Berikut saya share pengalaman selama mengikuti GMB, semoga tulisan sederhana ini bermanfaat 🙂
“Hidup mengajari kita untuk saling berbagi dalam kebaikan karena itulah makna kehidupan yang hakiki.”
“Hidup untuk diri sendiri itu mudah, namun hidup untuk menghidupi orang lain itu ternyata lebih sulit.”
Menjadi bagian dari 47 pemuka pemuda terpilih
se-Indonesia adalah nikmat terindah bagi saya. Saya bersyukur kepada
Allah Ta’ala karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti Youth
Adventure and Youth Leaders Forum (YA & YLF) 2014 selama 9 hari
bersama orang-orang inspiratif yang telah mengubah hidup saya.
Pengalaman berharga itu kini menjadi motivasi saya untuk lebih
bermanfaat bagi orang lain kapan pun dan di mana pun.
se-Indonesia adalah nikmat terindah bagi saya. Saya bersyukur kepada
Allah Ta’ala karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti Youth
Adventure and Youth Leaders Forum (YA & YLF) 2014 selama 9 hari
bersama orang-orang inspiratif yang telah mengubah hidup saya.
Pengalaman berharga itu kini menjadi motivasi saya untuk lebih
bermanfaat bagi orang lain kapan pun dan di mana pun.
Bulan Oktober 2013 menjadi awal langkah saya untuk
mengikuti YA & YLF 2014 yang diadakan oleh Gerakan Mari Berbagi.
Awalnya, saya ingin mengikutinya karena pembicara-pembicaranya hebat,
seperti Najwa Shihab, Mohamad Al Arief, Eko Prasodjo, dan orang-orang
penting yang akan menjadi inspiring leaders. Ternyata, ada tulisan
berwarna orange yaitu “Homestay Australia & New Zealand”. Siapa juga
yang tidak akan apply kegiatan ini ? Hanya orang dengan kemampuan di
atas rata-rata yang mau mendaftar dan terpilih menjadi peserta.
Akhirnya, saya melengkapi berkas pendaftaran dan mengirimkan aplikasinya
sebelum 15 Oktober 2013. Saya berharap sekali bisa lolos sampai final
dan bertemu dengan para pemuda terpilih se-Indonesia. Ini bukan kali
pertamanya saya mengikuti forum kepemimpinan, summit, konferensi, karya
tulis, atau sejenisnya. Pengalaman kegiatan sebelumnya saya jadikan
bekal untuk menjawab pertanyaan dalam formulir pendaftaran. Setelah
mengirim berkas, saya memanjatkan doa agar Allah memberikan jalan
terbaik bagi kami para calon peserta.
mengikuti YA & YLF 2014 yang diadakan oleh Gerakan Mari Berbagi.
Awalnya, saya ingin mengikutinya karena pembicara-pembicaranya hebat,
seperti Najwa Shihab, Mohamad Al Arief, Eko Prasodjo, dan orang-orang
penting yang akan menjadi inspiring leaders. Ternyata, ada tulisan
berwarna orange yaitu “Homestay Australia & New Zealand”. Siapa juga
yang tidak akan apply kegiatan ini ? Hanya orang dengan kemampuan di
atas rata-rata yang mau mendaftar dan terpilih menjadi peserta.
Akhirnya, saya melengkapi berkas pendaftaran dan mengirimkan aplikasinya
sebelum 15 Oktober 2013. Saya berharap sekali bisa lolos sampai final
dan bertemu dengan para pemuda terpilih se-Indonesia. Ini bukan kali
pertamanya saya mengikuti forum kepemimpinan, summit, konferensi, karya
tulis, atau sejenisnya. Pengalaman kegiatan sebelumnya saya jadikan
bekal untuk menjawab pertanyaan dalam formulir pendaftaran. Setelah
mengirim berkas, saya memanjatkan doa agar Allah memberikan jalan
terbaik bagi kami para calon peserta.
Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos seleksi berkas. Rasa
syukur hari itu membuat pikiran saya kembali fresh dan sejenak
mengalihkan perhatian dari tugas kuliah maupun organisasi. Saya ingin
fokus untuk bisa lolos sampai tahap akhir program GMB ini. Sekitar 170
peserta lolos ke tahap wawancara dan lebih dari separuhnya mengonfirmasi
datang ke Kemenpora Jakarta untuk wawancara. Saya melakukan wawancara
ke Jakarta bersama Kholisa (rekan UNY) dan Yose. Hari itu kami bertemu
dengan para pemuda hebat, para aktivis sosial, aktivis pendidikan dengan
berbagai projectnya masing-masing. Mereka semua orang-orang hebat yang
menginspirasi saya. Hal unik yang saya temukan adalah semua panitia dan
peserta menanggung sendiri kebutuhan mereka. Inilah makna ‘life beyond
yourself’ menurut saya. Setelah seharian wawancara dan tes fisik, kami
berpisah untuk sementara dan menanti pengumuman selanjutnya.
syukur hari itu membuat pikiran saya kembali fresh dan sejenak
mengalihkan perhatian dari tugas kuliah maupun organisasi. Saya ingin
fokus untuk bisa lolos sampai tahap akhir program GMB ini. Sekitar 170
peserta lolos ke tahap wawancara dan lebih dari separuhnya mengonfirmasi
datang ke Kemenpora Jakarta untuk wawancara. Saya melakukan wawancara
ke Jakarta bersama Kholisa (rekan UNY) dan Yose. Hari itu kami bertemu
dengan para pemuda hebat, para aktivis sosial, aktivis pendidikan dengan
berbagai projectnya masing-masing. Mereka semua orang-orang hebat yang
menginspirasi saya. Hal unik yang saya temukan adalah semua panitia dan
peserta menanggung sendiri kebutuhan mereka. Inilah makna ‘life beyond
yourself’ menurut saya. Setelah seharian wawancara dan tes fisik, kami
berpisah untuk sementara dan menanti pengumuman selanjutnya.
Perjalanan di GMB mengajarkan saya untuk bersabar.
Setelah sekian lama menunggu pengumuman, akhirnya diumumkan 70 pemuda
terpilih yang maju ke tahap pengajuan proposal pengabdian. Allah
memberikan jalan terbaik, saya lolos ke tahap selanjutnya. Mulai saat
itu, saya berniat untuk mewujudkan mimpi mendirikan perpustakaan dusun
Ngemplak, di tempat tinggal saya. Sudah sejak kecil saya menginginkan
hadirnya perpustakaan dusun. Alhamdulillah, saya bertekad bulat untuk
mengangkat program “GMB-Indonesia Berbagi : 1000 Buku untuk Perpustakaan
Dusun Ngemplak” dengan harapan besar saya bisa bermanfaat bagi
masyarakat dan mampu mengerahkan potensi pemuda untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Ngemplak, dimulai dengan budaya membaca. Saya pun
mengirim proposal tersebut dan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah,
saya diberi kesempatan untuk menjadi 55 pemuka pemuda terpilih di YA
& YLF 2014.
Setelah sekian lama menunggu pengumuman, akhirnya diumumkan 70 pemuda
terpilih yang maju ke tahap pengajuan proposal pengabdian. Allah
memberikan jalan terbaik, saya lolos ke tahap selanjutnya. Mulai saat
itu, saya berniat untuk mewujudkan mimpi mendirikan perpustakaan dusun
Ngemplak, di tempat tinggal saya. Sudah sejak kecil saya menginginkan
hadirnya perpustakaan dusun. Alhamdulillah, saya bertekad bulat untuk
mengangkat program “GMB-Indonesia Berbagi : 1000 Buku untuk Perpustakaan
Dusun Ngemplak” dengan harapan besar saya bisa bermanfaat bagi
masyarakat dan mampu mengerahkan potensi pemuda untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Ngemplak, dimulai dengan budaya membaca. Saya pun
mengirim proposal tersebut dan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah,
saya diberi kesempatan untuk menjadi 55 pemuka pemuda terpilih di YA
& YLF 2014.
