Minggu, 28 September 2014 Pkl
06.00 saya dan mas Soni pamitan dari rumah Bang Az. Kami menuju Sarinah, untuk
membeli tikat travel “Baraya” dan menuju ke Bandung. Sempat khawatir ternyata
kawasan Sudirman ditutup karena ada car free day dang owes. Akhirnya kami dapat
taksi dan langsung menuju Sarinah. Di sana travel akan segera berangkat jam
06.30, Alhamdulillah kekejar. Kami pun berangkat menuju Banduuungggg……..
06.00 saya dan mas Soni pamitan dari rumah Bang Az. Kami menuju Sarinah, untuk
membeli tikat travel “Baraya” dan menuju ke Bandung. Sempat khawatir ternyata
kawasan Sudirman ditutup karena ada car free day dang owes. Akhirnya kami dapat
taksi dan langsung menuju Sarinah. Di sana travel akan segera berangkat jam
06.30, Alhamdulillah kekejar. Kami pun berangkat menuju Banduuungggg……..
Kurang lebih jam 09.15 WIB sampai di
Jl.Surapati, masyaAllah macetnya minta ampun. Ada pasar tumpah di sana, seperti
sunmor di UGM. Alhasil jalan macet total hingga kami minta turun setelah lampu
merah untuk naik angkot. Hari itu saya rencana ingin ketemu sahabat seperti :
bang Jek, Hananta, Saddam, Kang Yusuf, dan Kang Emil. Entah jadinya bisa ketemu
siapa yang penting tujuannya untuk silaturahim, titik. Ketika sampai di simpang
Dago, saya dan mas Soni langsung jalan menuju kampus Institut Teknologi Bandung
(ITB) dannnn sampai juga di kampus impian, Alhamdulillah. Terlebih dahulu kami
sarapan dan minum es susu kelapa muda, pokonya itulah namanya, sembari menunggu
abang Zaky Amirullah (bang Jek), mahasiswa Teknik Kelautan ITB 2010 yang akan
segera wisuda.
Jl.Surapati, masyaAllah macetnya minta ampun. Ada pasar tumpah di sana, seperti
sunmor di UGM. Alhasil jalan macet total hingga kami minta turun setelah lampu
merah untuk naik angkot. Hari itu saya rencana ingin ketemu sahabat seperti :
bang Jek, Hananta, Saddam, Kang Yusuf, dan Kang Emil. Entah jadinya bisa ketemu
siapa yang penting tujuannya untuk silaturahim, titik. Ketika sampai di simpang
Dago, saya dan mas Soni langsung jalan menuju kampus Institut Teknologi Bandung
(ITB) dannnn sampai juga di kampus impian, Alhamdulillah. Terlebih dahulu kami
sarapan dan minum es susu kelapa muda, pokonya itulah namanya, sembari menunggu
abang Zaky Amirullah (bang Jek), mahasiswa Teknik Kelautan ITB 2010 yang akan
segera wisuda.
Sekitar Pkl 11.00 bang Jek udah
datang, bang Soni pun pamitan ke Jatinangor. Saya secara resmi diserahkan ke
bang Jek, lhoh ? Saya sudah lama ingin ketemu bang Jek, semenjak kali pertama
ketemu di National Youth Conference Jakarta, kami belum pernah jumpa. Saya
bersyukur bisa sering kontak dengan beliau, inspirator dalam hidup dengan
kesederhanaan sikap, kelembutan bertutur, dan kedewasaan dalam menatap hidup.
Bang Jek baru saja nikah sama the Pipit yang lagi kuliah di Korea. Kami pun
melepas rindu dengan saling sapa, lalu menuju masjid Salman ITB untuk sholat
Dzuhur. Tercermin, seorang Bang Jek yang selam ini punya sisi agak melankolis
seperti saya, lewat tulisna yang sering say abaca di blog.
datang, bang Soni pun pamitan ke Jatinangor. Saya secara resmi diserahkan ke
bang Jek, lhoh ? Saya sudah lama ingin ketemu bang Jek, semenjak kali pertama
ketemu di National Youth Conference Jakarta, kami belum pernah jumpa. Saya
bersyukur bisa sering kontak dengan beliau, inspirator dalam hidup dengan
kesederhanaan sikap, kelembutan bertutur, dan kedewasaan dalam menatap hidup.
Bang Jek baru saja nikah sama the Pipit yang lagi kuliah di Korea. Kami pun
melepas rindu dengan saling sapa, lalu menuju masjid Salman ITB untuk sholat
Dzuhur. Tercermin, seorang Bang Jek yang selam ini punya sisi agak melankolis
seperti saya, lewat tulisna yang sering say abaca di blog.
