Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
(QS. Al Alaq : 1)
Jadi
ceritanya hari ini saya berangkat ke kampus untuk melaksanakan Sekolah
Penelitian, salah satu program dari UKMF Penelitian SCREEN FIS UNY yang
dimotori oleh bidang Kesejahteraan Anggota. Kami menyambut hangat calon
anggota SCREEN yang ingin mendedikasikan dirinya untuk negeri ini,
khususnya di ranah penelitian. Sekolah penelitian dilaksanakan di ruang
kelas, persis seperti kuliah di kelas dengan dua pemateri inspiratif
yaitu mbak Dwi Nur Rahayu (ketua SCREEN 2012) dan mas Ahmad Syaiful
Hidayat/Ipung (Mahasiswa Berprestasi II FIS 2013). Sekitar Pkl 08.30
acara dimulai, saya diminta memberikan sambutan dan dilanjutkan oleh
Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag, dekan kami yang selalu sederhana dan
dekat dengan mahasiswanya. Ketika memberikan sambutan, Prof Ajat begitu
memberikan inspirasi dan motivasi kepada kami untuk selalu menumbuhkan
budaya menulis sejak masih muda seperti ini. Hal kecil yang selalu
beliau laksanakan misalnya : sekitar jam 6 pagi biasanya sudah sampai
kantor dan menyempatkan sekitar 30 menit baca buku lalu mereviewnya.
Tidak perlu banyak-banyak, namun cukup sekitar 1 halaman untuk
dituliskan setiap hari. Kebiasaan beliau ini secara kontinu menjadi
bagian yang menarik bagi saya, apalagi ketika Pak Ajat berhasil
menerbitkan jurnal internasional secara gratis sehingga menjadi guru
besar.
ceritanya hari ini saya berangkat ke kampus untuk melaksanakan Sekolah
Penelitian, salah satu program dari UKMF Penelitian SCREEN FIS UNY yang
dimotori oleh bidang Kesejahteraan Anggota. Kami menyambut hangat calon
anggota SCREEN yang ingin mendedikasikan dirinya untuk negeri ini,
khususnya di ranah penelitian. Sekolah penelitian dilaksanakan di ruang
kelas, persis seperti kuliah di kelas dengan dua pemateri inspiratif
yaitu mbak Dwi Nur Rahayu (ketua SCREEN 2012) dan mas Ahmad Syaiful
Hidayat/Ipung (Mahasiswa Berprestasi II FIS 2013). Sekitar Pkl 08.30
acara dimulai, saya diminta memberikan sambutan dan dilanjutkan oleh
Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag, dekan kami yang selalu sederhana dan
dekat dengan mahasiswanya. Ketika memberikan sambutan, Prof Ajat begitu
memberikan inspirasi dan motivasi kepada kami untuk selalu menumbuhkan
budaya menulis sejak masih muda seperti ini. Hal kecil yang selalu
beliau laksanakan misalnya : sekitar jam 6 pagi biasanya sudah sampai
kantor dan menyempatkan sekitar 30 menit baca buku lalu mereviewnya.
Tidak perlu banyak-banyak, namun cukup sekitar 1 halaman untuk
dituliskan setiap hari. Kebiasaan beliau ini secara kontinu menjadi
bagian yang menarik bagi saya, apalagi ketika Pak Ajat berhasil
menerbitkan jurnal internasional secara gratis sehingga menjadi guru
besar.
Baik, itu gambaran agenda pagi tadi dan pada siang
harinya saya bertemu dengan Iqbal, Ryan, Fanizar, dan mas Ipung lagi.
Kami ke Lempuyangan untuk membeli tiket kereta, tetapi pada akhirnya
kami pergi ke Indoma*** karena antre di stasiun lebih dari 150an. Kami
berencana akan ke Jakarta tanggal 2 Mei 2014 untuk mengikuti
European-Indonesia Scholarships Information Day di sekitar Sudirman.
Alhamdulillah tiket berangkat sudah dibeli. Setelah itu saya pulang ke
rumah, sampai rumah sekitar Pkl 15.20 WIB langsung sholat dan pergi ke
Omah Baca Karung Goni.
harinya saya bertemu dengan Iqbal, Ryan, Fanizar, dan mas Ipung lagi.
