http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/10/1632163/Kurikulum.Geografi.Perlu.Diubah
BANDUNG, KOMPAS.com
Pada kesempatan ini saya ingin me-repost berita dari kompas.hehehehe 😀
Asosiasi Pengajar Geografi
Indonesia (APGI) mengajukan usulan perubahan kurikulum geografi. Mereka
meminta agar mata pelajaran ini tidak hanya diajarkan kepada siswa
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada tingkat sekolah menengah atas
(SMA) namun juga siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Indonesia (APGI) mengajukan usulan perubahan kurikulum geografi. Mereka
meminta agar mata pelajaran ini tidak hanya diajarkan kepada siswa
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada tingkat sekolah menengah atas
(SMA) namun juga siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Pengajar geografi SMAN 8 Bandung yang tergabung dalam APGI, Abdul
Latif, di Bandung, Senin, menyatakan pengaturan kurikulum yang
meletakkan geografi pada jurusan IPS tidak sesuai dengan kondisi yang
harus dihadapi oleh siswa jurusan IPA ketika berkuliah pada program
studi astronomi serta ilmu dan teknologi kebumian.
Latif, di Bandung, Senin, menyatakan pengaturan kurikulum yang
meletakkan geografi pada jurusan IPS tidak sesuai dengan kondisi yang
harus dihadapi oleh siswa jurusan IPA ketika berkuliah pada program
studi astronomi serta ilmu dan teknologi kebumian.
“Program studi geodesi, geologi, oseanografi, dan geofisika mengambil
lulusan SMA dari jurusan IPA. Padahal inti dari semua program studi itu
adalah geografi yang tidak diajarkan pada jurusan IPA,” tutur Abdul,
Senin (10/9/2012).
lulusan SMA dari jurusan IPA. Padahal inti dari semua program studi itu
adalah geografi yang tidak diajarkan pada jurusan IPA,” tutur Abdul,
Senin (10/9/2012).
Mata pelajaran ini diajarkan kepada siswa kelas satu SMA, namun tidak
diterima oleh para siswa kelas dua dan kelas tiga SMA yang memilih
jurusan IPA. Padahal, lanjutnya, geografi seharusnya diajarkan kepada
seluruh siswa jurusan IPA dan IPS karena menyangkut wawasan kebangsaan
dan dimensi ruang hidup manusia.
diterima oleh para siswa kelas dua dan kelas tiga SMA yang memilih
jurusan IPA. Padahal, lanjutnya, geografi seharusnya diajarkan kepada
seluruh siswa jurusan IPA dan IPS karena menyangkut wawasan kebangsaan
dan dimensi ruang hidup manusia.
Geografi, lanjut dia, seharusnya juga dikategorikan sebagai materi
pelajaran perekat bangsa bersama dengan mata pelajaran agama, Bahasa
Indonesia, serta Pendidikan Kewarganegaraan.
pelajaran perekat bangsa bersama dengan mata pelajaran agama, Bahasa
Indonesia, serta Pendidikan Kewarganegaraan.
Sementara itu, Dosen program studi Geodesi Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Samsul Bachri, mendukung
usulan APGI agar geografi juga diperoleh siswa SMA jurusan IPA.
Menurutnya, pembekalan pelajaran geografi kepada siswa SMA jurusan IPA
yang akan mempelajari ilmu dan teknologi kebumian di bangku kuliah
sangat penting.
Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Samsul Bachri, mendukung
usulan APGI agar geografi juga diperoleh siswa SMA jurusan IPA.
Menurutnya, pembekalan pelajaran geografi kepada siswa SMA jurusan IPA
yang akan mempelajari ilmu dan teknologi kebumian di bangku kuliah
sangat penting.
“Seharusnya tidak ada dikotomi lagi antara jurusan IPA dan IPS,” ujarnya.
Geografi, kata Samsul, adalah ilmu yang luas terdiri atas fisika
geografi yang mempelajari interaksi alam dengan manusia serta sosial
geografi yang mempelajari dampak perilaku manusia terhadap alam.
geografi yang mempelajari interaksi alam dengan manusia serta sosial
geografi yang mempelajari dampak perilaku manusia terhadap alam.
“Idealnya siswa jurusan IPA menerima 65 persen materi fisika geografi
dan 35 persen sosial geografi, sedangkan siswa jurusan IPS menerima 65
persen materi sosial geografi dan 35 persen materi fisika geografi,”
tuturnya.
dan 35 persen sosial geografi, sedangkan siswa jurusan IPS menerima 65
persen materi sosial geografi dan 35 persen materi fisika geografi,”
tuturnya.
Rombak sejak SD
Selain itu, perubahan kurikulum geografi juga harus dilakukan pada
setiap jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah
menengah atas agar urutan pelajaran dapat diberikan sesuai pertumbuhan
kognitif siswa dan tidak terjadi pengulangan materi.
setiap jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah
menengah atas agar urutan pelajaran dapat diberikan sesuai pertumbuhan
kognitif siswa dan tidak terjadi pengulangan materi.
“Sekarang ini yang terjadi pelajaran tentang peta yang diterima oleh
siswa SD, SMP, dan SMA relatif sama sehingga bukannya siswa bertambah
pintar membaca peta tetapi malah mengalami kejenuhan,” tuturnya.
siswa SD, SMP, dan SMA relatif sama sehingga bukannya siswa bertambah
pintar membaca peta tetapi malah mengalami kejenuhan,” tuturnya.
Pelajaran geografi di tingkat SMP yang dikategorikan sebagai mata
pelajaran IPS, lanjut Abdul, juga berpotensi mendangkalkan materi
pelajaran yang disampaikan kepada para siswa karena dibebankan kepada
guru yang berlatar belakang ilmu ekonomi, geografi, atau sejarah.
pelajaran IPS, lanjut Abdul, juga berpotensi mendangkalkan materi
pelajaran yang disampaikan kepada para siswa karena dibebankan kepada
guru yang berlatar belakang ilmu ekonomi, geografi, atau sejarah.
Rencananya, Abdul mengatakan usulan tersebut akan diajukan secara
resmi oleh APGI pada kongres nasional Oktober 2012 dan diharapkan dapat
terealisasi pada perubahan kurikulum sekolah yang akan dilaksanakan
pemerintah pada 2014.
resmi oleh APGI pada kongres nasional Oktober 2012 dan diharapkan dapat
terealisasi pada perubahan kurikulum sekolah yang akan dilaksanakan
pemerintah pada 2014.
Sumber :
Editor :
Caroline Damanik