Alhamdulillah,wassholatu wassalamu ‘ala
nabiyyina Muhammadin
nabiyyina Muhammadin
Segala puji syukur hanya kepada Allah Ta’ala,
yang senantiasa memberikan hidayah-Nya. Semoga sholawat tercurah kepada
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, teladan umat Islam yang kita harapkan
syafaatnya di hari kiamat. Pada kesempatan ini saya akan merangkum sebuah kajian
akbar bersama beliau al Ustadz Badrusalam, Lc. hafidzhahullahu taala anhu di
Islamic Center Baitul Muhsinin Medari. Beliau Ustadz Barusalam, Lc. adalah
pengisi Radio Rodja dan Rodja TV. Kajian pada hari Sabtu, 5 September 2015 ini
bertemakan “Kaidah-Kaidah Dasar dalam
Beramal” sebuah tema yang sangat penting bagi kita umat Islam.
yang senantiasa memberikan hidayah-Nya. Semoga sholawat tercurah kepada
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, teladan umat Islam yang kita harapkan
syafaatnya di hari kiamat. Pada kesempatan ini saya akan merangkum sebuah kajian
akbar bersama beliau al Ustadz Badrusalam, Lc. hafidzhahullahu taala anhu di
Islamic Center Baitul Muhsinin Medari. Beliau Ustadz Barusalam, Lc. adalah
pengisi Radio Rodja dan Rodja TV. Kajian pada hari Sabtu, 5 September 2015 ini
bertemakan “Kaidah-Kaidah Dasar dalam
Beramal” sebuah tema yang sangat penting bagi kita umat Islam.
Kajian dibuka ba’da Maghrib dengan pengantar tentang
kewajiban setiap mukmin untuk berilmu sebelum beramal. Ikhwah fillah, berilmu
adalah perkara mendasar yang harus ditanamkan pada diri setiap mukmin sebelum
ia beramal. Kita sama-sama paham bahwa ilmu adalah syarat sah amal. Untuk itu, menuntut ilmu adalah perintah dan
kewajiban dari Allah untuk umat manusia.
kewajiban setiap mukmin untuk berilmu sebelum beramal. Ikhwah fillah, berilmu
adalah perkara mendasar yang harus ditanamkan pada diri setiap mukmin sebelum
ia beramal. Kita sama-sama paham bahwa ilmu adalah syarat sah amal. Untuk itu, menuntut ilmu adalah perintah dan
kewajiban dari Allah untuk umat manusia.
“Ilmu adalah
kesimpulan yang ada dalilnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Majmu’ Fatawa, Syamilah,
jilid 6, hal. 388)
kesimpulan yang ada dalilnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Majmu’ Fatawa, Syamilah,
jilid 6, hal. 388)
Ketika sudah berilmu, seseorang pada akhirnya
akan mulai beramal. Kita perlu mengenal syarat sah ibadah/amal. Ibadah yang
benar kepada Allah dibangun di atas dasar-dasar atau kaidah-kaidah yang kokoh.
Ada dua syarat utama : a. Ibadah adalah tauqifiyah. Artinya, ibadah tidak akan
dilakukan kecuali dengan apa yang diperintahkan atau diturunkan wahyu Allah Ta’aa.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (ittiba’).
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman (yang artinya), “Katakanlah,
‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.‘” (QS. Ali Imran:31).
akan mulai beramal. Kita perlu mengenal syarat sah ibadah/amal. Ibadah yang
benar kepada Allah dibangun di atas dasar-dasar atau kaidah-kaidah yang kokoh.
Ada dua syarat utama : a. Ibadah adalah tauqifiyah. Artinya, ibadah tidak akan
dilakukan kecuali dengan apa yang diperintahkan atau diturunkan wahyu Allah Ta’aa.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (ittiba’).
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman (yang artinya), “Katakanlah,
‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.‘” (QS. Ali Imran:31).
