Masa depan adalah rahasia illahi. Tidak ada yang dapat memprediksi. Bahkan kantong ajaibnya Doraemon pun tidak akan mampu menghadirkan gambaran masa depan menuju waktu terkini. Peluang besar yang dapat dilakukan manusia untuk melihat masa depan adalah dengan berMIMPI.
Ya, dengan MIMPI. Saya mencoba mengutip satu petikan dari Arai “Tanpa bermimpi, orang seperti kita akan mati”. Demikian Arai mampu membius para penikmat Edensor, Laskar Pelangi 2. Darinya, barangkali saya juga ikut terbang untuk berani bermimpi tinggi. Apakah akan terwujud ? Apakah mungkin seorang anak penjual sayur mampu sukses meraih mimpi ? Pasti bisa! Ada syarat dan ketentuan berlaku, tentunya.
Sebelum menulis lebih lanjut, saya mempunyai passion (minat/ketertarikan) di bidang riset sosial, pendidikan (perpustakaan), relawan/kepemudaan, menulis, dan ngeblog tentunya. Jurusan saya saat ini di UNY adalah Pendidikan Geografi, menurut saya passion dan jurusan cukup relevan. Untuk cita-cita, saya ingin menjadi seorang dosen geografi sosial di UNY (aamiin). Sekali lagi, boleh bermimpi kan ya ?
YLI Forum 2, 8-9 Agustus 2015
Saya coba langsung mengingat kembali aktivitas setelah Idul Fitri 1436 H. Rasa-rasanya ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk Bulan Agustus depan. Wall timeline serasa mulai penuh, tanda agar siap siaga menghadapi aktivitas super padat. Salah satu yang menjadi sebuah ‘kebiasaan’ adalah menerima tamu setiap akhir pekan di rumah, sekadar untuk silaturahmi dan berkunjung ke Omah Baca Karung Goni. Kata orang, banyak tamu = banyak rezeki. Meski sebenarnya, harus meluangkan waktu secara intens untuk persiapan : Young Leaders for Indonesia (8-9 Agustus 2015), Seleksi Pemuda Pelopor DIY (10 Agustus 2015), Kursus Bahasa Inggris (mulai 10 Agustus-September 2015), Seleksi Nutrifood Leadership Award (22 Agustus 2015), Kegiatan 17an di Ngemplak (mulai 16 Agustus 2015), Mentorship Indonesia Mengglobal, dan Future Leader Summit (next September 2015). Jangan lupa, ada hajatan paling penting yaitu….WISUDA 29 Agustus 2015 insyaAllah.
Akhir Juli 2015 saya menghadiri dua training kepemudaan dan pelajar. Disana saya berbagi pengalaman hidup dengan harapan akan menumbuhkan semangat para pemuda ataupun adik-adik yang saya temui. Alhamdulillah, lancar. Selanjutnya, mengawali bulan Agustus 2015 saya kembali menuliskan timeline di kamar. Ternyata akan cukup padat sehingga memerlukan konsentrasi, manajemen waktu, dan fisik yang kuat. Baiklah, ada Allah yang siap dimintai tolong lewat doa. Kewajibanku hanya terus berani maju ke depan, hadapi hari-hari ke depan dengan semangat ikhlas dan ridho orang tua.
Sesaat setelah presentasi PLP
(Tama, Yusuf, Erricha, Adi, Zuma, Alfred, Janu)
Persiapan lomba Pemuda Pelopor tingkat DIY menjadi target terdekat saya. Saya dan teman-teman pengurus Omah Baca Karung Goni mulai mempersiapkan semua berkas dan berkoordinasi dengan warga Ngemplak. Saya bersyukur, mereka mau membantu dalam persiapan ini. Di samping itu, saya serasa dikejar deadline tugas-tugas Mentorship Program dari Indonesia Mengglobal, termasuk deadline Poster PLP (Personal Leadership Project) dari YLI. Akhirnya, saya meminta bantuan Agung, pengurus OBKG bagian media. Dua hari itu saya pun menginap di kost temanku Arif di Samirono dan warnet UNY. Semoga Allah memberikan pahala untuk teman saya Arif yang selalu aku repotkan untuk skype ke luar negeri.
Tibalah saatnya, 8 Agustus 2015 saya mengikuti Forum 2 Young Leaders for Indonesia di Hotel Grandkemang Jakarta Selatan. Saya kembali bertemu dengan teman-teman hebat, pemuda-pemudi terbaik tanah air. Selama dua hari kami mendapatkan training dari McKinsey&Company, turut hadir pemicara inspiratif seperti Bapak Budi Sadikin (CEO Bang Mandiri), dan lain sebagainya.
