Manusia
merupakan satu jenis makhluk di antara lebih dari sejuta jenis makhluk lain
yang masih menduduki alam dunia ini (Koentjaraningrat:2009). Secara naluri, manusia
adalah makhluk individu yang diciptakan Tuhan. Manusia juga merupakan makhluk
sosial yang diciptakan di bumi ini. Manusia memerlukan satu sama lain untuk
bertahan hidup dan memperoleh kebahagiaan dalam hidup. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri karena mereka saling melengkapi. Dengan kata
lain, manusia adalah sebaik-baik makhluk yang diciptakan Tuhan untuk bumi ini.
merupakan satu jenis makhluk di antara lebih dari sejuta jenis makhluk lain
yang masih menduduki alam dunia ini (Koentjaraningrat:2009). Secara naluri, manusia
adalah makhluk individu yang diciptakan Tuhan. Manusia juga merupakan makhluk
sosial yang diciptakan di bumi ini. Manusia memerlukan satu sama lain untuk
bertahan hidup dan memperoleh kebahagiaan dalam hidup. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri karena mereka saling melengkapi. Dengan kata
lain, manusia adalah sebaik-baik makhluk yang diciptakan Tuhan untuk bumi ini.
Manusia
mempunyai naluri yang timbul sewaktu-waktu. Selain memiliki naluri, manusia
juga mempunyai kemampuan untuk berpikir, berbagai macam perasaan dan bakat
(Wursanto, 2002:5). Naluri atau instinct
adalah kemampuan untuk berpikir atau derajat intelegensi, perasaan, atau emosi,
dan bakat atau talenta yang memiliki
hubungan warisan biologis. Warisan biologis yang ada pada diri manusia tidak
dapat berkembang secara otomatis, tetapi harus dikembangkan. Segala sesuatu
harus diajarkan. Demikian pula naluri manusia untuk hidup bermasyarakat atau
untuk hidup berkelompok harus dikembangkan dan diajarkan, sehingga dalam
perkembangan selanjutnya, bermasyarakat dan berkelompok itu menjadi kebutuhan
bagi setiap manusia.
mempunyai naluri yang timbul sewaktu-waktu. Selain memiliki naluri, manusia
juga mempunyai kemampuan untuk berpikir, berbagai macam perasaan dan bakat
(Wursanto, 2002:5). Naluri atau instinct
adalah kemampuan untuk berpikir atau derajat intelegensi, perasaan, atau emosi,
dan bakat atau talenta yang memiliki
hubungan warisan biologis. Warisan biologis yang ada pada diri manusia tidak
dapat berkembang secara otomatis, tetapi harus dikembangkan. Segala sesuatu
harus diajarkan. Demikian pula naluri manusia untuk hidup bermasyarakat atau
untuk hidup berkelompok harus dikembangkan dan diajarkan, sehingga dalam
perkembangan selanjutnya, bermasyarakat dan berkelompok itu menjadi kebutuhan
bagi setiap manusia.
Dalam
perjalanannya, manusia harus mampu melakukan adaptasi. David Kaplan (2002)
mengatakan dalam bukunya Teori Budaya,
bahwa adaptasi berperan penting dalam proses kehidupan dari waktu ke waktu.
Pentingnya adaptasi ini adalah untuk penyesuaian manusia dengan lingkungannya,
baik dengan manusia maupun alam. Adaptasi dilakukan dengan diiringi kerja keras
untuk bertahan hidup. Kerja keras itu diwujudkan dalam bentuk pekerjaan atau
sebuah karya manusia, baik fisik maupun nonfisik.
perjalanannya, manusia harus mampu melakukan adaptasi. David Kaplan (2002)
mengatakan dalam bukunya Teori Budaya,
bahwa adaptasi berperan penting dalam proses kehidupan dari waktu ke waktu.
Pentingnya adaptasi ini adalah untuk penyesuaian manusia dengan lingkungannya,
baik dengan manusia maupun alam. Adaptasi dilakukan dengan diiringi kerja keras
untuk bertahan hidup. Kerja keras itu diwujudkan dalam bentuk pekerjaan atau
sebuah karya manusia, baik fisik maupun nonfisik.
