Hari Kamis sore, 3
Juli 2014 menjadi awal perjalanan saya menuju training dan seleksi final
Gerakan Mari Berbagi (GMB) 2014. GMB yang seleksinya telah berlangsung sejak
bulan Oktober 2013 telah membawa saya sampai tahap final. Bersama 21 pemuka
pemudaterpilih lainnya dari seluruh
Indonesia, kami akan menjalani training dan seleksi final homestay program
tanggal 4-6 Juli 2014 di Asrama PPPON Cibubur Jakarta Timur. Homestay program
merupakan tahap akhur dari rangkaian perjalanan GMB 2014, setelah akhir tahun
2013 seleksi berkas, wawancara, seleksi proposal program, dan Februari 2014
kami mengikuti Youth Adventure and Youth Leader Forum bersama inspiring
leaders.
Juli 2014 menjadi awal perjalanan saya menuju training dan seleksi final
Gerakan Mari Berbagi (GMB) 2014. GMB yang seleksinya telah berlangsung sejak
bulan Oktober 2013 telah membawa saya sampai tahap final. Bersama 21 pemuka
pemudaterpilih lainnya dari seluruh
Indonesia, kami akan menjalani training dan seleksi final homestay program
tanggal 4-6 Juli 2014 di Asrama PPPON Cibubur Jakarta Timur. Homestay program
merupakan tahap akhur dari rangkaian perjalanan GMB 2014, setelah akhir tahun
2013 seleksi berkas, wawancara, seleksi proposal program, dan Februari 2014
kami mengikuti Youth Adventure and Youth Leader Forum bersama inspiring
leaders.
Jika mengingat
kembali perjalanan saya di GMB, sepertinya tidak cukup ditulis dalam 1 lembar
kertas karena terlalu banyak cerita yang terukir dan menjadi pembelajaran bagi
kami. GMB telah mengajarkan kepada kami betapa pentingnya sikap mental untuk
berbagi. Terlebih bagi para pemimpin, menumbuhkan kepedulian bagi sesama adalah
wujud living beyond yourself, bahwa hidup tidak hanya memikirkan diri sendiri
tetapi hidup juga memikirkan nasib orang lain. Itulah sebuah fitrah manusia,
bahwa kita ditakdirkan untuk saling berbagi, saling mengasihi. Perjalanan GMB
hingga detik ini pun setidaknya sudah membuka mata hati saya untuk lebih peka,
lebih peduli dengan lingkungan di mana saya tinggal.
kembali perjalanan saya di GMB, sepertinya tidak cukup ditulis dalam 1 lembar
kertas karena terlalu banyak cerita yang terukir dan menjadi pembelajaran bagi
kami. GMB telah mengajarkan kepada kami betapa pentingnya sikap mental untuk
berbagi. Terlebih bagi para pemimpin, menumbuhkan kepedulian bagi sesama adalah
wujud living beyond yourself, bahwa hidup tidak hanya memikirkan diri sendiri
tetapi hidup juga memikirkan nasib orang lain. Itulah sebuah fitrah manusia,
bahwa kita ditakdirkan untuk saling berbagi, saling mengasihi. Perjalanan GMB
hingga detik ini pun setidaknya sudah membuka mata hati saya untuk lebih peka,
lebih peduli dengan lingkungan di mana saya tinggal.
GMB 1000 Buku menjadi
program berbagi yang saya inisiasi. Latar belakang adanya program ini adalah
ketika melihat keadaan di mana anak-anak di dusun tempat saya tinggal
menginginkan adanya buku dan perpustakaan. Mau lipat tangan atau turun tangan ?
Saya ikut turun tangan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan itu hingga
GMB 1000 Buku menjadi program yang saat ini saya laksanakan bersama para
relawan. Perjalanan GMB 1000 Buku pun tidak semudah yang dibayangkan. Butuh
komitmen, kepercayaan, kesabaran, dan kegigihan untuk menyukseskan program
berbagi ini. Saya sangat mengapresiasi kepada seluruh relawan yang mencurahkan
jiwa raga dan tenaga dan terpancar senyum ikhlas dan bahagia.
program berbagi yang saya inisiasi. Latar belakang adanya program ini adalah
ketika melihat keadaan di mana anak-anak di dusun tempat saya tinggal
menginginkan adanya buku dan perpustakaan. Mau lipat tangan atau turun tangan ?