Kami ke Lempuyangan untuk membeli tiket kereta, tetapi pada akhirnya
kami pergi ke Indoma*** karena antre di stasiun lebih dari 150an. Kami
berencana akan ke Jakarta tanggal 2 Mei 2014 untuk mengikuti
European-Indonesia Scholarships Information Day di sekitar Sudirman.
Alhamdulillah tiket berangkat sudah dibeli. Setelah itu saya pulang ke
rumah, sampai rumah sekitar Pkl 15.20 WIB langsung sholat dan pergi ke
Omah Baca Karung Goni.
Sore ini tadi ada program TPA,
pengajian anak-anak yang dibantu oleh volunteer dari UGM, mbak Yulika
dan mbak Ulin. Adik-adik ngaji ‘iqro’ ataupun al qur’an. Saya bersyukur
melihat semangat adik-adik untuk ngaji.
pengajian anak-anak yang dibantu oleh volunteer dari UGM, mbak Yulika
dan mbak Ulin. Adik-adik ngaji ‘iqro’ ataupun al qur’an. Saya bersyukur
melihat semangat adik-adik untuk ngaji.
By the way,
ternyata ada yang lupa. Siang tadi saya mendapat kabar gembira, gembira
sekali karena proposal kedua yang saya ajukan ke PT. Kanisius mendapat
Acc dan siang ini saya mengambil 27 buku bacaan ke sana. Alhamdulillah,
GMB-1000 Buku memberikan kesempatan kepada setiap teman/kenalan saya
untuk berbagi. Kali ini bukunya pas, cerita anak-anak dan cocok untuk
usis TK-SD. Setelah saya ingat-ingat, ini adalah buku ke 1034 karena di
OBKG sudah ada 1007 koleksi buku. Puji syukur kehadirat Allah atas
segala nikmatnya, memang sebuah penantian yang panjang disertai doa dan
usaha maksimal akan mendapat jawaban terbaik.Minggu ini juga, GMB 1000
Buku yang berkolaborasi dengan OBKG juga mendapat kiriman alat tulis dan
beberapa buku tulis dari seorang dermawan, namanya mbak Laras.
ternyata ada yang lupa. Siang tadi saya mendapat kabar gembira, gembira
sekali karena proposal kedua yang saya ajukan ke PT. Kanisius mendapat
Acc dan siang ini saya mengambil 27 buku bacaan ke sana. Alhamdulillah,
GMB-1000 Buku memberikan kesempatan kepada setiap teman/kenalan saya
untuk berbagi. Kali ini bukunya pas, cerita anak-anak dan cocok untuk
usis TK-SD. Setelah saya ingat-ingat, ini adalah buku ke 1034 karena di
OBKG sudah ada 1007 koleksi buku. Puji syukur kehadirat Allah atas
segala nikmatnya, memang sebuah penantian yang panjang disertai doa dan
usaha maksimal akan mendapat jawaban terbaik.Minggu ini juga, GMB 1000
Buku yang berkolaborasi dengan OBKG juga mendapat kiriman alat tulis dan
beberapa buku tulis dari seorang dermawan, namanya mbak Laras.
“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ?”
Petikan
ayat di surat Ar Rahman yang selalu diulang-ulang ini menjadi sebuah
refleksi bagi saya dalam keseharian selama melaksanakan program Gerakan
Mari Berbagi 1000 Buku untuk Omah Baca Karung Goni ini. Begitu banyak
dermawan dan relawan yang merelakan waktu, tenaga, maupun finansial
untuk berbagi dalam upaya memajukan omah baca ini.
ayat di surat Ar Rahman yang selalu diulang-ulang ini menjadi sebuah
refleksi bagi saya dalam keseharian selama melaksanakan program Gerakan
Mari Berbagi 1000 Buku untuk Omah Baca Karung Goni ini. Begitu banyak
dermawan dan relawan yang merelakan waktu, tenaga, maupun finansial
untuk berbagi dalam upaya memajukan omah baca ini.
Omah
Baca yang berdiri sejak 19 Januari 2014 itu kini telah berusia 3bulanan.
