Seiring
berjalannya waktu istilah pemuda telah mengalami spesialisasi dengan sebutan
mahasiswa, sosok yang dipandang memiliki kemampuan intelektual tinggi.1
Anggapan ini dapat dibenarkan karena untuk melakukan suatu perubahan bangsa
tidak cukup dengan semangat ‘muda’ saja, namun juga harus diiringi daya
intelektual tinggi dan pemikiran visioner. Sebuah gerakan perubahan maupun kemajuan
bangsa rupanya tidak lepas dari peran mahasiswa yang lahir dari organisasi
mahasiswa (Ormawa).
berjalannya waktu istilah pemuda telah mengalami spesialisasi dengan sebutan
mahasiswa, sosok yang dipandang memiliki kemampuan intelektual tinggi.1
Anggapan ini dapat dibenarkan karena untuk melakukan suatu perubahan bangsa
tidak cukup dengan semangat ‘muda’ saja, namun juga harus diiringi daya
intelektual tinggi dan pemikiran visioner. Sebuah gerakan perubahan maupun kemajuan
bangsa rupanya tidak lepas dari peran mahasiswa yang lahir dari organisasi
mahasiswa (Ormawa).
Gerakan
mahasiswa melalui peran Ormawa telah menorehkan tinta emas prestasi dan
karya-karya besarnya. Ormawa yang menjadi tempat berkumpulnya para pemikir dan
perumus gerakan perubahan telah menghasilkan sosok-sosok mahasiswa yang
mempunyai tujuan sama, membangun Indonesia. Peran Ormawa sejatinya adalah untuk
membentuk pribadi mahasiswa yang kritis dan solutif dalam upaya mengatasi
permasalahn bangsa. Inilah yang melatarbelakangi perlunya keaktifan mahasiswa
dalam sebuah Ormawa. Tuntutan zaman telah memaksa mahasiswa untuk bergerak dan memberikan
kontribusinya untuk Indonesia. Bergabung dalam Ormawa adalah pilihan
masing-masing mahasiswa. Hanya saja perlu ditekankan, bahwa bangsa ini memerlukan
figur calon pemimpin masa depan. Tentu semuanya tidak menginginkan adanya
mahasiswa yang apatis dan anti Ormawa. Melalui pergerakan Ormawa lah para
mahasiswa diberikan bekal dan bimbingan. Sudah menjadi suatu kebutuhan, peran
mahasiswa di dalam Ormawa menjadi harapan bagi kemandirian bangsa di masa
depan.
mahasiswa melalui peran Ormawa telah menorehkan tinta emas prestasi dan
karya-karya besarnya. Ormawa yang menjadi tempat berkumpulnya para pemikir dan
perumus gerakan perubahan telah menghasilkan sosok-sosok mahasiswa yang
mempunyai tujuan sama, membangun Indonesia. Peran Ormawa sejatinya adalah untuk
membentuk pribadi mahasiswa yang kritis dan solutif dalam upaya mengatasi
permasalahn bangsa. Inilah yang melatarbelakangi perlunya keaktifan mahasiswa
dalam sebuah Ormawa. Tuntutan zaman telah memaksa mahasiswa untuk bergerak dan memberikan
kontribusinya untuk Indonesia. Bergabung dalam Ormawa adalah pilihan
masing-masing mahasiswa. Hanya saja perlu ditekankan, bahwa bangsa ini memerlukan
figur calon pemimpin masa depan. Tentu semuanya tidak menginginkan adanya
mahasiswa yang apatis dan anti Ormawa. Melalui pergerakan Ormawa lah para
mahasiswa diberikan bekal dan bimbingan. Sudah menjadi suatu kebutuhan, peran
mahasiswa di dalam Ormawa menjadi harapan bagi kemandirian bangsa di masa
depan.
Meskipun
dituntut aktif dalam kegiatan Ormawa, mahasiswa perlu mengetahui bahwa tugas
utamanya adalah untuk kuliah. Kuliah menjadi bagian terpenting dari proses
belajar dan pendewasaan diri. Perkuliahan di kampus adalah tujuan utama setiap
mahasiswa. Ada beberapa tipe mahasiswa di kampus. Pertama, tipe mahasiswa yang
sangat antusias untuk kuliah namun sama sekali tidak mengikuti Ormawa. Tipe ini
banyak dijumpai di kampus-kampus, sehingga terkenal dengan sebutan mahasiswa
kupu-kupu (kuliah pulang dan kuliah pulang). Dampaknya, mahasiswa ini cenderung
pasif dalam hal komunikasi dan skill
organisasi. Tipe kedua adalah sosok mahasiswa yang tidak terlalu mementingkan
kuliah, namun sangat mahir dan ‘perfect’ dalam urusan Ormawa. Dari segi
akademik mungkin biasa-biasa saja, namun dari segi soft skillnya begitu mumpuni. Alhasil, setiap ucapan dan
pemikirannya sulit diterima karena hanya sekadar perkataan belaka. Tipe ketiga,
sosok mahasiswa yang berdisiplin akademik tinggi sekaligus aktif dalam kegiatan
Ormawa. Inilah tipe mahasiswa idaman semua orang. Setiap pemikiran kritisnya
mampu memberikan solusi dan mampu menggerakkan mahasiswa lain melalui gerakan
mahasiswa. Di satu sisi, sosok mahasiswa ini mempunyai intelektual tinggi dan
di sisi lain setiap gagasannya mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan publik.
