Alhamdulillah, segala puji syukur
kepada Allah, Rabb semesta alam
Sekitar bulan Desember 2014
setelah dari Australia, saya mengetahui ada informasi kegiatan ASEAN University
Youth Summit di Malaysia. Saat itu, saya memberitahu mas Firman dan juga mas
Luthfy (UNAIR) yang juga sohib saya di Sanlatnas 2009. Siapa tahu kami bertiga
dapat bertemu langsung di Malaysia. Selama ini kami baru bertemu di dunia maya,
ingin rasanya mengucap salam secara langsung kepada mereka. Ternyata, mas
Luthfy pada akhir Januari 2015 sudah ada kegiatan KKN, mas Firman ternyata juga
ada acara training.
kepada Allah, Rabb semesta alam
Malam mini entah mengapa saya
belum bisa tidur. Jam sudah menunjukkan Pkl 12.17 menuju dini hari. Rasa-rasanya
waktu begitu cepat, baru juga tanggal 30 Januari 2015 kemarin bertemu dengan
seorang saudara lama yang sekitar 6 tahun terpisah jarak. Rasanya baru kemarin
kami bertemu kembali di Kuala Lumpur. Ya Rabb, mengapa kini saya sudah rindu
dia kembali. Apakah ini yang namanya jalinan ukhuwah sesama saudara muslim ? Ada
sebuah ikatan persaudaraan yang akhirnya merasuk ke dalam hati.
belum bisa tidur. Jam sudah menunjukkan Pkl 12.17 menuju dini hari. Rasa-rasanya
waktu begitu cepat, baru juga tanggal 30 Januari 2015 kemarin bertemu dengan
seorang saudara lama yang sekitar 6 tahun terpisah jarak. Rasanya baru kemarin
kami bertemu kembali di Kuala Lumpur. Ya Rabb, mengapa kini saya sudah rindu
dia kembali. Apakah ini yang namanya jalinan ukhuwah sesama saudara muslim ? Ada
sebuah ikatan persaudaraan yang akhirnya merasuk ke dalam hati.
Maaf kalau tulisan di bawah ini lebih mengarah ke sharing, memang saya orangnya introvert-melankolis 🙂
Sembari mendengarkan “No One
Knows But Me” by Raef. Baiklah, saya akan bercerita tentang sebuah pertemuan
kemarin. Meskipun hanya tiga hari, bagi saya adalah sebuah nikmat berharga dari
Allah. Saudara saya ini bernama Firmansyah Shidiq Wardhana. Secara historis
kami pernah bertemu saat mengikuti kegiatan Pesantren Kilat Nasional pada
tanggal 10-13 September 2009 di MAN 3 Malang. Saya tidak begitu ingat detail
acaranya, pada intinya pesantren ini khusus untuk siswa-siswa dari SMA bertaraf
internasional se-Indonesia. Saking banyaknya peserta, saya pun tidak begitu
hafal nama-namanya. Saat itu, saya adalah salah satu delegasi SMA N 2
Yogyakarta. Saya pun tidak begitu kenal siapa itu Firmansyah. Barangkali saya
memang dulu lebih banyak diam untuk mendengarkan materi. Yang saya ingat nama koordinator
alumni Sanlatnas 2009 ialah Raja Fuady.
Knows But Me” by Raef. Baiklah, saya akan bercerita tentang sebuah pertemuan
kemarin. Meskipun hanya tiga hari, bagi saya adalah sebuah nikmat berharga dari
Allah. Saudara saya ini bernama Firmansyah Shidiq Wardhana. Secara historis
kami pernah bertemu saat mengikuti kegiatan Pesantren Kilat Nasional pada
tanggal 10-13 September 2009 di MAN 3 Malang. Saya tidak begitu ingat detail
acaranya, pada intinya pesantren ini khusus untuk siswa-siswa dari SMA bertaraf
internasional se-Indonesia. Saking banyaknya peserta, saya pun tidak begitu
hafal nama-namanya. Saat itu, saya adalah salah satu delegasi SMA N 2
Yogyakarta. Saya pun tidak begitu kenal siapa itu Firmansyah. Barangkali saya
memang dulu lebih banyak diam untuk mendengarkan materi. Yang saya ingat nama koordinator
alumni Sanlatnas 2009 ialah Raja Fuady.
