Jadi ceritanya hari ini saya teringat kembali beberapa penugasan yang harus segera saya kumpulkan sebelum tanggal 15 Januari 2014. Saya diharuskan mengumpulkan penugasan hasil ‘reading materials’ untuk kegiatan Youth Adventure and Youth Leaders Forum 2014. Sebelumnya akan saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Janu Muhammad, seorang mahasiswa semester 5 dari Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Pada kesempatan ini, saya diberi kesempatan untuk menjadi peserta Gerakan Mari Berbagi “Youth Adventure and Youth Leaders Forum” YA & YLA merupakan kegiatan kepemimpinan, pengabdian, serta tentunya perjalanan mulai dari tanggal 1-9 Februari 2014 dari Yogyakarta menuju Jakarta. Saya adalah satu dari 54 pemuda/pemudi yang lolos setelah seleksi ketat meliputi : seleksi aplikasi (berkas-berkas), seleksi wawancara 6 pos di kantor Kemenpora (kira-kira bulan November) mulai dari wawancara personal, team work, achievement, physic test, talenta, dan 1 pos lagi agak lupa. Tidak hanya itu, dari ratusan calon peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, terpilihlah 70 besar yang memasuki tahap seleksi proposal program implementasi GMB. Pada kesempatan itu, saya membuat program GMB Indonesia Berbagi : 1000 Buku untuk Perpustakaan Dusun Kami. Alhamdulillah, Allah memberikan kelancaran hingga saya diberi kesempatan untuk menuju 54 besar (hasil akhir). Saya bersyukur akan bertemu para pemuda menginspirasi dengan berbagai prestasi, organisasi, dan pengabdian. Bagaimana tidak bersyukur, saya ini orang ‘ndeso’ seorang anak penjual sayur mau-maunya ‘nekat’ ikut kegiatan GMB ini. Lha bagaimana saya mau bisa berkontribusi untuk kemajuan Indonesia kalau sampai besok saya tetap seperti yang biasa-biasa saja, seperti mahasiswa yang kuliah lalu pulang ke kos-kosan, tidak ! Ini sebuah panggilan dari hati yang terdalam 🙂 #Refleksi
Hingga sepucuk surat itu pun melayang di email, saya akan menjadi bagian dari YA & YLF 2014, dan pada outputnya akan mengimplementasikan program, dengar-dengar juga akan ada ‘reward’ bagi 10 peserta terbaik dengan pengaruh programnya paling manjur untuk masyarakat, akan di homestay kan ke Australia. Bukan karena itu juga motivasi saya, namun inilah panggilan jiwa untuk lebih peka dan membuka mata tentang memahami cinta untuk Indonesia. Saya ingat, bahwa sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat untuk manusia lainnya.
Singkat cerita, tinggal beberapa hari kami akan menjalani kegiatan full 9 hari. Alhamdulillah saya tinggal di Yogyakarta, jadi tidak perlu repot mengurus keberangkatan. Saya hanya ingin bisa membantu kawan-kawan yang datang ke Yogyakarta, ada yang dari Aceh dan lain-lain telah menghubungi saya. Beberapa persiapan seperti logistik, materi kepemimpinan, fixnya akan diisi oleh inspiring leaders dari Indonesia dan Australia, ada wakil gubernur Jakarta, Najwa Shihab, Nirina Zubir, dan inspiring leaders dari relawan maupun pengurus GMB.
Salah satu tugas yang diberikan adalah “My Hero and I” yang akan dipandu oleh mas M. Fauzan Febriansyah, alumni GMB 2012. Sesi ini dimaksudkan untuk mendorong para
para pemuka pemuda Indonesia merasakan ‘menjadi’ tokoh idolanya. Tidak sekedar
mengenal pemikiran dan karya tokoh tersebut melalui literatur saja tapi mencoba ‘menjadi’ mereka sehingga bisa benar-benar
memahami makna dan perjuangan tokohnya.
para pemuka pemuda Indonesia merasakan ‘menjadi’ tokoh idolanya. Tidak sekedar
mengenal pemikiran dan karya tokoh tersebut melalui literatur saja tapi mencoba ‘menjadi’ mereka sehingga bisa benar-benar
memahami makna dan perjuangan tokohnya.