dituntut aktif dalam kegiatan Ormawa, mahasiswa perlu mengetahui bahwa tugas
utamanya adalah untuk kuliah. Kuliah menjadi bagian terpenting dari proses
belajar dan pendewasaan diri. Perkuliahan di kampus adalah tujuan utama setiap
mahasiswa. Ada beberapa tipe mahasiswa di kampus. Pertama, tipe mahasiswa yang
sangat antusias untuk kuliah namun sama sekali tidak mengikuti Ormawa. Tipe ini
banyak dijumpai di kampus-kampus, sehingga terkenal dengan sebutan mahasiswa
kupu-kupu (kuliah pulang dan kuliah pulang). Dampaknya, mahasiswa ini cenderung
pasif dalam hal komunikasi dan skill
organisasi. Tipe kedua adalah sosok mahasiswa yang tidak terlalu mementingkan
kuliah, namun sangat mahir dan ‘perfect’ dalam urusan Ormawa. Dari segi
akademik mungkin biasa-biasa saja, namun dari segi soft skillnya begitu mumpuni. Alhasil, setiap ucapan dan
pemikirannya sulit diterima karena hanya sekadar perkataan belaka. Tipe ketiga,
sosok mahasiswa yang berdisiplin akademik tinggi sekaligus aktif dalam kegiatan
Ormawa. Inilah tipe mahasiswa idaman semua orang. Setiap pemikiran kritisnya
mampu memberikan solusi dan mampu menggerakkan mahasiswa lain melalui gerakan
mahasiswa. Di satu sisi, sosok mahasiswa ini mempunyai intelektual tinggi dan
di sisi lain setiap gagasannya mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan publik.
Bersama Ketua UKMF SCREEN FIS UNY (Mas Asep) |
Menjadi
mahasiswa yang aktif dalam kegiatan Ormawa, mulai dari Badan Eksekutif
Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan lain
sebagainya belum lengkap rasanya jika tidak bercita-cita menjadi mahasiswa
berprestasi (Mapres). Gelar Mapres tentu menjadi idaman setiap mahasiswa. Ada
yang mengatakan bahwa seorang mahasiswa berprestasi identik dengan nilai IPK
tinggi, bahkan sampai sempurna (IPK 4.00). Ada juga yang menganggap seorang
mahasiswa berprestasi adalah ia yang selalu menyabet gelar juara LKTI, lolos
PKM, maupun menjadi delegasi tingkat internasional sehingga setiap prestasinya
termuat di media massa dan menjadi bahan perbincangan hangat semua orang.
Seperti inikah anggapan para mahasiswa ?
mahasiswa yang aktif dalam kegiatan Ormawa, mulai dari Badan Eksekutif
Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan lain
sebagainya belum lengkap rasanya jika tidak bercita-cita menjadi mahasiswa
berprestasi (Mapres). Gelar Mapres tentu menjadi idaman setiap mahasiswa. Ada
yang mengatakan bahwa seorang mahasiswa berprestasi identik dengan nilai IPK
tinggi, bahkan sampai sempurna (IPK 4.00). Ada juga yang menganggap seorang
mahasiswa berprestasi adalah ia yang selalu menyabet gelar juara LKTI, lolos
PKM, maupun menjadi delegasi tingkat internasional sehingga setiap prestasinya
termuat di media massa dan menjadi bahan perbincangan hangat semua orang.
Seperti inikah anggapan para mahasiswa ?
Menjadi
mahasiswa berprestasi tentu bisa terwujud melalui peran aktif mahasiswa dalam
kegiatan Ormawa. Potensi besar mahasiswa akan berkembang, mulai dari skill kepemimpinan, kreativitas, kepenulisan,
komunikasi, kepercayaan diri, dan lain sebagainya. Mahasiswa akan mengembangkan
segala potensi yang ada dan diwujudkan melalui torehan program kerja yang akan
bermanfaat bagi masyarakat kampus maupun di luar kampus. Prestasi mahasiswa
untuk bisa bermanfaat bagi sesama manusia inilah yang menjadi kunci sebuah
gelar ‘Mapres’, sedangkan predikat gelar juara lomba dan yang telah disebutkan
di atas adalah jembatannya. Dengan demikian, tidak ada keraguan lagi untuk
menjadi mahasiswa berprestasi melalui peran aktif di Ormawa.
mahasiswa berprestasi tentu bisa terwujud melalui peran aktif mahasiswa dalam
kegiatan Ormawa. Potensi besar mahasiswa akan berkembang, mulai dari skill kepemimpinan, kreativitas, kepenulisan,
komunikasi, kepercayaan diri, dan lain sebagainya. Mahasiswa akan mengembangkan
segala potensi yang ada dan diwujudkan melalui torehan program kerja yang akan
bermanfaat bagi masyarakat kampus maupun di luar kampus. Prestasi mahasiswa
untuk bisa bermanfaat bagi sesama manusia inilah yang menjadi kunci sebuah
gelar ‘Mapres’, sedangkan predikat gelar juara lomba dan yang telah disebutkan
di atas adalah jembatannya. Dengan demikian, tidak ada keraguan lagi untuk
menjadi mahasiswa berprestasi melalui peran aktif di Ormawa.
Catatan
kaki :
kaki :
1FISE
Study Center. 2010. Dari Kampus UNY untuk
Indonesia Baru. Yogyakarta : Penerbit Arti.
Study Center. 2010. Dari Kampus UNY untuk
Indonesia Baru. Yogyakarta : Penerbit Arti.
*Diterbitkan di Buletin Kedaulatan Mahasiswa BEM KM UNY Edisi Agustus 2013
2 Comments. Leave new
Mantep mas!
Terima kasih mas sharingnya melalui esai singkat ini 🙂
sama-sama semoga bermanfaat !