Menjadi mahasiswa sarjana belum lengkap rasanya jika hanya kuliah di kelas dan langsung pulang ke kos-kosan. Ada waktu-waktu yang akhirnya terbuang percuma, padahal sebenarnya jika dimanfaatkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Kebanyakan mereka yang setelah kuliah langsung pulang alias kupu-kupu ya di kos entah tidur atau belajar. Kebanyakan yang saya lihat seperti itu, cenderung tidak produktif. Nah, ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Antara mahasiswa itu IPK nya top banget (tinggi), biasa saja, atau bahkan rendah. Pertanyaannya, apakah ilmu-ilmu di kuliah itu sudah dirasa cukup untuk bekal masa depan di dunia kerja ?
Saya langsung menjawab, jelas belum cukup. Mahasiswa perlu iklim non akademik di luar perkuliahan untuk mengekspresikan minat dan bakat. Keikutsertaan di organisasi kampus akhirnya menjadi pilihan menjanjikan. Selain akan ditempa karakter kepemimpinan, mengikuti organisasi apapun akan menambah nilai plus pada diri kita. Apa saja yang didapatkan ? Contohnya adalah skill komunikasi, jiwa sosial, keterbukaan terhadap dunia luar, dan tentunya sebuah semangat untuk berkarya.
Saya mencoba merefleksikan, ternyata berawal dari organisasilah yang membawa saya akhirnya ‘terjun’ ke luar kampus untuk mengikuti beberapa event. Ya, prinsipnya selagi ada niat, usaha, dan persiapan pendanaan insyaAllah akan terwujud. Sudah berapa event ya yang saya ikuti ? Saya tidak bisa menyebutkan jumlah spesifiknya, ada yang jadi peserta, finalis, delegasi daerah, atau jawara kalau baru rejekinya. Berikut ini saya akan berbagi beberapa jenis kegiatan yang biasanya diikuti mahasiswa dari angkatan muda sampai angkatan tua seperti saya saat ini. Saya membaginya ke dalam jenis : LKTI, Conference, Summit, dan Youth Forum.
Pertama adalah LKTI ^
Pasti semua juga sudah tahu bahwa LKTI itu singkatan dari Lomba Karya Tulis Ilmiah kan ? Biasanya berupa kompetisi karya tulis. Penyelenggaranya bisa dari organisasi kampus atau organisasi luar. Tema yang diangkat pun dapat bermacam-macam, tergantung tujuan dan isu yang ‘hot’ saat itu. Ada yang tentang lingkungan, AFTA, pendidikan Islam, bahkan ada juga politik. Intinya tergantung kebijakan panitia, yang penting dapat menari masa banyak.Bagaimana manfaat ikut LKTI ? Kita dapat mengasah kekritisan kita yang dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah sesuai EYD. Kita diajak berpikir analisis, tetapi juga jangan dijadikan serius ya. Yang penting kita sudah nyaman dengan tema, nyaman dengan tim, dan kompak! Itu resepnya. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah : pintar-pintarnya kita pilih LKTI, lihat dulu siapa penyelenggaranya apakah institusi resmi ? Biaya pendaftarannya mahal tidak ? Bagaimana dengan proporsi hadiah ? Jika tempatnya jauh (misal saya di Jogja, dan lombanya di Padang) apakah hadiah sebanding dengan tiket PP ? Kalau ada bantuan dari kampus ya oke-oke saja, tapi kalau tidak ? Pasti akan pikir-pikir… Pengalaman saya ikut LKTI sebenarnya sudah sejak SMA, jadi ya sedikit tahu sejak ikut KIR di SMA N 2 Yogyakarta.