Salah
satu ciri kekuatan seorang pemimpin adalah otentik.Artinya menjadi pemimpin
haruslah menjadi diri sendiri. Untuk menjadi otentik dan menemukan orisinalitas
dalam kepemimpinan, sedikit banyak sudah menjadi hal umum bahwa seorang
pemimpin belajar dari para pemimpin lain. Satu pemimpin mengikuti pemikiran dan
tingkah laku pemimpin lain. Pemimpin terinspirasi dari pemimpin lain. Proses
ini menjadi lumrah dan pasti dilalui sampai seorang pemimpin berhasil menemukan
karakter dan orisinalitas kepemimpinan dalam setiap diri masing-masing.
satu ciri kekuatan seorang pemimpin adalah otentik.Artinya menjadi pemimpin
haruslah menjadi diri sendiri. Untuk menjadi otentik dan menemukan orisinalitas
dalam kepemimpinan, sedikit banyak sudah menjadi hal umum bahwa seorang
pemimpin belajar dari para pemimpin lain. Satu pemimpin mengikuti pemikiran dan
tingkah laku pemimpin lain. Pemimpin terinspirasi dari pemimpin lain. Proses
ini menjadi lumrah dan pasti dilalui sampai seorang pemimpin berhasil menemukan
karakter dan orisinalitas kepemimpinan dalam setiap diri masing-masing.
Sebagai
pemimpin muda, peserta tentulah punya pemimpin idola yang dianggap
pahlawan dan inspirator bagi teman-teman.Seorang tokoh yang pemikiran,
perjuangan dan garis kehidupannya sangat menginpirasi dan memotivasi
teman-teman untuk bergerak, bertindak dan berbagi.
pemimpin muda, peserta tentulah punya pemimpin idola yang dianggap
pahlawan dan inspirator bagi teman-teman.Seorang tokoh yang pemikiran,
perjuangan dan garis kehidupannya sangat menginpirasi dan memotivasi
teman-teman untuk bergerak, bertindak dan berbagi.
Sebut
saja,Soekarno terinspirasi oleh Gandhi.Hugo Chavez terinspirasi oleh Soekarno.
Pesepakbola Zinedine Zidane terinspirasi Enzo Francescoli, Mark Zuckerberg
terinspirasi Bill Gates, dan seterusnya.Begitulah tiap pemimpin pastilah
terinspirasi dari para pemimpin pendahulunya.Walaupun pada akhirnya tiap-tiap
pemimpin memiliki orisinalitas, karakter yang otentik, dan sejarahnya sendiri.
saja,Soekarno terinspirasi oleh Gandhi.Hugo Chavez terinspirasi oleh Soekarno.
Pesepakbola Zinedine Zidane terinspirasi Enzo Francescoli, Mark Zuckerberg
terinspirasi Bill Gates, dan seterusnya.Begitulah tiap pemimpin pastilah
terinspirasi dari para pemimpin pendahulunya.Walaupun pada akhirnya tiap-tiap
pemimpin memiliki orisinalitas, karakter yang otentik, dan sejarahnya sendiri.
Selama
YA & YLF 2014, kami diminta untuk ‘menjadi’ salah satu tokoh yang menjadi inspirator dan
motivator. Boleh siapa saja, tidak mesti tokoh politik atau
panglima perang. Penulis, seniman atau olahragawan pun bisa.Yang penting tokoh tersebut
benar-benar inspiratif bagi dan dikenal banyak orang.
YA & YLF 2014, kami diminta untuk ‘menjadi’ salah satu tokoh yang menjadi inspirator dan
motivator. Boleh siapa saja, tidak mesti tokoh politik atau
panglima perang. Penulis, seniman atau olahragawan pun bisa.Yang penting tokoh tersebut
benar-benar inspiratif bagi dan dikenal banyak orang.