Ada romantika yang saya rasakan dalam melaksanakan program ini bersama
relawan UGM yang senantiasa memberi pengarahan. Gerakan Mari Berbagi
1000 buku yang saya usung bersama berdirinya OBKG membuka mata hati saya
akan pentingnya “Berbagi di tengah Keterbatasan”. Ya,
saya mengakui masih sangat jauuh sekali dari harapan, karena
keterbatasan waktu yang saya miliki untuk program ini di tengah
kesibukan kuliah-microteaching-organisasi-penelitian-maupun aktivitas di
luar. Tetapi, saya sepakat dengan nasihat Pak Ajat “Semakin seseorang sibuk dengan banyak tanggung jawab, semakin cerdas pula dalam mengatur waktu”. Apakah sahabat sekalian sepakat ?
Baca yang berdiri sejak 19 Januari 2014 itu kini telah berusia 3bulanan.
Ada romantika yang saya rasakan dalam melaksanakan program ini bersama
relawan UGM yang senantiasa memberi pengarahan. Gerakan Mari Berbagi
1000 buku yang saya usung bersama berdirinya OBKG membuka mata hati saya
akan pentingnya “Berbagi di tengah Keterbatasan”. Ya,
saya mengakui masih sangat jauuh sekali dari harapan, karena
keterbatasan waktu yang saya miliki untuk program ini di tengah
kesibukan kuliah-microteaching-organisasi-penelitian-maupun aktivitas di
luar. Tetapi, saya sepakat dengan nasihat Pak Ajat “Semakin seseorang sibuk dengan banyak tanggung jawab, semakin cerdas pula dalam mengatur waktu”. Apakah sahabat sekalian sepakat ?
Saya
pun harus senantiasa bersyukur karena dari sekian kegiatan yang menjadi
tantangan setiap hari masih diberikan waktu untuk istirahat dan
tentunya mendampingi adik-adik. Saya telah menyusun jadwal harian dalam
secarik kertas yang saya selipkan di saku setiap hari. Begitu pentingnya
manajemen waktu. Youth Adventure and Youth Leader Forum di Kemenpora
bulan Februari kemarin mengajari saya untuk benar-benar mengatur waktu
sebaik mungkin, jangan sampai ada waktu sedetikpun yang terbuang dan tak
bernilai.
pun harus senantiasa bersyukur karena dari sekian kegiatan yang menjadi
tantangan setiap hari masih diberikan waktu untuk istirahat dan
tentunya mendampingi adik-adik. Saya telah menyusun jadwal harian dalam
secarik kertas yang saya selipkan di saku setiap hari. Begitu pentingnya
manajemen waktu. Youth Adventure and Youth Leader Forum di Kemenpora
bulan Februari kemarin mengajari saya untuk benar-benar mengatur waktu
sebaik mungkin, jangan sampai ada waktu sedetikpun yang terbuang dan tak
bernilai.
Sekitar 1034 buku kini menemani adik-adik di
OBKG, itu adalah bukti ketulusan dan kesungguhan para dermawan yang
ikhlas berbagi. Mereka yang telah berbagi kepada kami memang orang-orang
di atas rata-rata yang dipilihkan Allah untuk mengulurkan tangan kanan
dan menyembunyikan tangan kiri ketika berbagi. Merekalah yang dari dalam
hati mendapat panggilan, bahwa berbagi itu tidak mengenal batasan umur,
berbagi itu tidak mengenal kuantitas, berbagi itu tidak mengenal waktu,
dan berbagi itu adalah sebuah panggilan jiwa. Hanya ada dua piliha
untuk berbagi : YA atau TIDAK, tidak ada sebuah keraguan. Mereka yang
memang berbagi dengan hati benar-benar take action kapanpun dan di
manapun. Sering juga kan ada orang yang mau nyumbang buku hanya untuk
dilihat orang lain dan dipuji atas kebaikannya.Bukan…bukan itu namanya
berbagi dengan hati. 🙂
OBKG, itu adalah bukti ketulusan dan kesungguhan para dermawan yang
ikhlas berbagi. Mereka yang telah berbagi kepada kami memang orang-orang
di atas rata-rata yang dipilihkan Allah untuk mengulurkan tangan kanan
dan menyembunyikan tangan kiri ketika berbagi. Merekalah yang dari dalam
hati mendapat panggilan, bahwa berbagi itu tidak mengenal batasan umur,
berbagi itu tidak mengenal kuantitas, berbagi itu tidak mengenal waktu,
dan berbagi itu adalah sebuah panggilan jiwa. Hanya ada dua piliha
untuk berbagi : YA atau TIDAK, tidak ada sebuah keraguan. Mereka yang
memang berbagi dengan hati benar-benar take action kapanpun dan di
manapun. Sering juga kan ada orang yang mau nyumbang buku hanya untuk
dilihat orang lain dan dipuji atas kebaikannya.Bukan…bukan itu namanya
berbagi dengan hati. 🙂
Jadi, meskipun sudah lebih dari
1000 buku, program GMB 1000 Buku dan OBKG insha Allah akan terus
berlanjut dengan mengumpulkan buku lagi, membuat program perpustakaan
yang lebih kreatif dan inovatif dengan harapan, dan mengajak sahabat
sekalian untuk bersilaturahim menyapa adik-adik OBKG. Setidaknya akan
ada perubahan nyata untuk lingkungan di mana saya tinggal saat ini.
