Manusia pada hakikatnya adalah pembelajar sepanjang hayat. Kita harus terus belajar dan berinovasi bila ingin maju dan produktif. Demikian pula dengan kemajuan suatu bangsa yang ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, merumuskan langkah peningkatan kualitas manusia adalah kunci utama untuk mendorong produktivitas serta daya saing bangsa.
Indonesia adalah negara besar. Bank dunia merilis data pada tahun 2008 jumlah penduduk Indonesia mencapai 267.663.435 jiwa. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada peringkat 4 dunia. Di satu sisi, jumlah yang melimpah ini menjadi bonus demografi yang sangat menguntungkan apabila dapat dimanfaat dengan baik. Bayangkan, 20 persen saja dari total penduduk adalah pengusaha, pastilah sejahtera bangsa ini. Belum lagi, mereka yang memutuskan menjadi diaspora di luar negeri, dengan posisi strategis di belahan bumi lain, tentunya nama Indonesia akan semakin bergaung di mata dunia.
Almarhum BJ Habibie adalah contoh potret putra terbaik bangsa yang meninggalkan rekam jejak mengagumkan. Bagi yang pernah membaca kisahnya, atau pernah bertemu dengannya pasti tahu, presiden ketiga Republik Indonesia ini adalah ahli teknologi. Kiprahnya di Jerman saat itu begitu meninggalkan karya untuk dunia. Pun ketika mendapat mandat untuk menjadi presiden, BJ Habibie mampu menyelamatkan tanah air dari krisis berkepanjangan, hingga mengembangkan industri penerbangan dalam negeri. Kejeniusannya mampu membawa perubahan positif, tidak hanya untuk bangsa, tapi juga untuk dunia. Inspirasi dari kisah BJ Habibie sejatinya memberikan suntikan sehat bagi generasi muda dan jutaan masyarakat intelektual Indonesia.
Namun di sisi lain, tantangan perkembangan penduduk tampak nyata. Pesatnya kelahiran penduduk belum dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, yang mampu bersaing di era global. Kita merindukan taring Indonesia di mata dunia, yang pada dekade masa lalu pertanian kita pernah bertengger di Asia. Fakta dari data UNDP menunjukkan, Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index Indonesia tahun 2019 berada di rangking 115 dari 184 negara, lebih rendah dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan Filipina. Indikator pemeringkatannya cukup jelas, dari aspek kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Untuk kesehatan, berkaitan dengan angka rata-rata harapan hidup saat lahir. Faktor pendidikan, tentunya berhubungan dengan rata-rata dan harapan lama sekolah, sedangkan pendapatan berkaitan dengan pengeluaran per kapita, per tahun yang disesuaikan.
Kita bisa melihat realita di tanah air, dari ujung Sabang hingga Merauke masih banyak ditemui masalah kebutuhan dasar. Gizi buruk, balita yang mengalami stunting, hingga masalah infrastruktur pendidikan yang belum memadai. Masih banyak di daerah 3T yang kalau musim hujan tiba, atap sekolah bocor, hingga menyebabkan anak-anak putus sekolah. Kalau untuk sekolah saja sudah malas, bagaimana bisa menerima ilmu kehidupan? Tantangan makin kompleks tatkala si anak beranjak remaja. Kemiskinan merenggut masa depan mereka yang tidak memiliki mimpi tinggi seperti halnya mereka yang jauh lebih beruntung. Ketika skill tidak dimiliki, jumlah pengangguran semakin naik. Bahkan yang usai sarjana pun tak sedikit yang menjadi pengangguran terdidik. Akibatnya, indeks daya saing kita masih lemah. Kalau dibiarkan terus-terusan, akan dibawa ke mana bangsa ini?
Bersyukurnya, pemerintahan kedua pada era Presiden Jokowi kini mulai serius menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar semakin berkualitas. Komitmen ini patut diapresiasi. Tentu, semuanya perlu dibarengi dengan langkah solutif dan konkret untuk benar-benar mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan produktif.
- Kesehatan ibu hamil dan pendidikan pra nikah
- Peningkatan kualitas pendidikan : pendidikan dasar, menengah, tinggi, inovasi dan riset
- Pendidikan karakter dan budi pekerti
- Perbanyak pendidikan vokasi
- Perbanyak wirausaha
Referensi:
http://hdr.undp.org/en/content/human-development-index-hdi
http://worldpopulationreview.com/countries/hdi-by-country/
https://www.bps.go.id/galeri
https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL?locations=ID&name_desc=false
http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2018/