Jika
mengidolakan Soekarno.Maka perkenalkan diri sebagai Soekarno.Misal
nama saya Arief, namun disesi ini saya adalah Soekarno. Maka Arief pun mestilah
berbicara, berpikir, bertindak dan bergerak layaknya seorang Soekarno. Pilihlah
seorang tokoh yang teman-teman paling sukai dan sedapat mungkin dapat
‘mempraktekan’ cara bersikap dan berperilaku tokoh idola.
mengidolakan Soekarno.Maka perkenalkan diri sebagai Soekarno.Misal
nama saya Arief, namun disesi ini saya adalah Soekarno. Maka Arief pun mestilah
berbicara, berpikir, bertindak dan bergerak layaknya seorang Soekarno. Pilihlah
seorang tokoh yang teman-teman paling sukai dan sedapat mungkin dapat
‘mempraktekan’ cara bersikap dan berperilaku tokoh idola.
Apa
tujuannya? Dalam sesi ini tentu kita akan menemukan banyak sekali ragam
karakter kepemimpinan. Kita yang akan menemukan sendiri
karakter-karakter pemimpin. Mengelaborasi, melihat, menilai hingga sampai pada
proses dimana peserta menemukan ciri otentik dan kekuatan orisinalitas
kepemimpinan yang ada dalam diri. Intinya belajar dari tokoh idola
sendiri.
tujuannya? Dalam sesi ini tentu kita akan menemukan banyak sekali ragam
karakter kepemimpinan. Kita yang akan menemukan sendiri
karakter-karakter pemimpin. Mengelaborasi, melihat, menilai hingga sampai pada
proses dimana peserta menemukan ciri otentik dan kekuatan orisinalitas
kepemimpinan yang ada dalam diri. Intinya belajar dari tokoh idola
sendiri.
Saya Janu, memilih tokoh yang sampai saat ini memberi inspirasi kita semua, yaitu mas “Anies Baswedan”. Siapa juga yang tidak kenal dengan beliau ? Pengalamannya di pendirian Gerakan Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi, Indonesia Menyala, dan kini sebagai seorang rektor termuda telah menginspirasi saya. Mas Anies adalah kakak alumni saya di SMA Negeri 2 Yogyakarta, bulan Oktober kemarin saya bertemu di sekolah dan Desember kemarin kami berbincang di Perjalanan Nyalakan Harapan karena kebetulan saya adalah salah satu koordinator relawan Turun Tangan Yogyakarta. Namun sayang, ternyata sudah ada peserta lain yang memilih beliau sehingga saya harus mengirim ulang request kepada panitia.
Saya memutuskan, mas Ridwansyah Yusuf Achmad sebagai My Hero. Ada yang sudah kenal sosok mas Yusuf, ada juga yang belum. Saya mengenal beliau kira-kira akhir tahun 2012, ketika saya mulai mengenal studi di Belanda. Beliau adalah Sekjend PPI Belanda periode 2012-2013, pernah menjadi ketua GAMAIS ITB juga. Saya bersyukur bisa mengenal beliau, mulai dari karakter kepemimpinan, kegemaran menulis dan meluangkan waktu untuk memberi manfaat kepada orang lain. “Kang Uday itu calon presiden Indonesia masa depan” sebuah mimpi dan harapan saya ucapkan dan teriring doa agar dikabulkan. Dengan kata lain, sesuai tugasnya, saya harus benar-benar mengenal gaya bicara, cara bersikap, termasuk karakteristik khusus. Jadi jangan heran, bukan bermaksud menyamai, namun memang saya sependapat dengan beliau. Artinya, beberapa hal kecil seperti hastag #RefleksiMahasiswaEsSatu yang sering saya tulis hampir mirip dengan #RefleksiBodohMahasiswaEsDua punya kang Uday. Maupun ketika mengawali membuat tulisan di blog, kami sering memulai dengan “Jadi ceritanya begini” dan lain sebagainya.
Mohon doanya juga, semoga suatu saat bisa bertemu beliau dan berjabat tangan erat untuk mengucap salam hangat, bertemu dengan dek Langit dan berfoto bersama. Aamiin,
Mohon doanya untuk kelancaran YA & YLF 2014 🙂
#RefleksiMahasiswaEsSatu
Salam Hangat,
Janu Muhammad