Hari ini saya menyempatkan hadir di acara Gelar Produk Pelaku UKM DIY yang berlokasi di depan Museum Gunung Merapi. Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DISKOPUKM) D.I.Yogyakarta dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM DIY ini bertepatan dengan Festival Garis Imaginer. Rangkaian acara gelar produk telah dimulai sejak 13 September 2019 dan berakhir hari ini, 15 September 2019. Seperti biasa, saya ajak keluarga tercinta untuk menikmati akhir pekan di acara pameran produk lokal DIY yang menarik ini. Ingin tahu cerita lengkapnya? Penasaran kami beli apa saja? Simak video dan ulasan saya berikut ini.
Gambar 1. Hati senang saat bisa berkunjung ke gelar produk hari ini
Video 1. Biar moment-nya tetap terkenang,
video singkat ini akan selalu tersemat
Apa yang telah diprogramkan oleh DISKOPUKM DIY dan PLUT DIY berupa kegiatan gelar produk ini sangatlah tepat. Selain bertujuan untuk mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) di DIY agar lebih maju, acara ini juga memiliki misi agar lahir para penggerak UKM yang memiliki daya saing tinggi. Mengapa? Jika telah memiliki daya saing yang kuat, maka eksistensi UKM akan tetap terjaga, tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Nah, nanti akan saya ceritakan lebih rinci tentang bagaimana kiat-kiat yang harus dilakukan oleh UKM agar bisa sukses di pasar global. Namun sebelumnya, saya akan mengajak rekan pembaca sekalian keliling ke setiap stand yang telah saya kunjungi tadi.
Pertama, UKM Cahaya Bambu. Stand ini yang pertama kali menarik perhatian saya. UKM yang berasal dari Pakem Sleman ini memiliki usaha pada pengolahan serat bambu menjadi bahan-bahan unik seperti tempat tisu, kop lampu hias, tudung saji, tempat sampah kering dan masih banyak lagi. Pak Nur yang sejak tahun 2015 telah mendirikan usaha ini begitu gigih untuk memajukan usahanya. Setelah melihat-lihat setiap produk yang ada, akhirnya saya pilih tudung saji ukuran kecil dengan harga Rp 20.000, terjangkau bukan? Bagi saya, semua produknya kuat, rapi, unik, dan yang terpenting adalah layanan penjual yang dengan komunikatif mau menceritakan awal mula membuka usaha ini. Tidak heran jika pesanan dari berbagai wilayah di Indonesia sering datang. Salah satu rahasianya adalah menjaga produk agar tetap memiliki mutu yang baik dan berbeda dari yang lain. Anda yang ingin mengulik informasi lebih jauh dapat menghubungi Telp/WA: 087739211766 atau berkunjung ke alamat produksi di Dusun Terung RT 02 RW 51 Wedomartani, Ngemplak, Sleman.
Gambar 2. Saat Pak Nur (pemilik Cahaya Bambu)
memberikan penjelasan produk sebelum transaksi
Selanjutnya, singgahlah kami di stand Pawiro Chocolate yang menyajikan Cokelat Tempe. Dari namanya saja sudah unik kan? Perpaduan cokelat dan tempe yang diolah menjadi gulungan kecil cokelat manis rasa tempe menjadi daya tarik tersendiri. Ketika saya datang, hanya tinggal sekitar 4 bungkus, ludes dan laris! Selain merupakah produk lokal Sleman, cokelat tempe menjadi inovasi baru yang kekinian dengan segmen anak muda, ataupun para pelancong yang sedang di Jogja. Untuk seukuran yang ada di foto bawah ini harganya Rp 35.000, cukup terjangkau. Cocok sekali jadi buah tangan untuk keluarga di rumah. Mbak Dyah sebagai representatif stand ini dapat dihubungi di WA 085878994800, rekan pembaca juga bisa cek di instagram @pawirochoc
Gambar 3. Mbak Nur dan produk uniknya cokelat tempe
Yang tidak kalah menariknya adalah ketika kami mengunjungi stand SEHI Jamur Tiram dengan pemilik Bapak Himawan Fauzi. Kalau ada camilan renyah nan gurih seperti ini pasti langsung saya beli. Jangan khawatir ya guys, Sehi ini tersedia dari berbagai level pedas. Saya sih memilih level 1 saja ya. Untuk satu bungkus dengan berat 70 gram, Anda hanya perlu mengeluarkan budget 10 ribu rupiah, murah kan? Saya pun beli 1 bungkus. Setelah saya makan di rumah, ternyata satu bungkus saja tidak habis-habis guys, isinya banyak. Anda penasaran untuk pesan langsung ke ownernya? Bisa WA ke 081466773968 atau berkunjung ke Watuadeg, Purwobinangun, Pakem, Sleman.