Saya ikut turun tangan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan itu hingga
GMB 1000 Buku menjadi program yang saat ini saya laksanakan bersama para
relawan. Perjalanan GMB 1000 Buku pun tidak semudah yang dibayangkan. Butuh
komitmen, kepercayaan, kesabaran, dan kegigihan untuk menyukseskan program
berbagi ini. Saya sangat mengapresiasi kepada seluruh relawan yang mencurahkan
jiwa raga dan tenaga dan terpancar senyum ikhlas dan bahagia.
GMB 1000 resmi
dimulai sejak bulan Februari hingga Juli 2014. Tibalah saatnya saya harus
melaporkan pertanggung jawaban dari perkembangan program melalui tabel dampak
berbagi. Saya mengirimnya bersama sebuah form aplikasi homestay program.
Informasi yang saya dapat akan ada 10 peserta terpilih yang akan diberangkatkan
ke Australia, Jepang, ASEAN, dan Irlandia. Namun ternyata yang benar adalah
Australia dan Jepang. Saya bergumam dalam hari, “Ini bukan tujuan utama saya di
dalam GMB, ini adalah bonus sebagai bentuk apresiasi volunteer GMB.” Siapa yang
tidak ingin ke Jepang ? Saya yakin semua mau. Siapa yang tidak ingin ke benua
Australia ? Saya yakin semua mau.
dimulai sejak bulan Februari hingga Juli 2014. Tibalah saatnya saya harus
melaporkan pertanggung jawaban dari perkembangan program melalui tabel dampak
berbagi. Saya mengirimnya bersama sebuah form aplikasi homestay program.
Informasi yang saya dapat akan ada 10 peserta terpilih yang akan diberangkatkan
ke Australia, Jepang, ASEAN, dan Irlandia. Namun ternyata yang benar adalah
Australia dan Jepang. Saya bergumam dalam hari, “Ini bukan tujuan utama saya di
dalam GMB, ini adalah bonus sebagai bentuk apresiasi volunteer GMB.” Siapa yang
tidak ingin ke Jepang ? Saya yakin semua mau. Siapa yang tidak ingin ke benua
Australia ? Saya yakin semua mau.
Kamis malam itu pun saya
perjalanan menuju Jakarta, meninggalkan aktivitas KKN PPL sementara waktu.
Bapak dan mamak telah mendukung, teman-teman sekelompk KKN PPL maupun DPL juga
mendukung penuh. Saya pun berangkat dari Lempuyangan menuju Pasar Senen, tiba
di sana sekitar Pkl 04.00 WIB. Ketika di kereta sebenarnya ada pengalaman
berharga dari seorang kenalan bernama mas Khairul. Beliau adalah ketua Himpunan
Mahasiswa Pascasarjana UGM. Kami share satu sama lain hingga akhirnya diskusi
hangat satu sama lain sampai pagi. Intinya, saya belajar dari mas Khairul yang
telah sukses meniti studi lanjut, dengan kesederhanaan dan semangat untuk terus
maju. Beliau berpesan agar saya selalu semangat merencanakan masa depan karena
sebagai seorang laki-laki sudah tentu masa depan harus cerah, untuk membahagian
keluarga. Beliau memberi pesan khusus kepada saya agar segera membuat listing
rencana masa depan, termasuk rencana kuliah di luar negeri, menikah, maupun
bekerja.
perjalanan menuju Jakarta, meninggalkan aktivitas KKN PPL sementara waktu.
Bapak dan mamak telah mendukung, teman-teman sekelompk KKN PPL maupun DPL juga
mendukung penuh. Saya pun berangkat dari Lempuyangan menuju Pasar Senen, tiba
di sana sekitar Pkl 04.00 WIB. Ketika di kereta sebenarnya ada pengalaman
berharga dari seorang kenalan bernama mas Khairul. Beliau adalah ketua Himpunan
Mahasiswa Pascasarjana UGM. Kami share satu sama lain hingga akhirnya diskusi
hangat satu sama lain sampai pagi. Intinya, saya belajar dari mas Khairul yang
telah sukses meniti studi lanjut, dengan kesederhanaan dan semangat untuk terus
maju. Beliau berpesan agar saya selalu semangat merencanakan masa depan karena
sebagai seorang laki-laki sudah tentu masa depan harus cerah, untuk membahagian
keluarga. Beliau memberi pesan khusus kepada saya agar segera membuat listing
rencana masa depan, termasuk rencana kuliah di luar negeri, menikah, maupun
bekerja.
