Jadi ceritanya hari ini adalah hari Selasa, ya memang kan ? Hari di mana saya bisa hibernasi setelah dari tanggal 2 selalu pulang malam untuk kegiatan ICSEI. Alhamdulillah, harus bersyukur bisa berkontribusi dengan teman-teman panitia lainnya. Sekali lagi, hari ini adalah hari Selasa, tanggal 7 Januari. Nah, pasti juga ingat, yang membuat tulisan ini lahir 7 Januari 1993 dan sekarang sudah tahun 2014 ternyata. Berarti, tepat hari ini, saya berusia 21 tahun pas. Terimakasih atas doa sahabat sekalian, baik yang langsung diucapkan maupun yang lewat sms/fb/twitter. Doa terbaik untuk sahabat sekalian.
Alhamdulillah, perjalanan saya sampai saat ini tetap berkah atas rahmat Allah Ta’ala. Tiada dzat yang bisa melebihi kuasa Allah. Pada kesempatan ini, saya mengajak kawan-kawan untuk kembali merefleksikan diri sejenak dengan memperhatikan baik-baik tulisan ini, semoga tidak bosan untuk membaca tulisan sederhana ini.
Perjalanan manusia ibarat rotasi bumi, ia selalu menimbulkan efek siang dan malam. Juga seperti revolusi bumi, yang menimbulkan efek pergantian tahun. Nasib manusia juga ibarat roda, kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. Itu semua sudah menjadi kehendak illahi, kita terima dengan lapang hati.
Ada dua tipe manusia yang seringkali kita temui. Manusia pertama, ia adalah sosok manusia dengan keinginan tinggi dan segalanya harus dituruti. Ia punya mimpi yang selalu menjadi prioritas dan harus jadi kenyataan. Ia bahkan mau menghalalkan segala cara agar apa yang ia kehendaki bisa terwujud. Orang sepeti ini adalah ia yang terlalu ambisius tanpa melihat keadaan. Bisa saja orang tuanya tidak mendukungnya, bisa saja cara yang ia ambil salah, sehingga justru dirinya dan orang lain terdzolimi. Ia hanya mau menerima hal-hal besar bagi dirinya, bukan untuk orang lain.
Tipe kedua, orang yang punya keinginan besar namun tahu diri. Ia terus berusaha untuk berjuang di tengah keterbatasan. Kesederhanaan yang ia miliki tidak menyurutkan langkahnya meraih mimpi. Meskipun demikian, ia juga tahu bahwa ada kalanya ia bisa mengambil keputusan besar sendiri, ada kalanya ia harus meminta pertimbangan orang lain seperti orang tua dan sahabat.
Dua tipe manusia ini sama-sama mempunyai mimpi yang tinggi, namun kepribadiannya yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik. Pertanyaannya adalah, termasuk yang mana kita ini ?
Hidup itu pilihan, setiap hal di dunia ini adalah pilihan. Kita akan memilih menjadi orang baik atau menjadi orang buruk bagi dunia ini. Seorang pencuri pun sebenarnya ingin sekali berbuat baik untuk menghidupi keluarganya, namun caranya yang salah. Hidup itu pilihan, menjadi manusia yang berguna dan memberi manfaat atau sekadar manusia yang mau menerima nasib ?
Hidup pilihan, ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang sama-sama penting bagi kita, namun ternyata kita harus memilih. Ya, mengambil risiko terhadap apa yang sudah kita pilih.
Hidup itu pilihan, menjadi orang terdidik atau menjadi orang yang mendidik ? Sudah semestinya kita berterima kasih kepada Yang Maha Menciptakan.
Hidup itu pilihan. Ya, saya memilih untuk terus berkarya, bukan menjadi mahasiswa kupu-kupu dengan kesibukan di kos-kosan (tidak bermaksud menyindir). Mumpung masih muda, mari pergunakan waktu ini dengan sebaik mungkin untuk beribadah dan menebar kebaikan. Hingga suatu saat kita akan menjadi tumpuan harapan bangsa ini karena kita hari ini adalah pemimpin hari esok. Semangat kawan, semangat memperjuangkan idealisme dan keyakinan.
Selamat berjuang untuk memilih berkarya, mengabdi, dan berprestasi di usia ke-21 !
Man Jadda Wa Jada !
#RefleksiMahasiswaEsSatu