Gambar 4. Sehi yang renyahnya terasa sampai di lidah
Stand ke-4 yang saya kunjungi adalah stand yang letaknya dekat photo booth gelar produk. Nah, disini saya menjumpai aneka jenis makanan khas Sleman juga, seperti: geplak salak, jenang salak, dodol salak, nata de coco, dan masih banyak lagi. Saya membeli dua nata de coco dengan total harga lima ribu. Produk-produk dari stand ini telah dititipkan di berbagai pusat oleh-oleh. Keikutsertaan di acara ini adalah berkat adanya Forkom di DISKOPUKM DIY dan sebagai anggota di PLUT DIY. Ucapan terimakasih kepada panitia yang sudah mengundang UKM binaan ini. Saya pun semakin optimis, dari banyak stand yang menawarkan produk unggulan ini semakin mantap agar UKM Sleman dan DIY go internasional dan bersaing di pasar global. Bagaimana mewujudkannya?
Gambar 5. Aneka olahan salak dari Turi, Sleman
Gambar 6. Kemudahan transaksi dan harga yang terjangkau
Kegiatan gelar produk yang diadakan selama tiga hari ini mendapatkan respon baik dari para peserta, terbukti dari testimoni yang diberikan ketika saya berbicang kepada setiap penjaga stand yang kami kunjungi. Produk-produk lokal seperti ini perlu mendapat ruang agar melekat di masyarakat kita. Namun, tahukah rekan-rekan sekalian bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi para penggiat UKM saat ini?
Hadiyati (2008) mengatakan dalam hasil penelitian yang dilakukan BPS disebutkan bahwa permasalahan yang dihadapi UKM meliputi: (a) kurangnya permodalan, (b) kesulitan dalam pemasaran, (c) persaingan usaha yang ketat, (d) kesulitan bahan baku, (e) kurang teknis produksi dan keahlian, (f) kurangnya keterampilan manajerial Sumber Daya Manusia, (g) kurangnya pengetahuan financial literacy. Satu atau lebih pasti pernah dan bahkan sedang dihadapi para pelaku UKM. Untuk itu langkah-langkah bijak yang perlu dilakukan berupa:
Pertama, pemasaran secara digital. Zaman telah berubah, dari batu sabak ke iPad, dari makanan rasa original ke aneka rasa, dan dari promosi offline ke online. Mengapa harus digital? Selain modalnya tidak sebanyak promosi offline, pemasaran lewat dunia maya akan memungkinkan adanya keterikatan (engagement) yang lebih antara produsen dan konsumen/customer. Yang paling penting juga adalah untuk mengenalkan brand ke masyarakat luas melalui website, facebook, instagram, twitter, whatsApp, dan media sosial lainnya. Penggunaan teknologi sangat memungkinkan untuk mendongkrak promosi secara digital, dengan segmentasi pasar yang lebih luas, tidak hanya skala lokal, nasional, bahkan bisa internasional dengan efisiensi waktu dan biaya.
Kedua, adalah dengan meningkatkan kualitas poduk. Kunci produk akan tetap bertahan atau dilupakan adalah terletak dari adanya inovasi. Adanya inovasi berawal dari studi atau riset yang dilakukan untuk uji coba pengembangan produk. Kini saatnya pelaku UKM dapat berkolaborasi dengan para peneliti ataupun mahasiswa yang sedang memiliki topik riset yang sama untuk mengembangkan produk Anda. Ketika produk yang dihasilkan memiliki kualitas idaman, pasti Anda tidak perlu susah-susah cari pelanggan. Seiring mutu yang dijaga, apalagi dengan ditambah informasi lain seperti sertifikasi halal, izin pendirian usaha, dan tampilan elegan, dengan sendirinya waktu akan membuktikan.