Alhamdulillah,
sungguh nikmat luar biasa dari Allah atas kesempatan ini. Selepas Dzuhur, kami
makan siang (kedua kali) di sebuah tempat makan gelap (Black…. Namanya).
Ngobrol sana sini cerita pengalaman pribadi, kuliah, mahasiswa, aktivis, dan
lain-lain hingga saya diajak keliling kampus ITB, kampus yang memberi pelajaran
luar biasa bagi saya. Di kampus ini lah lahir tokoh-tokoh besar seperti
Soekarno dan Kang Ridwan Kamil, di kampus inilah saya mengenal orang-orang
Diaspora, kakak-kakak PPI di seluruh dunia karena memang lulusannya biasa
melanjutkan studi ke luar negeri. Saya belajar dari setiap sudut kampus ini
yang menyimpan nilai historis bagi bangsa Indonesia. Akhirnya, kami pun foto
bersama di depan gerbang ITB, sebagai tanda perjalanan dua sahabat yang
selamanya akan menjadi saudara. Terimakasih bang Jek atas sharing pengalaman
dan ilmunya 🙂
sungguh nikmat luar biasa dari Allah atas kesempatan ini. Selepas Dzuhur, kami
makan siang (kedua kali) di sebuah tempat makan gelap (Black…. Namanya).
Ngobrol sana sini cerita pengalaman pribadi, kuliah, mahasiswa, aktivis, dan
lain-lain hingga saya diajak keliling kampus ITB, kampus yang memberi pelajaran
luar biasa bagi saya. Di kampus ini lah lahir tokoh-tokoh besar seperti
Soekarno dan Kang Ridwan Kamil, di kampus inilah saya mengenal orang-orang
Diaspora, kakak-kakak PPI di seluruh dunia karena memang lulusannya biasa
melanjutkan studi ke luar negeri. Saya belajar dari setiap sudut kampus ini
yang menyimpan nilai historis bagi bangsa Indonesia. Akhirnya, kami pun foto
bersama di depan gerbang ITB, sebagai tanda perjalanan dua sahabat yang
selamanya akan menjadi saudara. Terimakasih bang Jek atas sharing pengalaman
dan ilmunya 🙂
Kami langsung menuju masjid
Salman, di sana saya bertemu kang Saddam Wijaya, saudara yang sering menolong
saya ketika di Bandung. Kang Saddam adalah mahasiswa Psikologi UPI Bandung. Ini
kali ketiga saya bertemu dengan kang Saddam, sejak pertama ketemu di kegiatan
Ambassador of Indonesian Culture and Tourism dan kedua di National Education
Conference UPI Bandung tahun 2013 silam. Kali ini kang Saddam akan saya ajak
bertemu dengan sahabat baik saya, Hananta Syaifulloh…mahasiswa Teknik Geologi
ITB. Kami bertemu ketika mengikuti National Student Conference di UGM awal 2014
yang lalu. Hananta asli dari Blitar dan sekarang adalah aktivis di BEM KM ITB,
sering terlibat aktif dalam diskusi mahasiswa dan akan segera ambil TA di
Pertamina. Bersyukur rasanya bisa bertemu dua sahabat luar biasa ini di waktu
yang pas. Kami lalu berkeliling kampus, berdiskusi sana-sini, main ke taman
Soekarno, dan akhirnya foto bersama di Tugu Kenangan (lupa namanya) yang
bertuliskan “Sekali Teman Tetap Teman” semoga persahabatan ini akan terjaga
hingga saling menguatkan satu sama lain. Waktu yang sangat singkat, hingga saya
harus pamitan Hananta. Terimakasih sahabat, sudah meluangkan waktu untuk
bersilaturahim, saya tunggu kunjungannya di Jogja !
Salman, di sana saya bertemu kang Saddam Wijaya, saudara yang sering menolong
saya ketika di Bandung. Kang Saddam adalah mahasiswa Psikologi UPI Bandung. Ini
kali ketiga saya bertemu dengan kang Saddam, sejak pertama ketemu di kegiatan
Ambassador of Indonesian Culture and Tourism dan kedua di National Education
Conference UPI Bandung tahun 2013 silam. Kali ini kang Saddam akan saya ajak
bertemu dengan sahabat baik saya, Hananta Syaifulloh…mahasiswa Teknik Geologi
ITB. Kami bertemu ketika mengikuti National Student Conference di UGM awal 2014
yang lalu. Hananta asli dari Blitar dan sekarang adalah aktivis di BEM KM ITB,
sering terlibat aktif dalam diskusi mahasiswa dan akan segera ambil TA di
Pertamina. Bersyukur rasanya bisa bertemu dua sahabat luar biasa ini di waktu
yang pas. Kami lalu berkeliling kampus, berdiskusi sana-sini, main ke taman
Soekarno, dan akhirnya foto bersama di Tugu Kenangan (lupa namanya) yang
bertuliskan “Sekali Teman Tetap Teman” semoga persahabatan ini akan terjaga
hingga saling menguatkan satu sama lain. Waktu yang sangat singkat, hingga saya
harus pamitan Hananta. Terimakasih sahabat, sudah meluangkan waktu untuk
bersilaturahim, saya tunggu kunjungannya di Jogja !