Jumat pagi saya
menuju asrama PPPON Kemenpora di Cibubur dengan naik transjakarta dari Senen ke
Kampung Melayu lalu ke Kampung Rambutan dan naik angkot sampai depan Cibubur
Junction. Sesampainya di asrama Sugondo Joyopuspito, apa yang terjadi ? Suasana
masih sepi, belum banyak orang, hanya ada resepsionis yang berjaga. Saya pun
langsung menuju masjid An Nur selatan asrama untuk bersih-bersih diri dan
sholat Dhuha. Sekitar Pkl 10.00 WIB saya ke resepsionis, meminta izin ke
panitia agar saya diberi kamar untuk istirahat. Saya dipersilakan untuk
menempati kamar B2 01 di lantai 2. Saya beristirahat dan apa yang terjadi ?
Tepat jam 12 saya baru bangun dan langsung menuju masjid untuk sholat Jumat.
Saya tidak sadar ternyata kak Sherly dan mas Doki tadi mengetok pintu.
menuju asrama PPPON Kemenpora di Cibubur dengan naik transjakarta dari Senen ke
Kampung Melayu lalu ke Kampung Rambutan dan naik angkot sampai depan Cibubur
Junction. Sesampainya di asrama Sugondo Joyopuspito, apa yang terjadi ? Suasana
masih sepi, belum banyak orang, hanya ada resepsionis yang berjaga. Saya pun
langsung menuju masjid An Nur selatan asrama untuk bersih-bersih diri dan
sholat Dhuha. Sekitar Pkl 10.00 WIB saya ke resepsionis, meminta izin ke
panitia agar saya diberi kamar untuk istirahat. Saya dipersilakan untuk
menempati kamar B2 01 di lantai 2. Saya beristirahat dan apa yang terjadi ?
Tepat jam 12 saya baru bangun dan langsung menuju masjid untuk sholat Jumat.
Saya tidak sadar ternyata kak Sherly dan mas Doki tadi mengetok pintu.
Setelah Jumatan, saya
mendapat kamar baru di B3 07 lantai 3. Saya sebelumnya menyapa teman-teman yang
sudah hadir, kami lepas rindu yang memuncak dengan senyuman khas Ramadhan.
Setelah itu saya kembali ke kamar dan istirahat. Beberapa saat kemudian mas
Arnaldi datang dan dia sekamar dengan saya. Kami diskusi sana-sini. Sorenya
semua peserta telah datang kecuali kak Yaumil yang ternyata izin. Buka bersama
sore itu menambah kehangatan bersama teman-teman GMB dan juga para volunteer.
Seperti biasa setelah Isya acara dimulai. Di sana ada bang Azwar, mas Dede, kak
Aya, kak Agus, kak Muna, mas Isra dll yang menemani kami. Malam itu kami
mendapat informasi seputar homestay Australia dan Jepang.
mendapat kamar baru di B3 07 lantai 3. Saya sebelumnya menyapa teman-teman yang
sudah hadir, kami lepas rindu yang memuncak dengan senyuman khas Ramadhan.
Setelah itu saya kembali ke kamar dan istirahat. Beberapa saat kemudian mas
Arnaldi datang dan dia sekamar dengan saya. Kami diskusi sana-sini. Sorenya
semua peserta telah datang kecuali kak Yaumil yang ternyata izin. Buka bersama
sore itu menambah kehangatan bersama teman-teman GMB dan juga para volunteer.
Seperti biasa setelah Isya acara dimulai. Di sana ada bang Azwar, mas Dede, kak
Aya, kak Agus, kak Muna, mas Isra dll yang menemani kami. Malam itu kami
mendapat informasi seputar homestay Australia dan Jepang.
