Pada tahun 1934, astronom menemukan asteroid Toutatis yang memiliki
ukuran 4,3 x 2,6 km dan massa 50 miliar ton. Sesaat setelah ditemukan,
asteroid itu tak terlacak hingga kembali ditemukan pada tahun 1989.
Minggu
depan, tepatnya pada Rabu (12/12/2012), asteroid tersebut akan melintas
di titik terdekat dari Bumi. Ini adalah kesempatan untuk mengamati
asteroid berbentuk kentang itu, walaupun sulit diamati bila hanya dengan
mata telanjang.
“Pada 2012 ini perlintasan-dekat Toutatis akan
terjadi pada 12 Desember 2012 pukul 13.40 WIB mendatang sejauh ‘hanya’
6,95 juta km atau ‘hanya’ 18 kali lebih jauh dibanding Bulan,” kata
astronom amatir Ma’rufin Sudibyo lewat Facebook, Selasa (4/12/2012).
Menurut
Ma’rufin, titik di Bumi yang akan mencapai jarak terdekat dengan
asteroid nantinya adalah Samudra Pasifik. Asteroid hanya akan tampak
sebagai bintik cahaya yang sangat redup, bermagnitud +8. Magnitud
menyatakan kecerlangan benda langit; semakin negatif, semakin terang.
Ma’rufin
menegaskan, asteroid itu hanya lewat di titik terdekatnya dengan Bumi,
tidak akan menumbuk Bumi. Jadi, melintasnya asteroid ini takkan
menyebabkan kerugian bagi manusia, apalagi menyebabkan kepunahan massal
alias kiamat.
Meski demikian, ia menguraikan dampak yang mungkin
terjadi bila Toutatis menghantam Bumi. Jika asteroid ini jatuh di tanah
sedimen gamping atau sejenisnya, asteroid akan melepaskan energi
mencapai 84 kali bom Hiroshima.
“Asteroid bakal mengoyak titik
tumbuknya menjadi kawah selebar 39 km dengan akumulasi panas mampu
membakar obyek sejauh 700 km. Sementara itu, gelombang kejutnya mampu
memorak-porandakan kawasan seluas 5,6 juta km persegi tanpa ampun,”
papar Ma’rufin.
“Jika Toutatis jatuh di lautan, terbentuk
megatsunami yang demikian masif sehingga pada jarak 10.000 km dari titik
tumbuknya, gelombangnya masih setinggi 36 meter (periode 260 detik)
yang menjalar secepat 200 km/jam,” tambahnya.
Dampak hebat lain
adalah gangguan lingkungan. Bila diasumsikan bahwa asteroid memiliki
kandungan belerang 6,25, maka saat tumbukan asteroid akan melepaskan 576
juta ton aerosol dan sulfat ke atmosfer. Senyawa itu akan menjadi
penghalang sinar Matahari ke Bumi.
Jika ukuran molekul aerosol
0,1 mm, maka sinar Matahari akan berkurang 10 persen. Dampaknya, suhu
Bumi menurun 7 derajat Celsius. Perubahan iklim mendadak akan terjadi.
Gangguan ini berpotensi menewaskan 1 dari 100 orang.
Asterois
Toutatis merupakan asteroid yang mengorbit Matahari di wilayah antara
Bumi dan Jupiter. Benda langit ini melintas di titik terdekat dengan
Bumi setiap 4 tahun, sesuai periode revolusinya mengelilingi Matahari.