Gambar 7. Lima langkah UKM sukses di pasar global
Ketiga, kolaborasi lintas sektor. Inilah pentingnya jaringan. Ketika Anda sudah bisa menjaring berbagai mitra usaha, maka koneksi eksternal produk Anda akan semakin meluas, dan segmen pasar akan semakin jelas. Salah satu kuncinya adalah dengan berkolaborasi aktof di berbagai kesempatan, misalnya seminar, festival, hibah wirausaha muda, business plan contest, dan lain sebagainya. Contoh nyatanya adalah acara gelar produk ini bersamaan dengan agenda yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan sehingga pengunjungnya membludak. Dengan berkolaborasi, usaha Anda akan semakin terlengkapi.
Keempat, untuk bisa sukses di pasar global, tentunya diperlukan usaha untuk mulai mengirim produk berupa barang ke luar negeri (ekspor). Setiap pelaku UKM perlu mempelajari prosesnya, mulai dari aturan ekspor, target area, dan sampai potensi profit yang akan didapat. Mengingat tekanan pasar bebas semakin tinggi di revolusi industri 4.0 ini, maka perlu strategi tepat agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan pasar luar negeri. Apakah baru sebatas pasar ASEAN? Ataukah langsung di Eropa? Alangkah baiknya apabila Anda dapat menghubungi dinas UKM setempat untuk mengetahui peluang ekspor saat ini sehingga tepat sasaran.
Terakhir, untuk menjaga keberlanjutan produk tentunya diperlukan inovasi. Inovasi adalah kunci agar produk Anda kian diminati dengan tetap mempertahankan ciri khasnya. Apabila produk Anda berupa makanan, dapat dikembangkan varian rasa, tampilan, dan ini semua memerlukan ide kreatif dengan mempelajari ilmunya. Perbanyak referensi untuk menambah pengetahuan dalam melakukan inovasi. Perlu juga untuk sharing dengan mereka yang sudah lebih dahulu sukses memasarkan produk UKM-nya sampai mancanegara.
Gambar 8. Total belanja saya adalah Rp 35.000,-
Acara Gelar Produk Pelaku UKM ini adalah awal yang baik untuk mengimplementasikan lima hal di atas dalam bentuk program nyata. Kegiatan inii perlu diapresiasi karena telah menghadirkan kesempatan untuk setiap elemen masyarakat dapat andil bagian. Khusus anak muda, kesempatan yang diberikan melalui lomba foto dan blog adalah hal yang perlu dipertahankan. Untuk rangkaian selanjutnya dapat lebih melibatkan peran media agar informasi yang disampaikan lebih meluas sehingga menambah antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi.
DISKOPUKM dan PLUT DIY memiliki peran strategis untuk lebih banyak membina para pelaku UKM sehingga dapat terfasilitasi lebih baik lagi. Harapan kita semua, para pelaku UKM lokal ini memiliki mentalitas yang kuat sehingga dapat berdaya saing di pasar global sehingga kesejahteraan masyarakat kian terangkat. Semoga dapat terwujud segera. UKM DIY, jaya!
Demikian artikel berjudul “Mewujudkan UKM Lokal Sukses di Pasar Global” ini diterbitkan dalam rangka mengikuti lomba blog dengan tema ‘UKM Lokal Berdaya Saing’ yang diadakan oleh @plutjogja. Semoga bermanfaat.
Referensi:
- Hadiyati, E. (2008). Model Pemasaran dalam Pemberdayaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Gajayana. 5(1). 5-20.
- Wardhana, Aditya. (2015). Strategi Digital Marketing dan Implikasinya Pada Keunggulan Bersaing UKM di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional. 327
- Infografis dan video adalah dokumentasi pribadi (penulis)
- Instagram @plutjogja