Sabtu pagi suasana
terlihat beda karena aka nada acara training presentasi dari Accenture team
Indonesia. Selain ada kelas presentasi, kami juga mendapat giliran untuk
interview bersama sekitar 9 dewan juri. Saya mendapat urutan ke 8. Sempat
grogi, tetapi akhirnya hilang ketika saya tenag dan mengucap bismillah. Di
dalam ruangan rapat yang cukup sempit itu ada saya bersama 9 juri dan satu
observer. Benar-benar pengalaman pertama, wawancara dengan sistem seperti
sidang. Belasan mata menatap saya dan menanyakan hal-hal seputar saya dan
rencana homestay. Saya tersenyum, menjawab dengan rileks dan berusaha untuk
percaya diri. Alhamdulillah, wawancara lancar.
terlihat beda karena aka nada acara training presentasi dari Accenture team
Indonesia. Selain ada kelas presentasi, kami juga mendapat giliran untuk
interview bersama sekitar 9 dewan juri. Saya mendapat urutan ke 8. Sempat
grogi, tetapi akhirnya hilang ketika saya tenag dan mengucap bismillah. Di
dalam ruangan rapat yang cukup sempit itu ada saya bersama 9 juri dan satu
observer. Benar-benar pengalaman pertama, wawancara dengan sistem seperti
sidang. Belasan mata menatap saya dan menanyakan hal-hal seputar saya dan
rencana homestay. Saya tersenyum, menjawab dengan rileks dan berusaha untuk
percaya diri. Alhamdulillah, wawancara lancar.
Di ruangan lain, saya
kemudian mengikuti kelas presentasi dan di sana kami maju satu per satu untik
menunjukkan gaya presentasi program berbagi. Ini dimaksudkan agar presentasi
final besok minggu benar-benar maksimal. Sekitar Pkl 15.00 WIB training skill
presentation selesai. Kami bersih diri dan sholat Ashar. Malam harinya ada
Matt, seorang coordinator program homestay Australia. Matt adalah orang asli
Australia, bertempat tinggal di Brisbane dan mempunyai istri dari percampuran
Vietnam serta Papua. Matt mempunyai dua anak yang lucu menurut saya karena
lebih mirip orang Asia.
kemudian mengikuti kelas presentasi dan di sana kami maju satu per satu untik
menunjukkan gaya presentasi program berbagi. Ini dimaksudkan agar presentasi
final besok minggu benar-benar maksimal. Sekitar Pkl 15.00 WIB training skill
presentation selesai. Kami bersih diri dan sholat Ashar. Malam harinya ada
Matt, seorang coordinator program homestay Australia. Matt adalah orang asli
Australia, bertempat tinggal di Brisbane dan mempunyai istri dari percampuran
Vietnam serta Papua. Matt mempunyai dua anak yang lucu menurut saya karena
lebih mirip orang Asia.
Minggu pagi, saat
yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah makan sahur dan bersih diri kami ke ruangan
utama untuk membahas rencana GMB 2015 serta presentasi per tim untuk penilaian
tahap akhir. Saya dapat kelompok yang membahas criteria peserta dan urutan
presentasi ke-4, wow! Urutan 1-3 ternyata jatah untuk group GMB Lapas Anak
Berbagi, GMB SAN, dan GMB Ayo Sekolah. Berbekal perencanaan yang saya yakin
sudah matang dan bekal pelatihan dari Accenture, saya optimis bahwa saya bisa
memberikan yang terbaik, apapun nanti hasilnya. Kali ini masih sama, ada
sekitar 9 juri lagi. Saya membawakan presentasi dengan hati-hati, ada sebuah
kendala ketika saya gagal mengatur waktu presentasi yang hanya 5 menit, namun
akhirnya dapat saya lengkapi melalui sesi tanya jawab 10 menit.
yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah makan sahur dan bersih diri kami ke ruangan
utama untuk membahas rencana GMB 2015 serta presentasi per tim untuk penilaian
tahap akhir. Saya dapat kelompok yang membahas criteria peserta dan urutan
presentasi ke-4, wow! Urutan 1-3 ternyata jatah untuk group GMB Lapas Anak
Berbagi, GMB SAN, dan GMB Ayo Sekolah. Berbekal perencanaan yang saya yakin
sudah matang dan bekal pelatihan dari Accenture, saya optimis bahwa saya bisa
memberikan yang terbaik, apapun nanti hasilnya. Kali ini masih sama, ada
sekitar 9 juri lagi. Saya membawakan presentasi dengan hati-hati, ada sebuah
kendala ketika saya gagal mengatur waktu presentasi yang hanya 5 menit, namun
akhirnya dapat saya lengkapi melalui sesi tanya jawab 10 menit.