Sebelum pulang, kami menginisiasi
sebuah grup facebook agar komunikasi alumni terjaga. Alhamdulillah, dengan
media facebook akhirnya saya dapat mengenal lebih dekat teman-teman Sanlatnas.
Saya pun ternyata berteman dengan mas Firman. Sekian lama tidak saling kontak,
akhirnya sekitar tanggal 10 September 2013 kami baru sadar kalau sama-sama
alumni Sanlatnas, masyaAllah… :’( Hari itu kami seperti ada sebuah pertautan
saudara di hati, sewaktu saya mau ngechat facebook, mas Firman ternyata nge
chat duluan, Ya Allah… Sejak saat itu pun kami mulai sering komunikasi via
facebook…
sebuah grup facebook agar komunikasi alumni terjaga. Alhamdulillah, dengan
media facebook akhirnya saya dapat mengenal lebih dekat teman-teman Sanlatnas.
Saya pun ternyata berteman dengan mas Firman. Sekian lama tidak saling kontak,
akhirnya sekitar tanggal 10 September 2013 kami baru sadar kalau sama-sama
alumni Sanlatnas, masyaAllah… :’( Hari itu kami seperti ada sebuah pertautan
saudara di hati, sewaktu saya mau ngechat facebook, mas Firman ternyata nge
chat duluan, Ya Allah… Sejak saat itu pun kami mulai sering komunikasi via
facebook…
Kami sama-sama sibuk kuliah dan
organisasi. Mas Firman adalah Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di University
of Malaya, sekaligus President of University Malaya International Students
Association (UMISA). Dia juga sering mengikuti kegiatan di luar negeri ataupun
training mewakili UM. Begitu pula dengan saya yang sejak saat itu konsen di
UKMF Penelitian SCREEN. Menjadi kepala bidang serta tahun 2014 menjadi ketua
benar-benar membutuhkan effort lebih. Komunikasi kami akhirnya mulai tidak
intens, tetapi sesekali kami selalu tanya kabar. Sampai akhirnya sekitar
pertengahan 2014 ketika saya akan berangkat ke Australia pada bulan November,
saya coba menghubungi mas Firman. Kebetulan pesawat saya transit di Kuala
Lumpur. Sulit sekali membuat janji yang fix karena padatnya agenda dia sebagai
president UMISA dan PPI-UM. Bulan November pun datang, saya berusaha agar dapat
bertemu mas Firman di airport. Tetapi, belum rezekinya untuk bertemu. Allah
belum menghendaki kami untuk berjumpa. Ya, sedih sekali, seperti ditinggal
pergi saudara saja. Iya, gimana tidak sedih, kami sangat menantikan perjumpaan
itu. Kami sama-sama berdoa yang terbaik, kami yakin Allah akan mempertemukan
pada waktu yang tepat.
organisasi. Mas Firman adalah Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di University
of Malaya, sekaligus President of University Malaya International Students
Association (UMISA). Dia juga sering mengikuti kegiatan di luar negeri ataupun
training mewakili UM. Begitu pula dengan saya yang sejak saat itu konsen di
UKMF Penelitian SCREEN. Menjadi kepala bidang serta tahun 2014 menjadi ketua
benar-benar membutuhkan effort lebih. Komunikasi kami akhirnya mulai tidak
intens, tetapi sesekali kami selalu tanya kabar. Sampai akhirnya sekitar
pertengahan 2014 ketika saya akan berangkat ke Australia pada bulan November,
saya coba menghubungi mas Firman. Kebetulan pesawat saya transit di Kuala
Lumpur. Sulit sekali membuat janji yang fix karena padatnya agenda dia sebagai
president UMISA dan PPI-UM. Bulan November pun datang, saya berusaha agar dapat
bertemu mas Firman di airport. Tetapi, belum rezekinya untuk bertemu. Allah
belum menghendaki kami untuk berjumpa. Ya, sedih sekali, seperti ditinggal
pergi saudara saja. Iya, gimana tidak sedih, kami sangat menantikan perjumpaan
itu. Kami sama-sama berdoa yang terbaik, kami yakin Allah akan mempertemukan
pada waktu yang tepat.