Kedua adalah Conference
Apa itu conference ? Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya konferensi. Menurut KBBI, konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat. Pengalaman saya pernah mengikuti beberapa konferensi, baik nasional maupun internasional. Ada yang memang hanya forum konferensi mahasiswa dan bertukar pendapat melalui focus group discussion, ada pula yang mensyaratkan membuat paper (1-10 halaman) untuk menuangkan ide. Biasanya kegiatan seperti ini berbayar, kalau bisa cari yang gratis, pasti akan sangat kompetitif. Ketika itu saya pernah mengikuti National Youth Conference di Jakarta, National Education Conference di Bandung, National Student Conference di Yogyakarta, dan beberapa konferensi internasional. Kita akan lebih tahu bagaimana melakukan presentasi ide dan gagasan, atau hasil penelitian dan akan mendapatkan feed bcak dari audience. Biasanya dia kahir acara akan ada pengumuman seperti best paper, best speaker, dan lain sebagainya. Ada juga oleh-oleh buku prosiding, bahkan bisa jurnal ilmiah ber ISBN. Sebenarnya motivasi lain kalau ikut conference adalah jalan-jalan atau cari kenalan, #eh. Iya itu penting juga kok ya ? Alhamdulillah saat ini jaringan semakin luas.
International Petrogasdays Conference, UI Jakarta |
Ketiga adalah Summit
Saya tidak tahu persis arti summit, hanya menyimpulkan secara subjektif bahwa summit adalah sejenis pertemua dalam skala besar. Kalau dalam bahasa Inggris artinya puncak. Jadi ya seperti itu, agak susah menjelaskannya. Secara teknis, summit mengangkat beberapa tema di mana peserta dapat memilih tema yang sesuai minatnya. Misal nih, saya suka pendidikan, maka saya memilih tema ini. Nanti akan dikelompokkan sesuai tema yang dipilih, begitu gambarannya. Lalu apa yang dilakukan di summit ? Biasanya ada round table discussion, idea project, dan semacam hasil diskusi. Biasnya di akhir acara ada beberapa orang yang presentasi mewakili cluster/kelompok. Nah, saya lebih suka ikut yang memang ada proses seleksinya, bukan sekadar summit yang itu semua orang bisa ikut. Mengapa ? Ya kualitas lah yang diharapkan. Orang-orang yang saya temui dulu biasanya mereka yang aktif di organisasi, jago ngomong, dan proaktif deh. Setelah selesai summit, diharapakan ide itu dapat terealisasikan.Saya pernah ikut Young Engineers and Scientis Summit dan Yout Environmental Leaders Summit di ITS Surabaya, terakhir kemarin ikut Indonesian Youth Summit di UGM.
Keempat adalah Youth Forum
Sebenarnya agak mirim dengan summit, entah dari sisi apa bisa dibedakan. Menurut saya Youth Forum ini lebih ke leadership development atau dengan teman-tema khusus di mana para pemuda bisa bebas menyampaikan pendapatnya dan ada para inspiring speakers yang hadir. Salah satu Youth Forum yang paling WOW dan mantab adalah Youth Adventure dan Youth Leaders Forum yang diadakan oleh Gerakan Mari Berbagi. Saya menjadi peserta tahun 2014. Ada 47 pemuka pemuda yang terpilih setelah seleksi super ketat mulai dari aplikasi, wawancara di Kemenpora, dan proposal program. Tipsnya : carilah Youth Forum yang benar-benar credible penyelenggaranya, bukan yang baru saja terbentuk lalu tiba-tiba open application. Simak tujuan acaranya, simak kualifikasi yang diminta. Kalau yang memang oke, pasti seleksinya kompetitif, bukan cuma mengisi formulir pendaftaran yang cuma satu lembar. Jadi, dipilih-pilih, jangan asal ikut teman ya. Tips juga nih, sesuai passion dan cita-citamu. Boleh sih ikut banyak, tapi akan lebih baik jika fokus pada bsiang yang kita minati. Misalnya saya lebih ke education forum atau sejenisnya.
Sepertinya baru ini yang bisa saya tulis. Sebenarnya masih banyak yang pengin saya ceritakan. Semoga di lain kesempatan ya. Selamat memilih kegiatan-kegiatan di atas, pastikan itu akan memberi efek baik untuk menambah nilai plus diri kita dan memberikan kebermanfaatan bagi orang-orang di sekitar kita. Jadi ya, bukan seberapa banyak event-event yang kita ikuti, tetapi sudah seberapa besar kontribusi kita untuk masyarakat setelah pulang dari kegiatan-kegiatan itu ? Hayo pilih yang mana ? 🙂