Kami pun terhubung secara cepat melalui facebook, sms,
twitter, maupun media lainnya sehingga hanya memerlukan waktu yang
singkat untuk saling mengenal. Tiba saatnya, tanggal 1 Februari 2014
kami bertemu di Yogyakarta. Saya sebagai tuan rumah menyambut hangat
kedatangan keluarga GMB setelah sebelumnya saya sempat berkeliling ke
Gunung Kidul bersama mas Andi, mas Suprayitno, mbak Dian, dan mbak
Fatin. Hari Sabtu siang kami bertemu di Anak Wayang Indonesia dan
lamgsung mendapat tantangan pertama untuk belanja dengan uang 70.000
dari panitia dalam waktu 10 menit. Selanjutnya bahan masakan itu kami
masak pada malam hari ketika di bumi perkemahan Sumber Boyong. Ketepatan
waktu, kecerdasan mengatur strategi, dan kerja sama tim menjadi kunci
utama dalam menjawab tantangan pertama ini. Selanjutnya, kami menuju
bumi perkemahan untuk bermalam sampai hari Minggu sore. Kami pun mulai
saling menyapa, dari yang dahulunya malu-malu akhirnya mulai menampakkan
keasliannya, seperti mas Yaumil yang luar biasa itu. Kebetulan kami
mempunyai project yang mirip, yaitu pengadaan buku perpustakaan. Saya
banyak belajar dari beliau saat itu.
twitter, maupun media lainnya sehingga hanya memerlukan waktu yang
singkat untuk saling mengenal. Tiba saatnya, tanggal 1 Februari 2014
kami bertemu di Yogyakarta. Saya sebagai tuan rumah menyambut hangat
kedatangan keluarga GMB setelah sebelumnya saya sempat berkeliling ke
Gunung Kidul bersama mas Andi, mas Suprayitno, mbak Dian, dan mbak
Fatin. Hari Sabtu siang kami bertemu di Anak Wayang Indonesia dan
lamgsung mendapat tantangan pertama untuk belanja dengan uang 70.000
dari panitia dalam waktu 10 menit. Selanjutnya bahan masakan itu kami
masak pada malam hari ketika di bumi perkemahan Sumber Boyong. Ketepatan
waktu, kecerdasan mengatur strategi, dan kerja sama tim menjadi kunci
utama dalam menjawab tantangan pertama ini. Selanjutnya, kami menuju
bumi perkemahan untuk bermalam sampai hari Minggu sore. Kami pun mulai
saling menyapa, dari yang dahulunya malu-malu akhirnya mulai menampakkan
keasliannya, seperti mas Yaumil yang luar biasa itu. Kebetulan kami
mempunyai project yang mirip, yaitu pengadaan buku perpustakaan. Saya
banyak belajar dari beliau saat itu.
Perjalanan hidup penuh makna mengawali langkah Youth
Adventure. Prinsip hidup untuk saling berbagi, saling mengasihi, dan
saling memotivasi saya tanamkan dalam hati terdalam untuk memulai
langkah mulia ini. Saya fokus untuk mengikuti kegiatan ini karena hanya
manusia di atas rata-rata lah yang bisa berdiri bersama para volunteers
yang sebagian besar merupakan alumni Pertukaran Pemuda Antar Negara ini.
Minggu sore, saya satu tim bersama Windiyani dan Murni. Mereka orang
baru bagi saya. Kami memperoleh daerah untuk ziarah diri ke Magelang dan
Banjarnegara. Di Magelang, kami menjadi seorang peminta atau pengemis
sedangkan di Banjarnegara kami menjadi seorang pemberi atau penderma.
Uang 300.000 dan 12 potong baju menjadi bekal material dan sebuah
komitmen untuk menjaga integritas menjadi modal paling penting untuk
hari-hari kami selanjutnya. Dengan modal itu, kami harus mampu bertahan
selama 3 hari 2 malam sampai Jakarta, dan tidak diperbolehkan merogoh
uang pribadi. Ya, kami berkomitmen untuk saling memahami dan menjaga
hati karena itulah hakikat hidup dalam keberagaman.
Adventure. Prinsip hidup untuk saling berbagi, saling mengasihi, dan
saling memotivasi saya tanamkan dalam hati terdalam untuk memulai
langkah mulia ini. Saya fokus untuk mengikuti kegiatan ini karena hanya
manusia di atas rata-rata lah yang bisa berdiri bersama para volunteers
yang sebagian besar merupakan alumni Pertukaran Pemuda Antar Negara ini.
Minggu sore, saya satu tim bersama Windiyani dan Murni. Mereka orang
baru bagi saya. Kami memperoleh daerah untuk ziarah diri ke Magelang dan
Banjarnegara. Di Magelang, kami menjadi seorang peminta atau pengemis
sedangkan di Banjarnegara kami menjadi seorang pemberi atau penderma.
