Assalamu’alaikum Anakku Tersayang
Ayah menulis surat ini untuk anakku tercinta, Ahmad. Kita lahir di bulan yang sama, bulan ke-1. Saat itu usia ayah masih 26 tahun, Nak. Kau adalah anugerah terindah yang Allah berikan melalui seorang wanita sholihah yaitu ibumu. Kita harus bersyukur memiliki sosok sepertinya, wanita hebat dan setia yang selalu mengingatkan ayah pada kebaikan. Melalui sepucuk surat ini, perkenankan ayah menuliskan harapan untukmu. Kelak saat kau bisa membaca nanti, semoga goresan mimpi ini berguna untukmu.
Anakku tersayang,
Sebenarnya ayah cukup takut, khawatir apabila ayah belum dapat menjadi orang yang pantas kau tiru. Namun, ada hal yang perlu engkau tahu. Jauh sebelum menikahi ibumu, ayah telah belajar bagaimana cara menjadi suami dan ayah yang baik dalam memimpin keluarga. Ayah juga belajar dari universitas kehidupan, dari sosok ayahnya ayah. Beliau mengajarkan banyak hal untuk menjadi laki-laki mandiri dan disayang keluarga. InsyaAllah ayah mampu mendidikmu dengan baik.
Anakku yang sholih,
Ayah dan ibu tentu berdoa, jadilah pribadi yang berbakti kepada orang tua. Anak yang menjadi penerang lewat kebaikan yang kau terbarkan. Sejatinya, itu akan bermanfaat untuk kami, orang tuamu. Ke depan, pada eramu nanti, tantangan zaman semakin terasa, semoga Allah kokohkan imanmu, berkahi segala aktivitasmu. Ketika kau bertumbuh menjadi dewasa nanti, berkumpullah dengan orang-orang sholih. Bersiaplah menjadi cahaya lilin dalam kegelapan, yang menerangi sekeliling tempat tinggalmu. Engkau laki-laki, jadilah pemimpin yang amanah. Pemimpin yang dinanti-nanti banyak orang karena kebaikanmu. Dekatkan dirimu dengan Alquran, karena dari sanalah petunjuk kehidupan ini semuanya ada.
Anakku,
Bersemangatlah dalam menjemput mimpi. Kau tahu, ayahmu ini dibesarkan dari keluarga sederhana, yang dengan segala keterbatasan tetap memiliki mimpi tinggi. Tujuh tahun yang lalu ayah menginjakkan kaki di negeri kincir angin untuk studi, dilanjutkan ke negeri kanguru, ke negeri Paman Sam hingga Britania Raya, semua dengan dukungan berbagai pihak. Kalau tidak untuk mencari pahala berilmu, tidak mungkin semua terwujud. Persiapkan dirimu untuk menghadapi tantangan zaman yang pasti lebih berat dari era ayah.
Anakku,
Menjadi orang pintar tidaklah cukup. Yang terpenting adalah akhlak dan integritas. Berilmulah sebelum beramal, agar pondasi iman semakin kuat. Anakku, bijak dan bersabarlah dalam menghadapi segala tantangan ke depan. Jadilah bagian dari solusi, bukan menuntut semuanya ada di depanmu. Perbanyaklah silaturahmi, dari situlah jalan rezeki semakin dekat. Terakhir, semoga kau ingat pesan ayah baik-baik. Langkahkan kakimu, kencangkan tekadmu, hadapilah hari-hari di depan dengan optimisme dan keberanian.
Semoga berhasil, Nak. Peluk hangat dari ayahmu, Janu. We love you, Ahmad Hifzhi Sunna Muhammad (arti: Ahmad yang senantiasa mengikuti ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam). May Allah bless our journey ahead with prosperity and happiness. Aamiin
21/11/20
Ayahmu,
Janu Muhammad