Satu per satu telur (nilai) itu keluar. Saya berharap dan berdoa agar IP semester ini jauh lebih baik untuk mendongkrak IPK saya. Jujur, saya tidak menginginkan yang namanya mengulang di tahun depan, untuk itu saya berikan yang terbaik dalam belajar agar hasilnya maksimal. Alhamdulillah, Allah selalu menyertai hamba-hambaNya yang berusaha, bersabar, dan berdoa. Allah selalu Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika ibu bertanya “Nak, IPmu naik kan?” Dengan rasa syukur dan kerendahan hati akan saya jawab “InsyaAllah mak.”
3. Aktivis Mahasiswa-IP Tinggi
Inilah prestasi yang diidam-idamkan oleh setiap mahasiswa yang mengaku aktivis. IP tinggi menjadi bagian dari target prestasi di kampusnya. Selain aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, ia juga aktif di kelas dan bisa memaksimalkan potensi yang ada, misalnya bakat komunikasinya, ide-idenya, maupun kedekatannya dengan para dosen/birokrat kampus, sehingga tak jarang dosen memberi nilai plus kepada mahasiswa semacam ini. Kalau bisa dikisarkan dalam angka yaitu >3,51.
Namun, selain wajah-wajah mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat, kuliah-rapat) ada juga mahasiswa kupu-kupu seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Beberapa jenis mahasiswa kupu-kupu dengan prestasi IP nya adala sebagai berikut :
1. Mahasiswa Bukan Aktivis-IP Tinggi
Komentar saya : wajar, dia konsentrasi penuh dengan akademiknya. Kelemahan : kurang bisa mengekspresikan diri di dunia nyata, di masyarakat. Selain itu, biasanya dia sosok mahasiswa yang jarang bergaul atau hanya sibuk belajar dan belajar tanpa ada aktivitas tambahan di luar sehingga jika di depan umum terkesan ‘kaku’. Keputusannya memang benar agar bisa memaksimalkan IP, namun kesempatan untuk mencicipi variasi kuliah sangat terbatas.
2. Mahasiswa Bukan Aktivis-IP Sedang
Nah, yang ini saya katakan rugi. Kenapa ia punya waktu luang yang banyak namun IP tidak bisa tinggi ? Atau ada yang bermasalah dengan mereka ? Saya juga kurang tahu, yang jelas ini juga saya rasakan di kelas ketika menjumpai beberapa teman dengan karakter seperti ini. Saran saya : maksimalkan dalam belajarnya atau menambah aktivitas di luar belajar.
3. Mahasiswa Bukan Aktivis-IP Rendah
Komentar saya : sayang sekali mahasiwa ini sangat rugi untuk kuliah. Coba merenung dan menilai apakah strategi kuliah sudah benar. Pesan saya : ambillah kesempatan untuk aktif dalam memaksimalkan potensi yang ada karena tidak ada yang menjamin kalau besok kita langsung bisa bekerja, namun tuntutan zaman harus bisa kreatif dalam memanfaatkan potensi diri yang ada, iya kan ? hehe
Nah, itu sedikit klasifikasi mahasiswa versi saya, tanpa bermaksud men-judge siapa saja yang termasuk di dalamnya.
Hayoo…pilih yang mana ? 😀
Mari kita pikirkan dalam hati, kita selama ini termasuk yang mana ?
Sekali lagi, keputusan ada di tangan kita sendiri, mau milih kura-kura atau kupu-kupu 😀 hehe
Jika sudah mengetahui jawabannya, jangan lupa ya untuk menyusun rencana semester selanjutnya. Gunakan pengalaman IP tahun ini sebagai pembelajaran ke depan. Opsi yang saya tawarkan adalah :
“Mari bersama-sama menjadi mahasiswa yang bersemangat dalam kuliah, aktif dalam kuliah, dan juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Mungkin kita saat ini belum akan merasakan manfaatnya dengan menjadi seorang aktivis, namun sebagian besar cerita menyatakan bahwa itu akan kita tuliskan di CV lamaran kerja, hehehe :D”
Tips Terakhir : Banyak mendekatkan diri kepada ALLAH Ta’ala 😀 |
Mohon maaf ya kalau ada kata2 yang kurang berkenan 😀 Bisa memberi komentar di bawah kok..
Soal IPK…ah jangan dipikirkan….
Perbaiki aja dan tingkatkan 😀 Ok ?
Sekian sedikit coretan refleksi pikiran saya,
Salam hangat,
Semangat Pagi !
13 Comments. Leave new
Saya kayaknya bukan aktivis – ip tinggi,.. amien.. 😀
HAHA, keren kamu mas El 😀
buat saya ipk memang penting, namun kejujuran dan usaha adalah no satu 🙂
IPK adalah efek kesungguhan kita dalam belajar. Jika Sungguh2 karena Allah, maka sungguh itulah nilai terbaik menurut Allah. Semangat belajar 🙂
@Pepeb : siap grak 😀
@Mbak Atik : siappp grak juga 😀 Yang muda harus semangat dong 😀
ipk tinggi banyak berkarya insyaAllah
aku suka "HANYA TUHAN DAN ORANG TUA YANG BOLEH NANYA IP GW"
aamiin yaa rABBAL'ALAMIIN
kata orang, IPK memang bukan segalanya. tapi segalanya bisa dimulai dari IPK. hidup ini adalah pilihan hidup.tentu semua ada konsekuensinya. baik buruk itu terkadang memang relatif. tapi semuanya balik lagi kepada kita. hehe.. semangat kawan. semoga semuanya karena Allah. aamiin..
wah benar sekali.. dan saya merasakannya bang janu 😀
yaaa semoga menjadi pembelajaran bagi kita 🙂
Kalau aku IPK itu tidak hanya bergantung pada kapasitas mahasiswa, tapi pilihan dosen. Mungkin quote yg tepat "Hidup adalah pilihan, jika hidup itu pilihan maka pililah dosen dengan bijaksana" hahaha
Kita doakan saja meski IPK mereka atau kita yg rendah, semoga segala langkahnya utk maju di mudahkan. hhi
#HidupAdem
saling mendoakan aja yaa mas Akbar 🙂 hehe