Jadi ceritanya begini, siang tadi saya berencana untuk menuju ke Kedaulatan Rakyat. Hari ini saya harus melaporkan liputan saya yang akan dimuat di SwaraKampus KR edisi Selasa 12 Februari 2013 besok. Berhubung sudah selesai, saya diminta segera meluncur ke TKP. Memang, siang ini sebenarnya ingin di rumah saja, namun ternyata dapat sms dari atasan.
Siang tadi langit tidak begitu cerah, mendung masih menyelimuti angkasa sana. Tanpa basa-basi saya mulai melangkah, menuju Jogja dengan ‘Siano’ saya, motor supra x merah keluaran tahun 2008. Gerimis mengiringi kepergian dari rumah, sampai akhirnya di daerah Ngangkrik saya memakai mantol. Guyuran hujan masih membasahi dengan derasnya. Saya pacu dengan hati-hati agar aman dan tidak terpeleset. Pengalaman mengajarkan saya untuk naik motor dengan hati-hati karena saya pernah kecelakaan 3x.
Sesampainya di daerah lapangan Denggung, ternyata langit cerah dan terik matahari menggantikan langit gelap di sebelah barat tadi. “Ternyata di sini sangat cerah” kata saya. Inilah fenomena yang sering kita jumpai, tentu sahabat di sini juga pernah mengalami hal demikian bukan ?
Saya putuskan untuk berhenti dan melipat mantol, sembari menyeka air yang membasahi helm.
Perjalanan saya lanjutkan meyususri jalan Magelang arah Jogja. Beberapa lampu merah masih memperlihatkan fungsinya hingga sampai sekitar perempatan makan Dr. Wahidin.
Namun, kejangalan mulai terjadi, ini sudah saya prediksikan sebelumnya. Suasana bangjo Jombor kembali memanas. Tidak hanya karena sengatan matahari saja yang memang sangat memancing dehidrasi dan cucuran keringat, namun panasnya suasana pemakai jalan saat itu. Kemacetan panjang tak bisa dihindari. Arus dari arah utara atau Magelang sempat macet, begitu pula dengan tiga arah lainnya. Yap, ini adalah karena di perempatan ini masih dibangun fly over yang membentang dari timur ke barat.
Kemacetan semakin mencekik suasana dan emosi para pengendara motor, “Kenapa harus macet lagi ?” batin saya dalam hati. Di sini, setiap pagi, siang, sore, kapan saja pasti macet ! Apa ini karena efek pembangunan jembatan ini ? Sontak para pengguna jalan yang saat itu melewati kawasan Jombor merasa gerang, gerah, dan naik darah. Kejadian tadi diperparah dengan matinya lampu lalu lalu lintas. Alhasil, sangat-sangat crowded ! Setiap kendaraan berpacu untuk menyalip dan ingin seenaknya sendiri. Saya pun hanya bisa menunggu, dan menunggu ada celah untuk menembus keramaian ini.
Sampai akhirnya, saya bisa menembus medan itu dan menepi di seberang jalan untuk hunting foto.
Lalu, kenapa harus macet lagi ? Pasti banyak faktornya…dan itu pasti kita rasakan selama ini…
Tunggu tulisan berikutnya ya… 🙂
2 Comments. Leave new
kayaknya sebelum pembangunan fly over nggak macet kayak gini.. mungkin karena badan jalan kepake buat urusan pembangunan sementara volume kendaraan nggak berkurang jadinya macet panjaaaaang deh. Tadi sore di jombor ama selatan lapangan yg deket perpus juga macet panjang, mungkin faktor weekend juga.
iyap, betul mbak, semoga pembangunan fly over segera selesai dengan hasil maksimal dan kokoh 🙂