saat itu adalah mengantuk dan pusing bukan
kepalang. Saya baringkan badan saya selama kurang lebih dua jam, namun ternyata
tidak membawa pengaruh untuk segera segar kembali. Saya mengira hanya kelelahan
karena sedari pagi agenda begitu padat. Ternyata bukan, justru semakin siang
kepala saya ikut pusing dan terasa berat sekali. Sontak rencana sore harinya
yang akan bertemu dosen, saya terpaksa izin. Siang itu sekitar pukul 14.00 saya
langsung ingin segera pulang, tak kuat rasanya kepala ini. Kepala rasanya berat
dan berputar-putar, badan gemetar terasa panas namun anehnya saya kedinginan.
Di tengah perjalanan pulang, saya menahan sakit dan berharap segera sampai
rumah. Hujan siang itu pun menambah perjuangan untuk sampai ke rumah.
Sesampainya
di rumah, ibu telah menunggu di teras rumah. Sengaja saya tidak memberitahukan
kepada ibu sebelumnya bahwa saat itu saya sedang demam. Namun, ternyata ibu
telah mengetahuinya. Saya segera melepas jaket yang agak basah terkena guyuran
air hujan. Saya baringkan tubuh saya di kasur dan langsung memakai selimut.
Begitu dingin rasanya siang itu, namun suhu badan saya sangat panas. Gejala ini
persis saya alami dua tahun yang lalu. Saat itu kondisi badan saya sangat
lemah, demam bercampur gejala ingin tidur berkepanjangan. Siang itu juga
rasanya kepala pusing dan berat, bahkan tubuh rasanya remuk dan lemas. “Ya
Allah, ini saya kenapa ?”batin saya dalam hati.
di rumah, ibu telah menunggu di teras rumah. Sengaja saya tidak memberitahukan
kepada ibu sebelumnya bahwa saat itu saya sedang demam. Namun, ternyata ibu
telah mengetahuinya. Saya segera melepas jaket yang agak basah terkena guyuran
air hujan. Saya baringkan tubuh saya di kasur dan langsung memakai selimut.
Begitu dingin rasanya siang itu, namun suhu badan saya sangat panas. Gejala ini
persis saya alami dua tahun yang lalu. Saat itu kondisi badan saya sangat
lemah, demam bercampur gejala ingin tidur berkepanjangan. Siang itu juga
rasanya kepala pusing dan berat, bahkan tubuh rasanya remuk dan lemas. “Ya
Allah, ini saya kenapa ?”batin saya dalam hati.
Sore
harinya, setelah dibujuk untuk ke dokter, akhirnya saya putuskan untuk berobat.
Perlu diketahui bahwa saya jarang sekali berobat ke dokter, paling juga sembuh
sendiri. Namun, rasanya sore itu saya ingin segera diobati. Sesampainya di
klinik “Sahabat Insani” saya ditanya gejala apa saja yang dirasakan. Saya
jelaskan dengan detail. Dokter mengecek riwayat pemeriksaan saya dan akhirnya
timbul diagnosis bahwa fertigo saya kambuh. Ya, saya sangat kaget. Awalnya saya
menduga saya hanya kelelahan karena beberapa hari ini telah memforsir diri dan
banyak pikiran. Namun, ternyata teman akrab saya “vertigo” telah kembali,
bersama lemahnya daya imun/kekebalan tubuh saya akibat operasi amandel 1,5
tahun yang lalu. Dua faktor ini yang menjadi diagnosis dokter.
harinya, setelah dibujuk untuk ke dokter, akhirnya saya putuskan untuk berobat.
Perlu diketahui bahwa saya jarang sekali berobat ke dokter, paling juga sembuh
sendiri. Namun, rasanya sore itu saya ingin segera diobati. Sesampainya di
klinik “Sahabat Insani” saya ditanya gejala apa saja yang dirasakan. Saya
jelaskan dengan detail. Dokter mengecek riwayat pemeriksaan saya dan akhirnya
timbul diagnosis bahwa fertigo saya kambuh. Ya, saya sangat kaget. Awalnya saya
menduga saya hanya kelelahan karena beberapa hari ini telah memforsir diri dan
banyak pikiran. Namun, ternyata teman akrab saya “vertigo” telah kembali,
bersama lemahnya daya imun/kekebalan tubuh saya akibat operasi amandel 1,5
tahun yang lalu. Dua faktor ini yang menjadi diagnosis dokter.
Saya
kurang begitu paham apa itu fertigo. Namun yang saya rasakan adalah gejala
demam bercampur dengan pusing bukan kepalang ketika saya kelelahan, ini terjadi
sewaktu-waktu, ditambah turunnya kekebalan tubuh akibat amandel kanan dan kiri
yang sudah diambil. Sampai saat ini saya hanya bisa berdoa dan beristirahat
sejenak. Saya diberi kesempatan Allah untuk beristirahat di rumah, meski dalam
kondisi sakit dan minum obat. Pelajaran yang saya dapat : betapa berharganya
sebuah kesehatan dan penghargaan kepada “tubuh” agar dijaga dan tidak diforsir
untuk aktivitas. Kini, fertigo telah menjadi teman akrab saya dan saya pun
mulai menyadarinya.
kurang begitu paham apa itu fertigo. Namun yang saya rasakan adalah gejala
demam bercampur dengan pusing bukan kepalang ketika saya kelelahan, ini terjadi
sewaktu-waktu, ditambah turunnya kekebalan tubuh akibat amandel kanan dan kiri
yang sudah diambil. Sampai saat ini saya hanya bisa berdoa dan beristirahat
sejenak. Saya diberi kesempatan Allah untuk beristirahat di rumah, meski dalam
kondisi sakit dan minum obat. Pelajaran yang saya dapat : betapa berharganya
sebuah kesehatan dan penghargaan kepada “tubuh” agar dijaga dan tidak diforsir
untuk aktivitas. Kini, fertigo telah menjadi teman akrab saya dan saya pun
mulai menyadarinya.