Berdasarkan
kondisi tersebut, sudah selayaknya seseorang mau untuk bergabung dengan
masyarakat di mana ia tinggal. Jika dilihat di perdesaan, terdapat berbagai
kesempatan yang bisa diambil untuk memaksimalkan peran manusia untuk
lingkungannya. Peran itulah yang dinamakan dengan organisasi. Mengapa dengan
organisasi ? Karena di dalam organisasi terdapat sekumpulan nilai baik,
diantaranya : kerja keras, tanggung jawab, kejujuran, amanah, dan nilai
lainnya. Sebuah organisasi memerlukan seorang pemimpin untuk bisa mengatur
timnya dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Misalnya organisasi karang
taruna yang ada di desa. Organisasi tersebut harus memiliki semangat kerja
keras agar program-programnya bisa berjalan dengan baik. Pernyataan ini sesuai
dengan konsep Suwardi (1982) bahwa diperlukan semangat kerja dalam sebuah tim
untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
kondisi tersebut, sudah selayaknya seseorang mau untuk bergabung dengan
masyarakat di mana ia tinggal. Jika dilihat di perdesaan, terdapat berbagai
kesempatan yang bisa diambil untuk memaksimalkan peran manusia untuk
lingkungannya. Peran itulah yang dinamakan dengan organisasi. Mengapa dengan
organisasi ? Karena di dalam organisasi terdapat sekumpulan nilai baik,
diantaranya : kerja keras, tanggung jawab, kejujuran, amanah, dan nilai
lainnya. Sebuah organisasi memerlukan seorang pemimpin untuk bisa mengatur
timnya dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Misalnya organisasi karang
taruna yang ada di desa. Organisasi tersebut harus memiliki semangat kerja
keras agar program-programnya bisa berjalan dengan baik. Pernyataan ini sesuai
dengan konsep Suwardi (1982) bahwa diperlukan semangat kerja dalam sebuah tim
untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
Sebuah
organisasi tentu memerlukan evaluasi pada setiap program kerja yang
dilaksanakan. Perbedaan utama dalam mengevaluasi kinerja tim adalah, meskipun
hasil masih tetap sangat penting, cara tim mencapai hasil tersebut juga penting
(Purwanto:2006). Proses kolaboratif yang digunakan untuk mencapai hasil juga
merupakan pengukur kinerja yang penting. Program-program kerja yang ada di
suatu organisasi harus diiringi dengan semangat bekerja keras dan tahan
banting, baik oleh ketua maupun para anggotanya. Kerja keras adalah semangat
untuk terus maju dan tanda sebuah organisasi akan sukses dalam melakukan kinerja.
organisasi tentu memerlukan evaluasi pada setiap program kerja yang
dilaksanakan. Perbedaan utama dalam mengevaluasi kinerja tim adalah, meskipun
hasil masih tetap sangat penting, cara tim mencapai hasil tersebut juga penting
(Purwanto:2006). Proses kolaboratif yang digunakan untuk mencapai hasil juga
merupakan pengukur kinerja yang penting. Program-program kerja yang ada di
suatu organisasi harus diiringi dengan semangat bekerja keras dan tahan
banting, baik oleh ketua maupun para anggotanya. Kerja keras adalah semangat
untuk terus maju dan tanda sebuah organisasi akan sukses dalam melakukan kinerja.
Semangat
kerja keras tim dalam sebuah organisasi adalah kunci keberhasilan organisasi
tersebut. Tanpa adanya semangat untuk terus bekerja dan berkarya, maka
organisasi itu hanya akan melemah dan hilang diterpa angin karena satu sama
lain tidak saling menguatkan. Kerja keras juga harus diimbangi oleh semangat
untuk berinovasi dan komunikasi karena sejatinya kerja keras itu akan
melahirkan karya yang baru. Dengan semangat kerja keras, maka setiap komponen
akan saling mendukung dan saling mengokohkan. Pada akhirnya, semangat bekerja
keras harus dimiliki oleh manusia agar ia tetap bisa menikmati hidup dan
mensyukuri apa yang Tuhan berikan untuknya.
kerja keras tim dalam sebuah organisasi adalah kunci keberhasilan organisasi
tersebut. Tanpa adanya semangat untuk terus bekerja dan berkarya, maka
organisasi itu hanya akan melemah dan hilang diterpa angin karena satu sama
lain tidak saling menguatkan. Kerja keras juga harus diimbangi oleh semangat
untuk berinovasi dan komunikasi karena sejatinya kerja keras itu akan
melahirkan karya yang baru. Dengan semangat kerja keras, maka setiap komponen
akan saling mendukung dan saling mengokohkan. Pada akhirnya, semangat bekerja
keras harus dimiliki oleh manusia agar ia tetap bisa menikmati hidup dan
mensyukuri apa yang Tuhan berikan untuknya.
Referensi :
Koentjaraningrat.
2009. Ilmu Antropologi. Jakarta :
Rineka Pustaka.
2009. Ilmu Antropologi. Jakarta :
Rineka Pustaka.
Wursanto. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Andi Offset.
Kaplan, David.
2002. Teori Budaya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
2002. Teori Budaya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suwardi, Eddy.
1982. Aspek-Aspek Kepemimpinan dalam
Menejemen Operasional. Bandung: Penerbit Alumni.
1982. Aspek-Aspek Kepemimpinan dalam
Menejemen Operasional. Bandung: Penerbit Alumni.
Purwanto, Sigit.
2006. Pocket Mentor Memimpin Tim.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
2006. Pocket Mentor Memimpin Tim.
Jakarta: Penerbit Erlangga.