Jadi ceritanya akhir bulan April 2015 kemarin mendapat beberapa kejutan yang tidak dapat disangka-sangka. Saya teringat akan nasihat mamak di rumah kala itu.
“Le, sinau sing sregep, ngibadah sing ajeg, lan donga kang kerep.” Dalam bahasa Indonesia seperti ini “Nak, belajarlah yang rajin, ibadah yang konsisten, dan berdoa yang sering”. Lagi-lagi saya belajar dari sosok mamak yang rendah hati, penuh kasih sayang, perhatian kepada anak-anaknya, gemar memberi, semangat dalam hidup, dan tegar dalam mencari rezeki.

Tiap malam teriring doa dari beliau melalui tahajud sebelum Subuh. Kadang-kadang saya merasa malu karena masih tertidur. Tidak seharusnya saya demikian. Biasanya bapak juga bangun pagi-pagi. Beliau berdua mulai menata dagangan sebelum saya bangun.
Hari Selasa, 28 April 2015 saya mendapatkan sebuah email dari Kantor Internasional UGM tentang pengumuman lomba esai bahasa Inggris. Alhamdulillah…hasil sepadan dengan usaha dan doa yang selama ini dipanjatkan. Tetapi saat itu saya belum memberi kabar ke mamak. Saya akan hanya mengatakan, “Mak, besok Kamis akan ada surprise untuk mamak.”
Kamis, 30 April 2015 hari yang ditunggu-tunggu tiba. Saya secara resmi diundang oleh UGM untuk hadir di Asia-Africa Forum 2015 di Balai Senat UGM (gratis). Acara itu menghadirkan orang-orang besar baik dari dalam dan luar negeri. Tiba-tiba ketika sesi istirahat ada sms dari panitia agar saya mengambil hadiah. Alhamdulillah, hadiahnya sertifikat dan sejumlah uang pembinaan yang lumayan banget bagi saya. Saya pun berkesempatan bertemu dengan Pak I Made Andi Arsana, kepala Kantor Internasional UGM yang juga inspirator para mahasiswa Indonesia. Akhirnya…

Sorenya sebelum pulang, saya sholat Maghrib di Maskam UGM sembari merefleksikan diri. Masih ingat betul mimpi besar saat SMA dulu agar diterima di UGM, tetapi Allah menghendaki saya di UNY. Setelah Maghrib, saya menuju Balai Raos di Kraton Yogyakarta untuk menghadiri Gala Dinner (gratis) yang bagi saya sangat mewah (maklum orang ndeso).
Sekali lagi hanya bisa terus bersyukur…alhamdulillah.
Sebelum pulang, saya buka email dan….terkejut karena…

Alhamdulillah….ini adalah anugerah dari Allah. Saya terpilih menjadi salah satu peserta YLI Wave 7. Setiap peserta mendapatkan beasiswa 1.500 USD.
Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
Sepulang dari makan malam itu, saya langsung memebri tahu mamak dengan dua hadiah hari itu. Juara 2 Esai Nasional di UGM dan terpilih sebagai peserta YLI setelah melalui seleksi super ketat.

Sabtu, 2 Mei 2015 menjadi kesempatan ke-3 kalinya saya meraih penghargaan Prestasi Mahasiswa…
Mamak, anakmu ini selalu berusaha membuatmu tersenyum. Mamaklah sang juara sejati. Mamaklah yang selalu berdoa kepada Allah agar Janu dan Isti menjadi anak sholeh-sholehah. Mamaklah sang juara sejati. Semoga Allah senantiasa mencintaimu Mak, membalas setiap kebaikanmu. Janu akan terus berjuang agar kelak kita bisa berangkat ke tanah suci, dengan bapak dan adek.
Janu telah berusaha, di tengah kesibukan di kampus maupun di kampung insyaAllah masih bisa membawa piala di rumah. Janu tidak akan malu jika ditanya, “Pekerjaan orangtuamu apa Jan?” Janu akan dengan tegas menjawab, “Mamak dan bapakku adalah pahlawan, setiap hari berdagang sayur di pasar.” Yang penting halal dan barokah dan kita merasa cukup. Allah sudah terlalu baik memberikan rezeki-Nya.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Bersyukur dan terus bersyukur memiliki mamak, sang juara sejati kami.
Yogyakarta, 2 Mei 2015
Janu Muhammad yang punya mimpi menjadi ilmuwan, dosen, dan studi di Belanda.