Uang 300.000 dan 12 potong baju menjadi bekal material dan sebuah
komitmen untuk menjaga integritas menjadi modal paling penting untuk
hari-hari kami selanjutnya. Dengan modal itu, kami harus mampu bertahan
selama 3 hari 2 malam sampai Jakarta, dan tidak diperbolehkan merogoh
uang pribadi. Ya, kami berkomitmen untuk saling memahami dan menjaga
hati karena itulah hakikat hidup dalam keberagaman.
Ketika di Magelang, saya bertemu dengan sosok Bu Iyah
yang sangat dermawan. Beliau adalah seorang penjual nasi di terminal
yang menyediakan penginapan, makanan, dan kebutuhan kami di Magelang.
Ternyata berbagi itu tidak mengenal usia dan kedudukan karena berbagi
itu merupakan panggilan hati nurani dan kesadaran. Kami pun belajar
hakikat tangan di bawah saat itu, berat rasanya meminta karena rasa malu
yang mendalam. Ketika bertemu dengan lurah Tegalrejo, kami menerima
banyak nasihat jika kelak menjadi pemimpin maka jadilah pemimpin yang
amanah, banyak memberi, dan tentunya jujur kepada rakyat. Sungguh
nasihat mulia dan tulus dari para dermawan yang kami jumpai. Ketika di
Banjarnegara kami ditolong oleh para polisi. Bahkan sebelum kami meminta
bantuan, beliau langsung membelikan kami nasi goring hangat malam itu.
Ternyata di balik ketegasan polisi, masih ada juga sisi kebaikan yang
timbul dari hati nurani. Kami pun berbagi di Banjarnegara kepada
orang-orang yang kami jumpai, termasuk membagikan kisah perjalanan dalam
seleksi GMB ini.
yang sangat dermawan. Beliau adalah seorang penjual nasi di terminal
yang menyediakan penginapan, makanan, dan kebutuhan kami di Magelang.
Ternyata berbagi itu tidak mengenal usia dan kedudukan karena berbagi
itu merupakan panggilan hati nurani dan kesadaran. Kami pun belajar
hakikat tangan di bawah saat itu, berat rasanya meminta karena rasa malu
yang mendalam. Ketika bertemu dengan lurah Tegalrejo, kami menerima
banyak nasihat jika kelak menjadi pemimpin maka jadilah pemimpin yang
amanah, banyak memberi, dan tentunya jujur kepada rakyat. Sungguh
nasihat mulia dan tulus dari para dermawan yang kami jumpai. Ketika di
Banjarnegara kami ditolong oleh para polisi. Bahkan sebelum kami meminta
bantuan, beliau langsung membelikan kami nasi goring hangat malam itu.
Ternyata di balik ketegasan polisi, masih ada juga sisi kebaikan yang
timbul dari hati nurani. Kami pun berbagi di Banjarnegara kepada
orang-orang yang kami jumpai, termasuk membagikan kisah perjalanan dalam
seleksi GMB ini.
Hidup penuh makna jika dihiasi dengan sifat rendah hati
dan saling berbagi. Ketika di asrama Cibubur, hati saya mengecil. Ibarat
seorang bayi yang bertemu orang-orang dewasa. Saya bertemu dengan para
inspiring leaders, 47 pemuka pemuda terbaik, dan volunteers yang sangat
menginspirasi. Mereka adalah orang-orang hebat yang saya jumpai. Para
inspiring leaders seperti Basuki Tjahaja Purnama (Wakil Gubernur DKI
Jakarta), Irjen-Pol (Purn) Basyir Barmawi, Prof. Dr. Eko Prasodjo (Wakil
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Imam
Gunawan (Kemenpora), Greg Moriarty (Duta Besar Australia untuk
Indonesia), Mohamad Al Arief (Presiden Global Indonesian Diaspora Network), Michael Bracher (Team Leader Australian Awards), Richard Cronin (host family
dari Australia), Yuniyanti Chuzaifah (Ketua Komnas Perempuan),
Bernardus Djonoputro (Ketua Ikatan Ahli Perencanaan), dan lain
sebagainya menjadi inspirator baru bagi saya. Para inspiring leaders ini
datang dengan sukarela untuk menginspirasi peserta sesuai latar
belakangnya masing-masing. Di YA & YLF ini pun saya membawakan sosok
inspiratif yang menjadi My Hero. Beliau adalah Kang Ridwansyah Yusuf
Achmad, seorang pemimpin muda yang lahir dari kampus ITB dan menamatkan
studi master di Belanda. Rekam jejak kepemimpinan beliau ketika menjadi
presiden KM ITB, Ketua GAMAIS, dan Sekjend PPI Belanda serta
tulisna-tulisan beliau lah yang menjadi motivasi untuk membuat Indonesia
tersenyum. Selama YLF seluruh peserta pun saling bercerita tentang
sosok pahlawan hidupnya dengan harapan menjadi semangat untuk maju dan
bergerak membenahi negeri ini.