Ibadah yang dilandasi dengan mengikuti
petunjuk Rasulullah begitu penting untuk diperhatikan. ; b. Ibadah harus
dilakukan atas dasar ikhlas. Ikhlas adalah memurnikan niat dalam beribadah
kepada Allah, mencari ridho Allah, menginginkan wajah Allah, serta perjumpaan
dengan-Nya. Ikhlas tempatnya di dalam hati dan tidak perlu disebutkan melalui
lisan. Selanjutnya, ada enam kaidah yang harus diperhatikan dalam beramal :
petunjuk Rasulullah begitu penting untuk diperhatikan. ; b. Ibadah harus
dilakukan atas dasar ikhlas. Ikhlas adalah memurnikan niat dalam beribadah
kepada Allah, mencari ridho Allah, menginginkan wajah Allah, serta perjumpaan
dengan-Nya. Ikhlas tempatnya di dalam hati dan tidak perlu disebutkan melalui
lisan. Selanjutnya, ada enam kaidah yang harus diperhatikan dalam beramal :
- Pertama, beramal sesuai tuntunan Rasulullah
untuk sifat/tata cara. Contohnya adalah ketika melaksanakan sholat. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan bagaimana tata cara sholat
yang benar. Jelas ini mutlak dan tidak dapat diubah-ubah karena sudah jelas
dalilnya. -
Kedua, beramal sesuai ketentuan Rasulullah
untuk waktunya. Ketika melakukan amal kebaikan ataupun ibadah, Allah telah
mengatur kapan waktu terbaik yang dapat diisi oleh dengan beribadah. Misalnya
perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan adalah hanya pada bulan Ramadhan,
bukan bulan lainnya. Tentu ini waktu mutlak yang tidak dapat diganti. Begitu
jugu dengan pelaksanaan sholat Dhuha misalnya pada pagi hari. - Ketiga, beramal sesuai tuntunan Rasulullah
dalam tempat. Salah satu contohnya adalah yang baru-baru ini akan dilaksanakan
oleh sebagian kaum muslimin yaitu ibadah haji. Sudah menjadi ketentuan bahwa
tawaf yang dilakukan saat ibadah haji hanya boleh di sekitar ka’bah dengan
mengelilinginya. Tidak dapat dilaksanakan di tempat lain, seperti di
Parangtritis Yogyakarta yang mana di sana terdapat lokasi untuk latihan manasik
haji. -
Keempat, beramal sesuai tuntunan Rasulullah
dalam hal jumlah. Contoh nyatanya adalah dalam hal rakaat sholat. Ketentuan
khususnya adalah jumlah rakaat yang secara mutlak telah diajarkan Rasulullah. Maghrib
tiga rakaat, Isya empat rakaat, dan lain sebagainya. - Kelima, beramal sesuai tuntunan Rasulullah
dalam hal sebab. Ini juga merupakan perkara penting yang perlu mendapat
perhatian. - Keenam, beramal sesuai tuntunan Rasulullah
dalam jenisnya. Misalnya pada ibadah qurban. Telah disebutkan bahwa binatang
yang menjadi hewan qurban salah satunya sapi, bukan berupa binatang buas
ataupun binatang berbahaya lainnya.
Ikhwah fillah…
Selanjutnya, dari enam kaidah di atas,
alangkah baiknya jika kita mencari dan melaksanakan amalan yang paling baik,
yang didasari dengan ikhlas serta sesuai tuntunan Rasulullah. Analoginya adalah
ketika kita bersedekah, maka kualitas yang paling baik adalah ketika secara
sembunyi-sembunyi dan di saat paling sulit (seperti banyak kebutuhan hidup atau
baru dalam keadaan terjepit). Maka itulah yang paling utama, tetap beramal
meski kekhawatiran menghimpit.
alangkah baiknya jika kita mencari dan melaksanakan amalan yang paling baik,
yang didasari dengan ikhlas serta sesuai tuntunan Rasulullah. Analoginya adalah
ketika kita bersedekah, maka kualitas yang paling baik adalah ketika secara
sembunyi-sembunyi dan di saat paling sulit (seperti banyak kebutuhan hidup atau
baru dalam keadaan terjepit). Maka itulah yang paling utama, tetap beramal
meski kekhawatiran menghimpit.
Saudara-saudara kaum muslimin yang dirahmati
Allah. Beliau al ustadz Badrusalam juga memberikan nasihat tentang pentingnya
amalan hati di samping amalan anggota badan. Hati yang bersih akan melahirkan
amalan baik, amalan yang semakin bermanfaat untuk umat. Amalan yang paling
dicintai Allah salah satunya adalah memasukkan kegembiraan di hati setiap
muslim. Contohnya ketika sahabat kita dirundung duka dan masalah. Maka
dekatilah ia, ajaklah untuk makan dan beri suasana gembira agar semangatnya
tumbuh dan segera berbenah. Amalan baik juga salah satunya adalah yang paling
berpengaruh untuk hati kita. Misalnya ketika kita dalam keadaan jauh dari Allah
dan perlu obat hati berupa membaca Al Qur’an maka bersegeralah membacanya dan
jangan ditunda, bukan dengan memperbanyak sholat sunnah karena sesungguhnya
pada saat itu dengan membaca Al Qur’an lah yang lebih utama untuk iman kita.