Inspirasi dari Thoriq, sahabat baik yang sedang PhD di NUS Singapore
(Firman, Ajie, Erwin, Thoriq, Janu, Ryan, Ali, Riza, Astri, Ayu, Dita, Nurul)
Allah Memberikan Yang Terbaik dari Doa Kita
Tidak pernah saya bermimpi untuk meraih PLP terbaik. Saya hanya melakukan tugas sebaik-baiknya. Ya, selama 2,5 bulan saya dan teman-teman menjalankan PLP yakni Karung Goni Learning Center (KGLC) dan menikmati PROSESnya lahir batin. Saya tidak berekspektasi macam-macam, saya dan teman-teman hanya terus memompa semangat agar dedikasi ini bermanfaat untuk masyarakat Ngemplak. Allah ternyata mempunyai rencana lain, Dia memberikan yang terbaik bagiku. Malam itu, pihak YLI menetapkan KGLC sebagai Best PLP 2015. Alhamdulillah…dapat rejeki berupa kamera digita untuk KGLC (1 hari sebelumnya tim KGLC bermimpi untuk membeli kamera).
Memang, skenario Allah adalah yang TERBAIK. Pada hari ke-2 Forum 2 YLI, tugas kami selanjutnya adalah belajar bekerja sama dalam tim melalui Breakthrough Leadership Project (BLP). Aku, Jadug, Ira, Qorry, dan Kevin terpilih ditempatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sungguh, ini kejutan yang tidak disangka-sangka.
Kemendikbud Team
(Ira, Jadug, Qorry, Janu, dan Rain sebagai coach)
Minggu malam, kami peserta YLI kembali ke daerah asal masing-masing. Banyak pelajaran berharga di Forum 2 ini, seperti : bagaimana mengetahui karakter serta kepribadian kita, komunikasi efektif, dan lain sebagainya. Saya tidak langsung pulang, malam itu masih persiapan untuk kegiatan Pemuda Pelopor DIY bersama teman-teman di OBKG. Bahkan sore harinya, Bu Dukuh menelponku bahwa ada kunjungan dari Disdikpora Sleman untuk mengecepk kesiapan OBKG. Alhamdulillah ada teman-teman pengurus disana.
Sampai sekitar jam 23.00 WIB kami di OBKG dan akhirnya pulang. Senin paginya sampai siang, kami menerima tim juri dari provinsi. Pengalaman yang tak dapat dilupakan saat diwawancarai kurang lebih 2 jam oleh tim juri, bahkan saking berkesannya sampai netes juga air mata ini. Pada prinsipnya, saya menganggap itu adalah ujian integritas, bukanlah lomba.
Tribun Jogja, 11 Agustus 2015
Penulis : Mas Muhammad Resya Firmansyah
Alhamdulillah, acara berjalan dengan lancar. Dengan muka masih tersedu-sedu, saya mulai tersenyum setelah tadi ‘dibantai’ oleh juri. 🙂 Singkat cerita, pengalaman di Forum 2 YLI dan seleksi Pemuda Pelopor ini mengetuk hat nuraniku bahwa……..
Hidup adalah bermanfaat untuk orang lain. Hidup sendiri akan merasa sepi, hidup dan bekerja sama dengan orang lain akan membuat batin kuat dan tenteram. Hiduplah dengan banyak mimpi dan berderaplah untuk beraksi. Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah rasa malu dan malas dari diri sendiri. Inspirasi dan motivasi dari orang-orang terdekat adalah kunci utama, doa dan ibadah kepada-Nya adalah syarat mutlak meraih ridho-Nya.
Saya, mimpi, dan masa depan. Saya masih belum tahu akan jadi apa di masa depan. Yang dapat kulakukan sekarang adalah berbenah diri dan terus belajar bagaimana menghubungan passion…aktivitas saat ini…dan rencana masa depan. Bukankah Allah telah memberikan surat cinta-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena
sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-carI kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]
sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-carI kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]
Maka pilihan saya untuk masa depan adalah dengan selalu berprasangka baik kepada Allah. Bahwa kewajiban kita adalah terus berusaha, berdoa, bertawakal, dan berproses menjadi hamba yang Allah idam-idamkan. insyaAllah… Semoga menjadi manusia yang senantiasa rendah hati dan istiqomah berbuat baik.
Optimisme adalah kunci agar mimpi tetap hidup
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq: 3)
1 Comment. Leave new
sangat menarik sekali… sukses bro