dan saling berbagi. Ketika di asrama Cibubur, hati saya mengecil. Ibarat
seorang bayi yang bertemu orang-orang dewasa. Saya bertemu dengan para
inspiring leaders, 47 pemuka pemuda terbaik, dan volunteers yang sangat
menginspirasi. Mereka adalah orang-orang hebat yang saya jumpai. Para
inspiring leaders seperti Basuki Tjahaja Purnama (Wakil Gubernur DKI
Jakarta), Irjen-Pol (Purn) Basyir Barmawi, Prof. Dr. Eko Prasodjo (Wakil
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Imam
Gunawan (Kemenpora), Greg Moriarty (Duta Besar Australia untuk
Indonesia), Mohamad Al Arief (Presiden Global Indonesian Diaspora Network), Michael Bracher (Team Leader Australian Awards), Richard Cronin (host family
dari Australia), Yuniyanti Chuzaifah (Ketua Komnas Perempuan),
Bernardus Djonoputro (Ketua Ikatan Ahli Perencanaan), dan lain
sebagainya menjadi inspirator baru bagi saya. Para inspiring leaders ini
datang dengan sukarela untuk menginspirasi peserta sesuai latar
belakangnya masing-masing. Di YA & YLF ini pun saya membawakan sosok
inspiratif yang menjadi My Hero. Beliau adalah Kang Ridwansyah Yusuf
Achmad, seorang pemimpin muda yang lahir dari kampus ITB dan menamatkan
studi master di Belanda. Rekam jejak kepemimpinan beliau ketika menjadi
presiden KM ITB, Ketua GAMAIS, dan Sekjend PPI Belanda serta
tulisna-tulisan beliau lah yang menjadi motivasi untuk membuat Indonesia
tersenyum. Selama YLF seluruh peserta pun saling bercerita tentang
sosok pahlawan hidupnya dengan harapan menjadi semangat untuk maju dan
bergerak membenahi negeri ini.
Di YA & YLF 2014 kami diajarkan hakikat menjadi
seorang pemimpin yang berintegritas dan menjadi individu yang bermanfaat
bagi lingkungan di sekitarnya. Saya pun terinspirasi dengan semua
inspiring leaders yang hadir, salah satunya adalah mas Mohamad Al Arief,
presiden Diaspora yang saat ini menjadi pejabat senior World Bank dan
tinggal di Washington, USA. Meski bekerja di negeri orang, beliau tetap
menjaga integritas dan nasionalismenya untuk Indonesia. Saya pun sempat
meminta tanda tangan mas Arief sebagai motivasi untuk menjadi duta
Indonesia kelak. Ketika berpamitan, beliau memberikan sebuah kartu nama
dan saya pun menceritakan rencana kunjungan ke Chicago dalam rangka
presentasi paper September depan. Beliau dengan baik hati menawarkan
bantuan kepada saya. Malam harinya, saya mengirim email ke mas Arief dan
esok hari langsung dibalas dan ditunggu kedatangannya di USA,
barangkali bisa berkeliling Washington DC dan ambil gambar di depan
gedung putih, aamiin.
seorang pemimpin yang berintegritas dan menjadi individu yang bermanfaat
bagi lingkungan di sekitarnya. Saya pun terinspirasi dengan semua
inspiring leaders yang hadir, salah satunya adalah mas Mohamad Al Arief,
presiden Diaspora yang saat ini menjadi pejabat senior World Bank dan
tinggal di Washington, USA. Meski bekerja di negeri orang, beliau tetap
menjaga integritas dan nasionalismenya untuk Indonesia. Saya pun sempat
meminta tanda tangan mas Arief sebagai motivasi untuk menjadi duta
Indonesia kelak. Ketika berpamitan, beliau memberikan sebuah kartu nama
dan saya pun menceritakan rencana kunjungan ke Chicago dalam rangka
presentasi paper September depan. Beliau dengan baik hati menawarkan
bantuan kepada saya. Malam harinya, saya mengirim email ke mas Arief dan
esok hari langsung dibalas dan ditunggu kedatangannya di USA,
barangkali bisa berkeliling Washington DC dan ambil gambar di depan
gedung putih, aamiin.
