Artikel dari tugas kuliah Komunikasi Inter Personal 😀
Pada
kesempatan ini saya akan berbagi kisah hidup dari sosok tetangga dekat saya,
beliau bernama Pak Budi Santoso. Pak Budi Santoso lahir di Sleman, 8 September
1965. Saat ini beliau tinggal di dusun Ngemplak RT 05 RW 32 Caturharjo Sleman, sebelah
timur rumah saya. Pak Budi mempunyai hobi memancing ikan, meski saat ini sudah
jarang. Bapak dari tiga anak ini (Aji, Riska Arum Sari, dan Alfi Bayu Rintoko)
mempunyai perjalanan hidup yang patut untuk dijadikan contoh.
kesempatan ini saya akan berbagi kisah hidup dari sosok tetangga dekat saya,
beliau bernama Pak Budi Santoso. Pak Budi Santoso lahir di Sleman, 8 September
1965. Saat ini beliau tinggal di dusun Ngemplak RT 05 RW 32 Caturharjo Sleman, sebelah
timur rumah saya. Pak Budi mempunyai hobi memancing ikan, meski saat ini sudah
jarang. Bapak dari tiga anak ini (Aji, Riska Arum Sari, dan Alfi Bayu Rintoko)
mempunyai perjalanan hidup yang patut untuk dijadikan contoh.
Pada
masa kecil sampai menikah, kehidupan Pak Budi masih sederhana dan berkecukupan.
Beliau hidup di sebuah rumah sempit dan
belum mempunyai rumah sendiri, hanya menumpang ibunya. Kondisi ekonomi
keluarganya masih pas-pasan, maklum belum mempunyai penghasilan tetap. Beliau
dan istrinya kadang-kadang memilih kerja serabutan, itupun kalau ada lowongan.
Sampai akhirnya, ia dipaksa untuk kerja keras demi bisa menyekolahkan ketiga
anaknya. Aji, anak pertamanya bisa menamatkan pendidikan sampai jenjang
menengah, Riska bisa menamatkan pendidikan di SMA N 1 Mlati, dan Alfi masih di
sekolah dasara.
masa kecil sampai menikah, kehidupan Pak Budi masih sederhana dan berkecukupan.
Beliau hidup di sebuah rumah sempit dan
belum mempunyai rumah sendiri, hanya menumpang ibunya. Kondisi ekonomi
keluarganya masih pas-pasan, maklum belum mempunyai penghasilan tetap. Beliau
dan istrinya kadang-kadang memilih kerja serabutan, itupun kalau ada lowongan.
Sampai akhirnya, ia dipaksa untuk kerja keras demi bisa menyekolahkan ketiga
anaknya. Aji, anak pertamanya bisa menamatkan pendidikan sampai jenjang
menengah, Riska bisa menamatkan pendidikan di SMA N 1 Mlati, dan Alfi masih di
sekolah dasara.
Allah
membukakan pintu rezeki bagi keluarga Pak Budi. Pada tahun 2005, beliau diberi
kesempatan untuk bekerja di Kore Selatan, di sebuah pabrik konstruksi. Motivasi
Pak Budi untuk bekerja di luar negeri tidak lain untuk membiayai kebutuhan
keluarganya. Pihak keluarga pun mendukung secara moril dan materiil, meski
harus berhutang sana-sini. Alhasil, sekita tahun 2008 beliau bisa memetik
hasilnya. Jerih payah merantau ke luar negeri mengantarkan Pak Budi menjadi orang
sukses dan kaya di dusun saya. Setelah pulang, rumah yang dulunya sempit kini
menjadi sangat mewah dan luas. Aset-aset kekayaan keluarga melimpah, ada mobil
dua buah, dan sekita tiga sepeda motor di rumah. Fasilitas elektronik kini
sudah menghiasi setiap sudut ruang. Sebagai tetangga dekat, kami pun turut
bersyukur atas kesuksesan beliau.
membukakan pintu rezeki bagi keluarga Pak Budi. Pada tahun 2005, beliau diberi
kesempatan untuk bekerja di Kore Selatan, di sebuah pabrik konstruksi. Motivasi
Pak Budi untuk bekerja di luar negeri tidak lain untuk membiayai kebutuhan
keluarganya. Pihak keluarga pun mendukung secara moril dan materiil, meski
harus berhutang sana-sini. Alhasil, sekita tahun 2008 beliau bisa memetik
hasilnya. Jerih payah merantau ke luar negeri mengantarkan Pak Budi menjadi orang
sukses dan kaya di dusun saya. Setelah pulang, rumah yang dulunya sempit kini
menjadi sangat mewah dan luas. Aset-aset kekayaan keluarga melimpah, ada mobil
dua buah, dan sekita tiga sepeda motor di rumah. Fasilitas elektronik kini
sudah menghiasi setiap sudut ruang. Sebagai tetangga dekat, kami pun turut
bersyukur atas kesuksesan beliau.
Pengalaman
kerja beliau di Kore Selatan sangat beragam. Pertama, mengenai karakteristik
orang Korea dan Indonesia. Menurut beliau, orang Korea cenderung kreatif, mau
bekeja keras, sopan santun, jujur jadi prioritas utama, dan ulet. Berbeda
sekali dengan orang Indonesia yang tidak sehebat orang Korea. Kedua, di Korea
Selatan memang sudah diterapkan wajib militer. Para pemuda dididik untuk
sekolah, minimal sampai SMA, kemudian bisa melanjutkan militer atau memilih
bekerja. Para laki-laki belum bisa menikah jika belum bekerja dan
berpenghasilan tetap, kata beliau.
kerja beliau di Kore Selatan sangat beragam. Pertama, mengenai karakteristik
orang Korea dan Indonesia. Menurut beliau, orang Korea cenderung kreatif, mau
bekeja keras, sopan santun, jujur jadi prioritas utama, dan ulet. Berbeda
sekali dengan orang Indonesia yang tidak sehebat orang Korea. Kedua, di Korea
Selatan memang sudah diterapkan wajib militer. Para pemuda dididik untuk
sekolah, minimal sampai SMA, kemudian bisa melanjutkan militer atau memilih
bekerja. Para laki-laki belum bisa menikah jika belum bekerja dan
berpenghasilan tetap, kata beliau.
Tips yang beliau
sampaikan untuk menjadi orang sukses yaitu : berpendidikan tinggi, mau bekerja
keras, jujur, dan pantang menyerah dalam menjalani hidup. Saat ini, putra
pertama beliau meneruskan jejaknya di Korea Selatan, di pabrik perikanan.
Putrinya, kini melanjutkan kuliah di UAD Jogja dan putra bungsunya masih SMP di
Sleman. Semoga kita bisa meneladani kesuksesan beliau.
sampaikan untuk menjadi orang sukses yaitu : berpendidikan tinggi, mau bekerja
keras, jujur, dan pantang menyerah dalam menjalani hidup. Saat ini, putra
pertama beliau meneruskan jejaknya di Korea Selatan, di pabrik perikanan.
Putrinya, kini melanjutkan kuliah di UAD Jogja dan putra bungsunya masih SMP di
Sleman. Semoga kita bisa meneladani kesuksesan beliau.