Allah. Beliau al ustadz Badrusalam juga memberikan nasihat tentang pentingnya
amalan hati di samping amalan anggota badan. Hati yang bersih akan melahirkan
amalan baik, amalan yang semakin bermanfaat untuk umat. Amalan yang paling
dicintai Allah salah satunya adalah memasukkan kegembiraan di hati setiap
muslim. Contohnya ketika sahabat kita dirundung duka dan masalah. Maka
dekatilah ia, ajaklah untuk makan dan beri suasana gembira agar semangatnya
tumbuh dan segera berbenah. Amalan baik juga salah satunya adalah yang paling
berpengaruh untuk hati kita. Misalnya ketika kita dalam keadaan jauh dari Allah
dan perlu obat hati berupa membaca Al Qur’an maka bersegeralah membacanya dan
jangan ditunda, bukan dengan memperbanyak sholat sunnah karena sesungguhnya
pada saat itu dengan membaca Al Qur’an lah yang lebih utama untuk iman kita.
Sebuah amalan baik juga dilihat dari sisi
perjuangannya. Semakin besar perjuangan untuk melaksanakan amalan itu, maka
semakin besar pula pahalanya. Contohnya ketika akan bersedekah. Jika dalam
keadaan miskin, banyak kebutuhan hidup, dan hanya memiliki sedikit uang, maka
sesungguhnya ketika kita bersedekah maka pahalanya amat besar karena ada sebuah
perjuangan yang harus ditempuh demi membuang jauh-jauh ‘khawatir’ menjadi lebih
miskin. Maka sesunggunya Allah telah menyiapkan pahala berlipat di tengah
kekurangan itu. Contoh ini tidak lepas dari rasa ikhas yang terbangun dalam
diri atas wujud rasa cinta kepada Allah semata.
perjuangannya. Semakin besar perjuangan untuk melaksanakan amalan itu, maka
semakin besar pula pahalanya. Contohnya ketika akan bersedekah. Jika dalam
keadaan miskin, banyak kebutuhan hidup, dan hanya memiliki sedikit uang, maka
sesungguhnya ketika kita bersedekah maka pahalanya amat besar karena ada sebuah
perjuangan yang harus ditempuh demi membuang jauh-jauh ‘khawatir’ menjadi lebih
miskin. Maka sesunggunya Allah telah menyiapkan pahala berlipat di tengah
kekurangan itu. Contoh ini tidak lepas dari rasa ikhas yang terbangun dalam
diri atas wujud rasa cinta kepada Allah semata.
Demikian, bahwasanya kaidah-kaidah dalam
beramal shalih amat penting
untuk menjadi renungan bagi kita. Sudah sejauh mana ikhlas bersemayam dalam
hati dan ittiba’ rasul menjadi landasan utama dalam beramal. Semoga Allah Ta’ala
selalu memberikan ridho dalam setiap amalan kita, memberikan keberkahan untuk
setiap aktivitas kebaikan kita.
beramal shalih amat penting
untuk menjadi renungan bagi kita. Sudah sejauh mana ikhlas bersemayam dalam
hati dan ittiba’ rasul menjadi landasan utama dalam beramal. Semoga Allah Ta’ala
selalu memberikan ridho dalam setiap amalan kita, memberikan keberkahan untuk
setiap aktivitas kebaikan kita.
“Setiap amal didasari dengan ilmu, ilmu yang bersumber
dari Al Qur’an dan As Sunnah”
dari Al Qur’an dan As Sunnah”
Demikian sedikit catatan singkat ini semoga menjadi reminder
bagi penulis sendiri dan kaum muslimin lainnya. Mohon maaf jika terdapat
kesalahan kata/makna dalam menuliskan kembali nasihat-nasihat dari Ustadz
Badrusalam, Lc hafizhahullahu taala anhu. Wallahu ta’alam bishawab, semoga
Allah senantiasa membukakan hati kita untuk mendatangi majelis-majelis ilmu dan
melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
bagi penulis sendiri dan kaum muslimin lainnya. Mohon maaf jika terdapat
kesalahan kata/makna dalam menuliskan kembali nasihat-nasihat dari Ustadz
Badrusalam, Lc hafizhahullahu taala anhu. Wallahu ta’alam bishawab, semoga
Allah senantiasa membukakan hati kita untuk mendatangi majelis-majelis ilmu dan
melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
Teriring doa untuk beliau Ustadz Badrusalam,
Lc. hafidzhahullahu taala anhu semoga senantiasa dijaga Allah, diberikan
keberkahan dalam jalan dakwah Islam ini. Kami mengucapkan jazaakumullahu
khairan atas kehadirannya di Islamic Center Baitul Muhsinin.
Lc. hafidzhahullahu taala anhu semoga senantiasa dijaga Allah, diberikan
keberkahan dalam jalan dakwah Islam ini. Kami mengucapkan jazaakumullahu
khairan atas kehadirannya di Islamic Center Baitul Muhsinin.
“Berilah kami
petunjuk ke jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat. Bukan
jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.”
petunjuk ke jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat. Bukan
jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.”
(QS.
Al-Fatihah: 5 – 7)
Al-Fatihah: 5 – 7)
Sleman, 6 September 2015
22 Dzulq.1436 H