Berbagai materi dan suplai energy telah diberikan kepada
kami. Tibalah saatnya untuk malam apresiasi seni di Mall of Indonesia.
Di sana saya memainkan peran sebagai seorang penjual asongan bersama
rekan saya Tarikem, kata teman-teman saya cocok berperan seperti orang
jualan, apa memang iya ya ? Saya pun termotivasi saat sebelumnya
mendapat apresiasi positif dari kak Agustina dan Bang Azwar setelah
berduet dengan mbak Tari. Di malam apresiasi seni semuanya menjadi kesan
manis, melihat aneka ragamnya pakaian daerah, lagu daerah, dan tarian
daerah. Bahkan lebih special karena pak Ahok datang untuk menyemangati
kami. Yang special lagi adalah penampilan tari Saman, hanya manusia di
atas rata-ratalah yang bisa menari Saman setelah latihan 3 hari. Ada
juga kolaborasi tarian daerah, lagu daerah, dan aksi bersama di atas
panggung. Di akhir acara, semua tumpah ruah merasakan kegembiraan dan
keharuan atas kerja keras demi cultural performance ini. Terimakasih ya
Allah, semuanya berjalan dengan lancar dan kami bersyukur menjadi
keluarga baru GMB.
kami. Tibalah saatnya untuk malam apresiasi seni di Mall of Indonesia.
Di sana saya memainkan peran sebagai seorang penjual asongan bersama
rekan saya Tarikem, kata teman-teman saya cocok berperan seperti orang
jualan, apa memang iya ya ? Saya pun termotivasi saat sebelumnya
mendapat apresiasi positif dari kak Agustina dan Bang Azwar setelah
berduet dengan mbak Tari. Di malam apresiasi seni semuanya menjadi kesan
manis, melihat aneka ragamnya pakaian daerah, lagu daerah, dan tarian
daerah. Bahkan lebih special karena pak Ahok datang untuk menyemangati
kami. Yang special lagi adalah penampilan tari Saman, hanya manusia di
atas rata-ratalah yang bisa menari Saman setelah latihan 3 hari. Ada
juga kolaborasi tarian daerah, lagu daerah, dan aksi bersama di atas
panggung. Di akhir acara, semua tumpah ruah merasakan kegembiraan dan
keharuan atas kerja keras demi cultural performance ini. Terimakasih ya
Allah, semuanya berjalan dengan lancar dan kami bersyukur menjadi
keluarga baru GMB.
Banyak pelajaran yang kami dapatkan selama menjalani YA
& YLF ini. Pelajaran tentang makna hidup untuk saling berbagi,
pelajaran untuk menemukan jati diri, pelajaran untuk saling
bertoleransi, pelajaran untuk saling menghargai, dan pelajaran hidup
untuk saling mencintai segala karunia Allah. Akhirnya, kami kembali ke
daerah masing-masing untuk melaksanakan program Gerakan Mari Berbagi,
mengajak orang-orang di sekitar untuk berbuat baik dan menjaga
integritas diri.
& YLF ini. Pelajaran tentang makna hidup untuk saling berbagi,
pelajaran untuk menemukan jati diri, pelajaran untuk saling
bertoleransi, pelajaran untuk saling menghargai, dan pelajaran hidup
untuk saling mencintai segala karunia Allah. Akhirnya, kami kembali ke
daerah masing-masing untuk melaksanakan program Gerakan Mari Berbagi,
mengajak orang-orang di sekitar untuk berbuat baik dan menjaga
integritas diri.