Waktu pun berputar,
sore harinya kami presentasi rencana program GMB 2015 dengan disaksikan Pak
Imam Gunawan dna Pak Yadi dari Kemenpora. Beberapa inspiring leaders juga turut
hadir. Pkl 17.45 WIB azan sudah terdengar, saatnya kami menuju ruang makan
untuk berbuka puasa. Oh iya ada yang lupa, alhamdulillah untuk akomodasi dan
konsumsi selama final ini ditanggung Kemenpora J
Minggu malam itu menjadi lebih hangat dengan hadirnya GMBers yang tinggal di
sekitar Jakarta untuk turut menyaksikan malam penganugerahan program homestay
bagi 10 peserta terbaik GMB 2014.
sore harinya kami presentasi rencana program GMB 2015 dengan disaksikan Pak
Imam Gunawan dna Pak Yadi dari Kemenpora. Beberapa inspiring leaders juga turut
hadir. Pkl 17.45 WIB azan sudah terdengar, saatnya kami menuju ruang makan
untuk berbuka puasa. Oh iya ada yang lupa, alhamdulillah untuk akomodasi dan
konsumsi selama final ini ditanggung Kemenpora J
Minggu malam itu menjadi lebih hangat dengan hadirnya GMBers yang tinggal di
sekitar Jakarta untuk turut menyaksikan malam penganugerahan program homestay
bagi 10 peserta terbaik GMB 2014.
Waktu pun tiba, ada
gejolak dalam diri saya ketika malam itu juga saya harus pulang karena KKN PPL
telah menunggu. Apa yang kemudian terjadi ? Tiket kereta saya Pkl 22.30 WIB dan
Pkl 21.00 WIB pengumuman peserta homestay baru akan diinformasikan. Bang Azwar
pun memulai acara yang serba membuat dada deg-degan itu. Saya hanya bisa berdoa
“Ya Allah sesungguhnya jalan-Mu adalah yang terbaik. Mamak dan Bapak hamba
telah mendoakan, semoga Engkau mengabulkan doa saya untuk pergi ke Jepang.”
Beberapa nama pun telah diumumkan, mulai dari Soni, Heny, Tari, Arnald, Riskha,
Doki, Andi, Pida, Indah, Devi, daaaannnnnnn Janu.
gejolak dalam diri saya ketika malam itu juga saya harus pulang karena KKN PPL
telah menunggu. Apa yang kemudian terjadi ? Tiket kereta saya Pkl 22.30 WIB dan
Pkl 21.00 WIB pengumuman peserta homestay baru akan diinformasikan. Bang Azwar
pun memulai acara yang serba membuat dada deg-degan itu. Saya hanya bisa berdoa
“Ya Allah sesungguhnya jalan-Mu adalah yang terbaik. Mamak dan Bapak hamba
telah mendoakan, semoga Engkau mengabulkan doa saya untuk pergi ke Jepang.”
Beberapa nama pun telah diumumkan, mulai dari Soni, Heny, Tari, Arnald, Riskha,
Doki, Andi, Pida, Indah, Devi, daaaannnnnnn Janu.
Alhamdulillah, segala
puji bagi Allah. Janu kaget bukan kepalang, bahkan baru sadar beberapa detik
karena belum yakin itu adalah saya. Apalagi negara homestay bukan Jepang
melainkan Australia. Alhamdulillah, usaha dan doa yang selama ini diupayakan
ternyata mendapat jawaban. Ternyata keputusan Allah itu selalu yang terbaik.
Tangis bahagioa malam itu mewarnai keluarga GMB, keluarga yang telah
membesarkan kami, mengasah integritas kami dengan virus berbagi.
puji bagi Allah. Janu kaget bukan kepalang, bahkan baru sadar beberapa detik
karena belum yakin itu adalah saya. Apalagi negara homestay bukan Jepang
melainkan Australia. Alhamdulillah, usaha dan doa yang selama ini diupayakan
ternyata mendapat jawaban. Ternyata keputusan Allah itu selalu yang terbaik.
Tangis bahagioa malam itu mewarnai keluarga GMB, keluarga yang telah
membesarkan kami, mengasah integritas kami dengan virus berbagi.