Saya dan Kang Saddam lalu menuju
parkiran, kami segera pulang untuk membeli sedikit oleh-oleh dodol garut untuk
dibawa ke Jogja dan mampir makan bareng di warung nasi goring. Sesampainya di
rumah kang Saddam saya menyampaikan salam dari mamak di rumah kepada ibunya
kang Saddam, terucap terimakasih atas bantuannya selama ini. Sekitar Pkl 19.30
WIB saya diantar kang Saddam ke stasiun Kiara Condong. Setibanya di sana, kami
pun saling pamitan, berjabat tangan dengan berdoa semoga akan bertemu kembali
di kesempatan yang jauh lebih baik, terimakasih kang Saddam, ditunggu
kunjungannya di Jogja.
parkiran, kami segera pulang untuk membeli sedikit oleh-oleh dodol garut untuk
dibawa ke Jogja dan mampir makan bareng di warung nasi goring. Sesampainya di
rumah kang Saddam saya menyampaikan salam dari mamak di rumah kepada ibunya
kang Saddam, terucap terimakasih atas bantuannya selama ini. Sekitar Pkl 19.30
WIB saya diantar kang Saddam ke stasiun Kiara Condong. Setibanya di sana, kami
pun saling pamitan, berjabat tangan dengan berdoa semoga akan bertemu kembali
di kesempatan yang jauh lebih baik, terimakasih kang Saddam, ditunggu
kunjungannya di Jogja.
Saya berangkat dengan kereta
Kahuripan menuju Lempuyangan. Ada dua inspirator yang belum berhasil saya
temui, yakni Kang Ridwan Kamil (walikota Bandung) dan Kang Ridwansyah Yusuf
Ahmad (Sekjend PPI Belanda 2012). Kang Yusuf ketika saya kontak ternyata baru
berada di luar kota dengan jadwal padat, semoga bisa segera bertemu. Kereta pun
membawa saya ke Yogyakarta dan menginjakkan kaki di Lempuyangan Senin tanggal
29 September 2014 Pkl 05.00 WIB. Selamat datang Jogja, selamat kembali
beraktivitas sebagai mahasiswa tingkat akhir 🙂
Kahuripan menuju Lempuyangan. Ada dua inspirator yang belum berhasil saya
temui, yakni Kang Ridwan Kamil (walikota Bandung) dan Kang Ridwansyah Yusuf
Ahmad (Sekjend PPI Belanda 2012). Kang Yusuf ketika saya kontak ternyata baru
berada di luar kota dengan jadwal padat, semoga bisa segera bertemu. Kereta pun
membawa saya ke Yogyakarta dan menginjakkan kaki di Lempuyangan Senin tanggal
29 September 2014 Pkl 05.00 WIB. Selamat datang Jogja, selamat kembali
beraktivitas sebagai mahasiswa tingkat akhir 🙂
Terimakasih dari saya untuk GMB,
Terimakasih dari saya untuk Pak
Duta Besar Australia beserta jajarannya,
Duta Besar Australia beserta jajarannya,
Terimakasih dari saya untuk
sahabat-sahabat di Jakarta dan Bandung…
sahabat-sahabat di Jakarta dan Bandung…
Terimakasih dari saya untuk mamak
bapak di rumah,
bapak di rumah,
Terimakasih dari saya untuk
sahabat-sahabat yang telah mendoakan perjalanan ini..
sahabat-sahabat yang telah mendoakan perjalanan ini..
Semoga selalu mendapat keberkahan
Allah dalam menjalani hidup.
Allah dalam menjalani hidup.
“Setiap perjalanan membawa
hikmah, ada rindu yang akhirnya terobati, ada ukhuwah yang akhirnya tetap
melekat, ada inspirasi yang akhirnya menghampiri. Karena dengan sebuah
perjalanan, itulah saat di mana kita dekat dengan-Nya, dekat dengan orang-orang
yang kita cintai.”
hikmah, ada rindu yang akhirnya terobati, ada ukhuwah yang akhirnya tetap
melekat, ada inspirasi yang akhirnya menghampiri. Karena dengan sebuah
perjalanan, itulah saat di mana kita dekat dengan-Nya, dekat dengan orang-orang
yang kita cintai.”
Alhamdulillahirobbil’alamiin…
1 Comment. Leave new
Black Romantic