Terimakasih Bang Azwar dkk, para volunteers, para inspiring leaders,
dan tentunya peserta tercinta. Terimakasih Kemenpora yang sudah
menyediakan asrama,konsumsi,dan kebutuhan peserta selama 9 hari. Thanks
for Richard Cronin,kak Aya,Kaka Dede,Kak Sherly,Kak Muna,Bang
Fachri,Kang Hambar,kang Safril,Kak Agus pastinya,dan semua pihak yang
telah bekerja sama 🙂 Sampai bertemu di tahap selanjutnya. Permintaan
maaf untuk keluarga UKMF Penelitian Screen, Turun Tangan Jogja, FSAK SMA
N 2 Yogyakarta, APYO, Ikatan Remaja Ngemplak, dll yang untuk sementara
kemarin belum bisa saya bersamai.
dan tentunya peserta tercinta. Terimakasih Kemenpora yang sudah
menyediakan asrama,konsumsi,dan kebutuhan peserta selama 9 hari. Thanks
for Richard Cronin,kak Aya,Kaka Dede,Kak Sherly,Kak Muna,Bang
Fachri,Kang Hambar,kang Safril,Kak Agus pastinya,dan semua pihak yang
telah bekerja sama 🙂 Sampai bertemu di tahap selanjutnya. Permintaan
maaf untuk keluarga UKMF Penelitian Screen, Turun Tangan Jogja, FSAK SMA
N 2 Yogyakarta, APYO, Ikatan Remaja Ngemplak, dll yang untuk sementara
kemarin belum bisa saya bersamai.
Salam inspirasi, GMB!
“GMB yang tidak kulupakan,
tempat kita berlatih bersama,
menggembleng jiwa dan raga menjadi pemuka pemuda,
menjadi pemuka pemuda..
Sabang Merauke wilayah Indonesia,
tempat kita jumpa di latihan pemuda..
tak kan terlupakan pengalaman ini,
menjadi pemuka pemuda…”
Salam berbagi !
Yogyakarta, 15 Februari 2014
Janu Muhammad
Mahasiswa Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
5 Comments. Leave new
Hai Janu, tulisanmu cool!
🙂
Wah biasa saja deh mas 😀 Keep writing on!
Jual bongkahan batu bacan asli dari ternate,barang udah tembus cahaya dan keras dan padat semua tidak ada yang luntur ,mudah di bentuk ,kami menjual bacan doko super kristal dan palamea
Bongkahan Batu Bacan Asli Ternate
Doko
Super Keristal
Palamea
1 Ons Rp 500 Ribu
5 Ons Rp 1 Juta 350 Ribu
1 Kg Rp 2 Juta 500 Ribu
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
Bagi Pecinta Bacan Yang Minat Silahkan Langsung
INBOX PIN BB :57A30EA0
MELAYANI PEGIRIMAN LUAR DAERAH
VIA PEGIRIMAN TIKI / JNE
Jual bongkahan batu bacan asli dari ternate,barang udah tembus cahaya dan keras dan padat semua tidak ada yang luntur ,mudah di bentuk ,kami menjual bacan doko super kristal dan palamea
Bongkahan Batu Bacan Asli Ternate
Doko
Super Keristal
Palamea
1 Ons Rp 500 Ribu
5 Ons Rp 1 Juta 350 Ribu
1 Kg Rp 2 Juta 500 Ribu
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
Bagi Pecinta Bacan Yang Minat Silahkan Langsung
INBOX PIN BB :57A30EA0
MELAYANI PEGIRIMAN LUAR DAERAH
VIA PEGIRIMAN TIKI / JNE
Jual bongkahan batu bacan asli dari ternate,barang udah tembus cahaya dan keras dan padat semua tidak ada yang luntur ,mudah di bentuk ,kami menjual bacan doko super kristal dan palamea
Bongkahan Batu Bacan Asli Ternate
Doko
Super Keristal
Palamea
1 Ons Rp 500 Ribu
5 Ons Rp 1 Juta 350 Ribu
1 Kg Rp 2 Juta 500 Ribu
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
Bagi Pecinta Bacan Yang Minat Silahkan Langsung
INBOX PIN BB :57A30EA0
MELAYANI PEGIRIMAN LUAR DAERAH
VIA PEGIRIMAN TIKI / JNE
kak, bagi-bagi tips biar bisa lolos GMB YA YLF nya kak 🙂
Halo mbak Zainur, maaf baru bisa membalas. Sebenarnya tipsnya ya jawab pertanyaan aplikasi dengan jujur. Persiapkan sebaik mungkin, pahami detail seleksi. Hanya mereka yang bersungguh-sungguh yang akan lolos sampai akhir 🙂 Good luck !