Tentunya, kami ingin sekali mengajak orang di atas rata-rata untuk
bergerak, berbagi di atas perbedaan, berbagi dalam kesederhanaan. Ini
salah satu wujud nyata yang bisa kita laksanakan mulai dari lingkungan
di sekitar kita untuk berbagi kebaikan. Saya pun berharap, semoga kelak
usaha ini akan memberikan dampaki posiitif bagi peningkatan pendidikan
di dusun Ngemplak, melihat adik-adik sukses menggapai mimpi mereka
dengan kegemaran membaca yang coba kami tanamkan saat ini.
1000 buku, program GMB 1000 Buku dan OBKG insha Allah akan terus
berlanjut dengan mengumpulkan buku lagi, membuat program perpustakaan
yang lebih kreatif dan inovatif dengan harapan, dan mengajak sahabat
sekalian untuk bersilaturahim menyapa adik-adik OBKG. Setidaknya akan
ada perubahan nyata untuk lingkungan di mana saya tinggal saat ini.
Tentunya, kami ingin sekali mengajak orang di atas rata-rata untuk
bergerak, berbagi di atas perbedaan, berbagi dalam kesederhanaan. Ini
salah satu wujud nyata yang bisa kita laksanakan mulai dari lingkungan
di sekitar kita untuk berbagi kebaikan. Saya pun berharap, semoga kelak
usaha ini akan memberikan dampaki posiitif bagi peningkatan pendidikan
di dusun Ngemplak, melihat adik-adik sukses menggapai mimpi mereka
dengan kegemaran membaca yang coba kami tanamkan saat ini.
“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ?”
Teruntuk
sahabat, para dermawan, volunteer UGM, GMBers, dan seluruh pihak yang
sampai saat ini telah membantu implementasi GMB 1000 Buku dan
perpustakaan OBKG kami mengucapkan MATUR NUWUN, semoga amal ibadah
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan senantiasa diberikan
keberkahan dalam hidup. Teruntuk Abang Azwar Hasan sebagai bapak dari
GMBers, lebih dari seorang inspirator hidup 🙂
sahabat, para dermawan, volunteer UGM, GMBers, dan seluruh pihak yang
sampai saat ini telah membantu implementasi GMB 1000 Buku dan
perpustakaan OBKG kami mengucapkan MATUR NUWUN, semoga amal ibadah
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan senantiasa diberikan
keberkahan dalam hidup. Teruntuk Abang Azwar Hasan sebagai bapak dari
GMBers, lebih dari seorang inspirator hidup 🙂
Akhir kata, semoga akan ada cerita-cerita selanjutnya dari GMB 1000 Buku dan OBKG.
“…Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
(Pramoedya Ananta Toer)
Mohon maaf jika banyak kekuarangan dalam catatan sederhana ini.
Salam hangat, salam berbagi !
Janu Muhammad
Pustakawan Muda Omah Baca Karung Goni
Inisiator GMB-1000 Buku untuk Perpustakaan Dusun Ngemplak