Sekitar bulan Desember 2014
setelah dari Australia, saya mengetahui ada informasi kegiatan ASEAN University
Youth Summit di Malaysia. Saat itu, saya memberitahu mas Firman dan juga mas
Luthfy (UNAIR) yang juga sohib saya di Sanlatnas 2009. Siapa tahu kami bertiga
dapat bertemu langsung di Malaysia. Selama ini kami baru bertemu di dunia maya,
ingin rasanya mengucap salam secara langsung kepada mereka. Ternyata, mas
Luthfy pada akhir Januari 2015 sudah ada kegiatan KKN, mas Firman ternyata juga
ada acara training.
Pertolongan Allah pun datang,
saya yakin ini adalah kesempatan terbaik untuk bertemu saudaraku Firmansyah.
Saya kemudian melengkapi syarat AUYS yang akan dilaksanakan di Kedah, 26-29
Januari 2014 di Universiti Utara Malaysia. Alhamdulillah, akhirnya saya putuskan
pulang ke Indonesia tanggal 1 Februari 2015 agar dapat bertemu mas Firman. Segala puji bagi Allah, dia
akhirnya free tanggal 30 Januari-1 Februari 2015. Rasanya seperti mendapat
hadiah berharga, saya begitu bersyukur dan bahagia atas kabar itu. Ingin
rasanya bertemu dia yang menjadi inspirator saya. Iya, mas Firman masuk ke
dalam list inspirator yang akan saya temui tahin 2015.
saya yakin ini adalah kesempatan terbaik untuk bertemu saudaraku Firmansyah.
Saya kemudian melengkapi syarat AUYS yang akan dilaksanakan di Kedah, 26-29
Januari 2014 di Universiti Utara Malaysia. Alhamdulillah, akhirnya saya putuskan
pulang ke Indonesia tanggal 1 Februari 2015 agar dapat bertemu mas Firman. Segala puji bagi Allah, dia
akhirnya free tanggal 30 Januari-1 Februari 2015. Rasanya seperti mendapat
hadiah berharga, saya begitu bersyukur dan bahagia atas kabar itu. Ingin
rasanya bertemu dia yang menjadi inspirator saya. Iya, mas Firman masuk ke
dalam list inspirator yang akan saya temui tahin 2015.
Hari bahagiapun datang, setelah
berkomunikasi via whatsapp akhirnya Jumat 30 Januari 2015 sekitar Pkl 07.45
kami bertemu di dekat LRT Universiti. Sebuah ucapan salam dan pelukan
persaudaraan akhirnya mengobati rasa rindu yang telah memuncak. Hari itu saya
merasakan sense seorang saudara baru. Ada sebuah ikatan dari hati terdalam yang
membuat kami saling percaya bahwa pertemuan ini adalah yang terbaik dari Allah.
Terimakasih Ya Rabb…
berkomunikasi via whatsapp akhirnya Jumat 30 Januari 2015 sekitar Pkl 07.45
kami bertemu di dekat LRT Universiti. Sebuah ucapan salam dan pelukan
persaudaraan akhirnya mengobati rasa rindu yang telah memuncak. Hari itu saya
merasakan sense seorang saudara baru. Ada sebuah ikatan dari hati terdalam yang
membuat kami saling percaya bahwa pertemuan ini adalah yang terbaik dari Allah.
Terimakasih Ya Rabb…
Saya pun diajak ke asramanya di
kompleks UM. Sapaan hangat, senyum keikhlasan, dan logat Jawa-Malaysia yang
menjadi satu mengawali perbincangan kami. Satu sama lain menanyakan kabar
keluarga dan aktivitas saat ini. Yah, bersyukur rasanya bisa bertemu orang
sehebat mas Firman. Di tengah kesibukannya masih membukakan pintu untuk saya
ini. Sederhana, baik, murah senyum, amanah, cerdas, dan tentunya sholeh,
karakter yang melekat dalam diri mas Firman. Dia adalah pemuda sholeh dan
cerdas, menjadi inspirasi tersendiri bagi saya. Dia adalah orang yang cinta
kebersihan, terlihat suasana kamar yang sangat rapi. Dia adalah orang yang
humble, penuh semangat untuk orang-orang di sekitarnya.
kompleks UM. Sapaan hangat, senyum keikhlasan, dan logat Jawa-Malaysia yang
menjadi satu mengawali perbincangan kami. Satu sama lain menanyakan kabar
keluarga dan aktivitas saat ini. Yah, bersyukur rasanya bisa bertemu orang
sehebat mas Firman. Di tengah kesibukannya masih membukakan pintu untuk saya
ini. Sederhana, baik, murah senyum, amanah, cerdas, dan tentunya sholeh,
karakter yang melekat dalam diri mas Firman. Dia adalah pemuda sholeh dan
cerdas, menjadi inspirasi tersendiri bagi saya. Dia adalah orang yang cinta
kebersihan, terlihat suasana kamar yang sangat rapi. Dia adalah orang yang
humble, penuh semangat untuk orang-orang di sekitarnya.
