“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”
banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”
Demikian firman Allah Subhanahu wata’ala
dalam Surat Al-Kautsar/108 ayat 1-2. Salah satu pesan penting dalam ayat ini adalah
tentang perintah berkurban bagi umat Islam. Dalam
kajian fikih, kurban merupakan ritual keagamaan dengan menyembelih hewan ternak
yang telah memenuhi kriteria tertentu dan pada waktu tertentu, yaitu sejak 10
sampai 13 Dzulhijjah dalam rangka mendakatkan diri kepada Allah.
dalam Surat Al-Kautsar/108 ayat 1-2. Salah satu pesan penting dalam ayat ini adalah
tentang perintah berkurban bagi umat Islam. Dalam
kajian fikih, kurban merupakan ritual keagamaan dengan menyembelih hewan ternak
yang telah memenuhi kriteria tertentu dan pada waktu tertentu, yaitu sejak 10
sampai 13 Dzulhijjah dalam rangka mendakatkan diri kepada Allah.
Ada dua dimensi yang dapat dimaknai dalam
Idul Kurban, yaitu dimensi spiritual dan dimensi sosial. Pada dimensi
spiritual, Idul Kurban berfungsi memperkokoh tauhid, mempertebal keimanan, dan
meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Pada dimensi sosial, ibadah kurban
berfungsi meningkatkan solidaritas sosial, mendidik untuk berbagi, dan memupuk
rasa tolong-menolong kepada sesama.
Idul Kurban, yaitu dimensi spiritual dan dimensi sosial. Pada dimensi
spiritual, Idul Kurban berfungsi memperkokoh tauhid, mempertebal keimanan, dan
meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Pada dimensi sosial, ibadah kurban
berfungsi meningkatkan solidaritas sosial, mendidik untuk berbagi, dan memupuk
rasa tolong-menolong kepada sesama.
Gambar 1. Sapi dan Kambing biasanya disembelih untuk kurban |
Perintah berkurban, selain merupakan wujud
manifestasi ketaatan kepada Allah, juga mengandung pesan untuk senantiasa menebar kebaikan
kepada orang lain yang membutuhkan dan membebaskan orang-orang yang tidak mampu
dari kemiskinan. Kepedulian sosial inilah yang bernilai tinggi jika
dibandingkan dengan ritual yang dilaksanakan.(Referensi http://www.riaupos.co/2344-opini-kurban-dan-solidaritas-sosial-.html#.Umk0_H9mZMc diakses pada 24 Oktober 2013)
manifestasi ketaatan kepada Allah, juga mengandung pesan untuk senantiasa menebar kebaikan
kepada orang lain yang membutuhkan dan membebaskan orang-orang yang tidak mampu
dari kemiskinan. Kepedulian sosial inilah yang bernilai tinggi jika
dibandingkan dengan ritual yang dilaksanakan.(Referensi http://www.riaupos.co/2344-opini-kurban-dan-solidaritas-sosial-.html#.Umk0_H9mZMc diakses pada 24 Oktober 2013)
Ibadah kurban, dalam konteks makna harfiah
Idul Adha memuat makna mulia. Berbagi kepada sesama, ikhlas dalam ketaatan, dan
berlomba dalam melakukan kebajikan. Seperti kisah Nabi Ibrahim yang menjadi
teladan umat manusia. Ia rela mengorbankan Ismaildemi ketaatannya kepada Allah. Sejatinya ibadah kurban adalah perintah Allah
untuk berkorban di jalan-Nya dengan menyembelih sifat egois, mementingkan
diri sendiri, rakus, dan serakah, kemudian diikuti dengan kecintaan kepada Allah yang diwujudkan
dalam bentuk pemupukan solidaritas
dan kerja-kerja sosial.
Idul Adha memuat makna mulia. Berbagi kepada sesama, ikhlas dalam ketaatan, dan
berlomba dalam melakukan kebajikan. Seperti kisah Nabi Ibrahim yang menjadi
teladan umat manusia. Ia rela mengorbankan Ismaildemi ketaatannya kepada Allah. Sejatinya ibadah kurban adalah perintah Allah
untuk berkorban di jalan-Nya dengan menyembelih sifat egois, mementingkan
diri sendiri, rakus, dan serakah, kemudian diikuti dengan kecintaan kepada Allah yang diwujudkan
dalam bentuk pemupukan solidaritas
dan kerja-kerja sosial.
Gambar 2. Indahnya Berbagi kepada Sesama |
Ibadah kurban
mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk egoisme dan keserakahan. Karena
kedua sifat itu hanya akan merampas hak dan kepentingan kaum dhuafa (lemah) dan
mustadh’afin (dilemahkan). Di sisi lain ibadah kurban dapat menjadi solusi
terhadap berbagai bentuk ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang masih
mewarnai negeri ini. Berkurban mengajarkan manusia untuk menghilangkan diskriminasi harta, semunya berbagi dan tumpah ruah dalam prosesi penyembelihan hewan kurban.
mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk egoisme dan keserakahan. Karena
kedua sifat itu hanya akan merampas hak dan kepentingan kaum dhuafa (lemah) dan
mustadh’afin (dilemahkan). Di sisi lain ibadah kurban dapat menjadi solusi
terhadap berbagai bentuk ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang masih
mewarnai negeri ini. Berkurban mengajarkan manusia untuk menghilangkan diskriminasi harta, semunya berbagi dan tumpah ruah dalam prosesi penyembelihan hewan kurban.
Perintah
berkurban bagi mereka yang diberi kelebihan rizki dan membagikan dagingnya
untuk kaum miskin, mengandung pesan untuk berkorban harta, jiwa, dan raga.
Semangat menyembelih hewan kurban yang dagingnya dibagikan kepada kaum fuqara
dan masakin (fakir dan miskin), jelas dimaksudkan agar terjadi solidaritas dan
tolong-menolong antar anggota masyarakat. Yang kaya menolong yang miskin dan
begitu juga sebaliknya. Sikap
solidaritas inilah akan mengurangi kesenjangan sosial dan memupuk persatuan umat.
berkurban bagi mereka yang diberi kelebihan rizki dan membagikan dagingnya
untuk kaum miskin, mengandung pesan untuk berkorban harta, jiwa, dan raga.
Semangat menyembelih hewan kurban yang dagingnya dibagikan kepada kaum fuqara
dan masakin (fakir dan miskin), jelas dimaksudkan agar terjadi solidaritas dan
tolong-menolong antar anggota masyarakat. Yang kaya menolong yang miskin dan
begitu juga sebaliknya. Sikap
solidaritas inilah akan mengurangi kesenjangan sosial dan memupuk persatuan umat.
Lomba Blog Himatika UNY 2013 |