Hari itu pun saya diajak mas
Firman keliling Kuala Lumpur, benar-benar nikmat Allah bertemu dia dan belajar
darinya. Hari Sabtu pun saya diajak ke Melaka, cukup lama perjalanannya, Alhamdulillah
sangat berkesan sekali. Itu semua berkat keikhlasan dari saudaraku ini. Berkat
Allah juga yang akhirnya menjalin hati kami untuk saling menyemangati dan
mendoakan.
Firman keliling Kuala Lumpur, benar-benar nikmat Allah bertemu dia dan belajar
darinya. Hari Sabtu pun saya diajak ke Melaka, cukup lama perjalanannya, Alhamdulillah
sangat berkesan sekali. Itu semua berkat keikhlasan dari saudaraku ini. Berkat
Allah juga yang akhirnya menjalin hati kami untuk saling menyemangati dan
mendoakan.
Bertemu kembali dengan dia,
menjadi sebuah bukti bahwa sebuah doa yang selama ini kami panjatkan akhirnya
dikabulkan oleh Allah. Dulu saya sempat putus harapan karena jarak yang terlalu
jauh untuk bertemu, tetapi ternyata ketika Allah berkehendak, maka semuanya
bisa terjadi. Semoga ukhuwah kami tetap terjalin sampai akhir hayat. Kalau
nanti sama-sama sudah menikah bisa tetap bersilaturahmi. Sukses selalu cak Firman ! Semoga kita menjadi
manusia yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitar, syukur-syukur bisa bareng
berkarya untuk Indonesia. Firman untuk urusan bisnis, saya untuk urusan
pendidikan. Iya kan ? hehe,
menjadi sebuah bukti bahwa sebuah doa yang selama ini kami panjatkan akhirnya
dikabulkan oleh Allah. Dulu saya sempat putus harapan karena jarak yang terlalu
jauh untuk bertemu, tetapi ternyata ketika Allah berkehendak, maka semuanya
bisa terjadi. Semoga ukhuwah kami tetap terjalin sampai akhir hayat. Kalau
nanti sama-sama sudah menikah bisa tetap bersilaturahmi. Sukses selalu cak Firman ! Semoga kita menjadi
manusia yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitar, syukur-syukur bisa bareng
berkarya untuk Indonesia. Firman untuk urusan bisnis, saya untuk urusan
pendidikan. Iya kan ? hehe,
Buat mas Firman, sekali lagi saya
mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan selama di KL. Semoga Allah
membalas kebaikan mas, semoga sama-sama mendoakan yang terbaik ya sedulur…
Semoga juga bisa bertemu lagi tahun ini, saya tunggu di Jogjakarta pokoknya… Sudah
tidak kuat lagi melanjutkan tulisan ini, saking terharunya sudah kangen lagi….aku
mencintaimu sebagai saudara karena Allah…
mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan selama di KL. Semoga Allah
membalas kebaikan mas, semoga sama-sama mendoakan yang terbaik ya sedulur…
Semoga juga bisa bertemu lagi tahun ini, saya tunggu di Jogjakarta pokoknya… Sudah
tidak kuat lagi melanjutkan tulisan ini, saking terharunya sudah kangen lagi….aku
mencintaimu sebagai saudara karena Allah…
Salam ukhuwah, salam persaudaraan
karena Allah 🙂
karena Allah 🙂
“Merasa kehilangan itu memang akan terjadi pada orang yang sudah merasa memiliki. Memang itulah sebetulnya hakikat memiliki, apalagi dibumbui dengan rasa cinta dan pelengkap kasih sayang. Maka aromanya akan tercium sebagai rindu di setiap waktu.” (Quote_Yan Restu Freski)
Best brother forever insyaAllah… |
Yogyakarta, 1 Februari 2015
Saudaramu,
Janu